Home / Urban / Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Chapter 21 - Chapter 30

550 Chapters

21 Kencan Pertama

Davin membawa Vania di sebuah restoran sederhana. bukan merupakan restoran mewah tapi juga, bukan merupakan restoran yang jelek. setidaknya, tempat nya bukan di tenda pinggir jalan dan tempat nya cukup asri dan bersih. restoran ini, termasuk dalam kategori menengah. Bahkan dalam hatinya, Vania jadi agak risih untuk makan di restoran ini, mengingat Davin hanya seorang karyawan Cleaning Service yang gajinya cuma sesuai UMR, tapi, tentu saja Vania risih untuk bicara terus terang kepada Davin, akhirnya, Vania cuma bisa berencana untuk diam-diam membayar makanan yang akan dimakan nya bersama Davin di restoran ini.Davin dan Vania pun duduk dan mulai memesan makanan di daftar menu yang tersedia di atas meja. setelah memesan makanan masing-masing, Vania tertarik dengan sebuah terompet ungu yang dipajang di belakang kasir."Kenapa?" tanya Davin sambil ikut memandang ke terompet ungu itu."Aku teringat sebuah film seri komedi yang biasa aku nonton waktu aku masih SMP," jawab Vania sambil mata
Read more

22 Terompet Ungu

"Masak sih? bisa saja kan kamu pilih orang lain kalau aku tidak maju dan memilih mu itu," kata Vania kepada Davin."Itu gak akan mungkin kejadian," tegas Davin."Kok gitu?""Karena, memang tidak akan ada wanita lain yang akan memilih ku, yang cuma seorang Cleaning Service ini," kata Davin sambil tersenyum hambar, seolah-olah, dia adalah pria yang harus dikasihani."Kamu jangan ngomong gitu. aku yakin kok, kalau aku gak maju ke depan, memilih kamu waktu itu, ada wanita lain yang akan memilih kamu. dan kamu jangan pesimis dengan pekerjaan mu, yang penting, kamu kerjakan itu dengan sungguh-sungguh, aku lebih suka kamu dengan pekerjaan mu ini, daripada orang yang kedudukannya tinggi, memiliki orang tua yang kaya raya, tapi, sombong dan hobi menindas orang lain---""Kayak Ardy kan?" potong Davin."Iya. kayak Ardy. aku juga gak suka tukang selingkuh dan pembohong kayak Ardy, pokoknya, semua yang jelek, ada pada Ardy," kata Vania, yang terlihat sangat tidak suka kepada Ardy, cowok yang selal
Read more

23 Dipandang Remeh Calon Mertua

"Tentu saja bisa. karena itulah, sejak pertama masuk ke restoran itu, aku sudah menyukai Terompet ungu ini, tentu saja, selain karena teringat adegan di film how i met your mother itu," jawab Vania sambil memandangi terompet ungu yang sedang dipegang nya ini."Kalau gitu, aku ingin melihat mu memainkan nya," kata Davin antusias, sambil membukakan pintu mobil untuk Vania."Oke. siapa takut. aku sebenarnya pemain dalam orkestra loh.""Hah? benarkah?" takjub Davin."Ya. tapi, aku bukan pemain Terompet, tapi aku pemain biola, tapi, aku juga pernah belajar meniup terompet dan saxaphone.""Aku suka melihat pemain biola.""Kalau gitu, suatu hari, kamu harus melihat konser ku.""Aku pasti datang.""Hihihi....tapi mungkin masih agak lama. team ku lagi vakum soalnya. maklum, amatiran," kata Vania sambil tertawa renyah, hingga membuat Davin yang baru saja hendak mengemudi kan mobilnya, jadi terdiam dan terpana."Kok malah diam sih? jalan dong," kata Vania sambil mengernyitkan keningnya, tapi, wa
Read more

24 Dilarang Bertemu

"Loh... kenapa gitu, ayah. apa Davin membuat ayah marah? apa kata-kata Davin membuat ayah tersinggung?" tanya Vania sambil menatap ayahnya penuh selidik, sementara itu, dia cuma bisa pasrah saat melihat mobil nya Davin sudah pergi dari rumah nya."Gak juga. anaknya ramah kok. gak bikin ayah tersinggung," kata Willy sambil menutup pintu depan rumah nya."Jadi, masalah nya apa, ayah? kenapa ayah tidak mau aku jalan sama dia lagi?" tanya Vania tidak puas."Karena dia tidak pantas untuk mu. pekerjaan nya itu, dia bilang, dia cuma seorang Cleaning Service. iya kan? mana pantas dia jalan sama kamu, kamu tuh lebih pantas sama Direktur Keuangan yang sudah naik jadi CEO itu," tandas Willy sambil mengeraskan wajah nya agar Vania tahu kalau dia sedang bicara serius."Dia memang cuma seorang Cleaning Service. tapi, apa salah nya dengan itu, yang penting kan, dia bukan maling, rampok atau yang semacamnya, dia kan mengerjakan sesuatu yang halal, yah. apa salahnya dengan itu?" bantah Vania."Memang
Read more

25 Mencari Cinta Sejati

Setelah keluar dari rumah nya Vania, Davin sempat putar-putar perumahan, sesudah itu, barulah dia kembali ke rumah nya yang terletak di depan rumahnya Vania itu.Setelah masuk ke halaman, Davin menekan tombol remote nya, sehingga garasi rumah nya terbuka secara otomatis, sesudah itu, Davin pun memasukkan mobilnya, setelah body mobilnya masuk seluruhnya ke dalam garasi, dia pun menekan tombol remote nya lagi, untuk menutup garasi mobil nya, sesudah itu, barulah dia keluar dari mobil nya.Saat ini, Davin telah berada di dalam rumah nya. rumah yang dibelinya sekitar lima bulan yang lalu saat dia mulai menyukai Vania. setelah membeli rumah ini, dia langsung merombak bagian depan rumah ini, dengan kaca berkualitas tinggi yang membuat dia bisa melihat keluar rumah nya tapi, rumahnya tidak bisa dilihat dari luar di saat siang ataupun malam. kaca yang dirancang nya untuk rumah nya ini, bukan kaca riben biasa, tapi kaca khusus, sehingga, walaupun dia sudah menyalakan lampu yang terang di dalam
Read more

26 Kencan di Kota Tua

"Kita mau kemana nih?" tanya Vania kepada Davin. saat ini, keduanya masih berada di atas motor, membelah jalanan ