Home / Urban / Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Chapter 11 - Chapter 20

550 Chapters

11 Ngepel di Ruangan Vania

Setelah makan bersama di dapur kantin, Davin agak kecewa karena harus terpisah lagi dengan Vania. saat Vania mengangkat tangan kepada Davin, tiba-tiba, Bram mencoleknya."Kamu harus bergerak cepat, Vin," kata Bram sambil bersama Davin, memperhatikan Vania sampai Vania tidak kelihatan lagi dari pandangan mereka."Maksud kamu?" tanya Davin."Ajak dia jalan, bawa ke restoran, belikan boneka, belikan bunga, belikan pulsa.""Pulsa? Buat apa?" tanya Davin tidak mengerti, kalau belikan boneka dan bunga, mungkin dia setuju, tapi pulsa?"Kalau yang itu, buat gue, Vin. ehehehe.""Maunya? Huh... tapi, mungkin loe ada benarnya," kata Davin sambil manggut-manggut."Soal beliin pulsa, kan? Wah, makasih, Vin. Loe ngarti aja kalau gue lagi bokek," kata Bram sambil memanjatkan doa dan syukur."Eh, bukan. Maksud gue, soal ngajak jalan Vania. itu! Bukan yang lain," kata Davin sambil tertawa dalam hati. Dia tahu, Bram memang suka slebor dan tidak perhitungan, sehingga banyak kali, gajinya sudah habis seb
Read more

12 Tantangan

Vania menatap prihatin ke arah Davin yang sedang membersihkan ruangannya, di saat bersamaan, Vania lihat, teman-temannya seperti agak risih melihat apa yang sedang dikerjakan Davin itu. Bahkan, Lenny mulai mengelus-elus punggung Vania, sebagai tanda dukungannya kepada Vania, karena Lenny pikir, saat ini, Vania sedang dipermalukan dengan keadaan Davin yang bekerja di ruangannya saat ini.Beberapa rekan kerja Vania, mulai menatap Vania dengan pandangan prihatin, mereka tidak tahu, apa yang bergolak di dada Vania saat ini, mereka pikir, Vania adalah tipe cewek perasa atau pemalu yang akan malu dengan keadaan saat ini, mereka pikir, Vania akan gengsi, dengan keadaan Davin yang sedang membersihkan ruangannya, karena menurut pikiran banyak orang, kedudukan Vania sebagai seorang arsitek yang memiliki masa depan cerah itu, tidak sebanding dengan Davin yang hanya seorang Cleaning Service itu.Padahal yang sebenarnya itu, Vania sama sekali tidak malu dengan masuknya Davin ke ruangannya ini, kar
Read more

13 Rasa Bersalah

Setelah berkata seperti itu, Alex langsung pergi, tinggallah Vania yang wajahnya menjadi pucat saat mendengar kata-kata Alex tadi."Maafkan aku Davin, nampaknya, aku telah mencelakakan kamu. ternyata lawanmu itu, seorang petarung, ugh.... maafkan aku," kata Vania sambil memegang tangan Davin.Saat ini, Vania sangat khawatir dengan keselamatan Davin, apalagi, dirinyalah yang telah membuat Davin terlibat dalam pertarungan itu.Davin tidak berkata apa-apa, dia hanya memandangi wajah cemas Vania, karena dalam kecemasan Vania saat ini, wajahnya malah semakin cantik jelita di mata Davin."Awh... Van... Vania, kamu harus melihat ini," kata Rani terdengar panik. Vania pun langsung meninggalkan Davin dan berjalan mendekati Rani."Ada apa sih?" tanya Vania."Tadi kan, aku kepo, setelah mendengar kata-kata Alex tadi. Aku pikir, itu cuma bualan Alex saja. Terus, aku langsung searching tentang Ardy di Google, dan ternyata, Ardy itu, memang juara tinju kelas menengah saat di Harvard. Dia berhasil
Read more

14 Menjelang Pertarungan

"Bukan urusanku!" kata Vania tegas."Iya, Van. Itu memang betul. Dia memang cuma sedang mencari jam tangannya yang jatuh di bawah meja, saat dia datang menyerahkan laporannya. I swear," kata Ardy sambil mengangkat telunjuk dan jari tengahnya ke atas."Tadi kamu bilang dompet, sekarang jam tangan, yang benar yang mana?" tanya Vania sambil tertawa-tawa, sementara Rani dan Lenny, juga ikut tertawa tapi karena takut sama Ardy, mereka memilih untuk menahan mulut mereka dengan tangan."Eh...oh... yang benar dia sedang mencari dompet dan jam tangannya, dua-duanya jatuh. gitu ceritanya. I swear," kata Ardy gelagapan."Sudahlah. gak perlu capek-capek jelasin itu. Aku gak peduli kok, kalian boleh berbuat sesuka hati kalian. Oke.""Gak gitulah, Van. Aku tetap harus jelasin soal tadi, karena memang tidak seperti terlihat, gitu loh, Van," kata Ardy masih ngotot."Ya udah. Aku datang untuk meminta sesuatu padamu, bisa gak?" tanya Vania."Apa itu, beb. Demi kamu, apapun akan kulakukan. Katakan saja
Read more

15 Pertarungan Tak Seimbang

Davin terpaksa maju ke tengah arena. para penonton secara serentak membuat lingkaran untuk memberi keleluasaan kepada Davin dan Ardy untuk bertarung. Para wanita terus bersorak meneriakkan nama Ardy, sementara para lelaki, mulai menaruh uang taruhan ke tangan Lukman, orang yang dipercayakan untuk memegang taruhan untuk pertarungan antara Davin dan Ardy ini.Davin terdiam di tengah arena. Tangannya, tidak bergaya seperti petinju seperti layaknya Ardy. Tangan Davin masih kaku dibiarkan ke bawah, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang sedang memasuki pertarungan, padahal, Ardy sendiri sejak tadi sudah bergaya bak seorang petinju, dengan kedua tangan di depan dada, dengan tangan kanan di depan, tanda kalau dia memiliki kekuatan dan pukulan mematikan yang dia simpan di tangan kirinya.Vania sudah memejamkan matanya sejak Davin didorong Alex tadi. Di depan Vania, ada Billy dan Lita, mereka sengaja diposisi itu, karena bermaksud menahan tubuh Vania, kalau Vania berusaha mencampuri jal
Read more

16 Perguruan Tapak Emas

"Sudah, Van. jangan masuk sana, nanti kamu kena kayu, bahaya, Van," bisik Rani di telinga Vania."Tapi ini sudah bahaya, Ran. kalau dibiarkan, mereka bisa membunuh Davin. lihat aja mata mereka, penuh nafsu membunuh. ugh...kita harus melapor ke polisi, Ran," kata Vania panik.Rani tidak menanggapi kata-kata Vania itu, mata Rani, masih mengawasi jalannya pertarungan yang sudah semakin berbahaya ituDavin masih berada di tengah arena, tangan kirinya terbuka, ke depan dadanya, sementara tangan kanannya dia kepalkan. dia menunggu dengan tenang, dia tidak terlihat takut, walau tiga musuhnya sudah memegang kayu di tangan mereka masing-masing. Davin masih menunggu, sementara itu, Alex dan Billy, sudah menyebar dan berjalan ke belakang Davin. hingga sekarang ini, posisi nya, adalah Ardy di depan Davin dengan Alex dan Billy, siap menerjang dari posisi di belakang Davin. Davin mulai mengira-ngira, apa yang akan terjadi selanjutnya, yang jelas, dia sudah sangat siap. Ardy berteriak dan mulai be
Read more

17 Pewaris Mengungkapkan Identitasnya

Hari ini, keadaan di PT. Agung Pratama, tidak seperti biasanya, karena, sejak jam kantor dimulai, para karyawan langsung diarahkan untuk masuk ke ruang rapat. acara seperti ini, biasanya jarang dilakukan, ataupun kalau memang dilakukan, maka, biasanya, ada pengumuman dari jauh hari, tapi, entah kenapa, tanpa ada pengumuman apapun sebelumnya, mayoritas karyawan, sudah diarahkan ke ruangan rapat."Ada apa sih?" tanya Vania heran. sesaat setelah dia duduk di ruang rapat yang kursinya diatur berjejeran itu, kepada Rani yang duduk di sebelah kiri nya. sementara Lenny sendiri yang matanya lagi sibuk mencari-cari Bram, duduk di sebelah kanan dari Vania."Menurut kabar, ada seorang pewaris perusahaan yang akan mengungkapkan identitas nya. itu aja yang aku dengar," jawab Rani."Pewaris yang mana sih maksudnya?" tanya Vania heran."Aku juga gak tau. aku cuma dapat bocoran dari Tuti, si tukang gosip, dia juga belum tahu jelasnya, gimana, gitu.""Oh woke," kata Vania."Eh, itu Pak Philip Collins
Read more

18 Lamaran

Karena itu, diumumkan nya Ardy sebagai CEO baru, tidak terlalu membuat Vania terkejut. saat ini, saat orang-orang bertepuk tangan ke arah Ardy, untuk mencari muka kepada CEO baru itu, Vania tidak bertepuk tangan, dia malah mencibir kejadian di depan sana, dia menganggap kalau semua itu, cuma settingan yang tidak lucu."Waw.... ternyata Ardy pemilik perusahaan ini. sekarang, bagaimana perasaan mu?" tanya Rani dari samping Vania."Aku mau pindah aja dari sini. secepatnya lebih baik," jawab Vania."Kok gitu? karier mu kan lagi bagus disini, kamu baru dapat kesempatan untuk mengerjakan desain sebuah gedung mewah yang akan segera dibuat, kalau kamu pergi, kamu harus mulai lagi dari bawah, mungkin bahkan harus mulai dengan merancang sebuah ruko kecil. kan sayang.""Lebih baik gitu, daripada Ardy jadi CEO, aku yakin, hidup ku bakal sengsara, mungkin, dia bakal menganggu aku mulu. gak tahanlah kalau kayak gitu terus," keluh Vania sambil manyun."Bisa saja kan, setelah dia jadi CEO, dia bakal
Read more

19 Ajakan Kencan

Ardy yang tadi berlutut di depan, kini berdiri dan mulai berjalan mendekati tempat Vania duduk. Saat melihat kedatangan Ardy ini, bukannya suka, Vania malah merasa jijik, dia kemudian menggeser duduknya ke samping, berusaha mengambil tempat duduk nya Rani. Tapi, tentu saja Rani tidak mau, hingga akhirnya, tangan keduanya saling tolak menolak.Ardy terus berjalan di dekat Vania, hingga akhirnya, dia telah benar-benar berada di dekat tempat Vania duduk. Sesudah itu, dia kembali berlutut di depan Vania.Sebenarnya, sejak tadi, Vania ingin menolak Ardy. Tapi, mengingat Ardy adalah CEO baru, bos besar yang baru, maka, Vania merasa tidak enak untuk menolak, karena, kalau dia menolak, pastilah akan membuat Ardy sangat malu, karena, walaupun Vania tidak suka pada Ardy, tapi, Vania merasa harus menghormati Ardy sebagai CEO di kantor nya ini."Vania....maukah kamu memaafkan aku dan menerima aku sebagai calon suami mu? Aku berjanji, aku tidak akan lagi selingkuh darimu. Aku berjanji, segenap ha
Read more

20 Menjemput Vania

Malam ini, Davin sudah bersiap-siap untuk acara kencan nya dengan Vania. Dari teropong yang dipakainya, dia juga sudah melihat kalau Vania yang rumahnya, berada di depan rumahnya itu, juga tengah bersiap-siap untuk acara kencan bersama nya. Tapi, Davin malah mengirim Chat WA kepada Vania, seolah-olah menanyakan alamat rumah Vania, padahal, Davin sudah tahu alamat rumah Vania, bahkan, sudah jadi tetangga Vania sejak beberapa waktu yang lalu.Selama tinggal di depan rumah Vania, Davin memang tidak pernah menunjukkan dirinya di depan rumahnya, dia selalu berdiam di dalam rumahnya, sambil mengawasi Vania dari kejauhan dengan teropong canggih miliknya. Tapi, tentu saja, Davin seorang yang sopan, kalau Davin lihat Vania atau anggota keluarganya yang lain sedang berpakaian minim, Davin memilih untuk tidak meneruskan kegiatannya meneropong Vania dan keluarganya itu.Selama tinggal di depan rumah nya Vania ini, Davin juga selalu keluar masuk dengan mobil Avanza nya yang ber kaca film gelap, se
Read more
PREV
123456
...
55
DMCA.com Protection Status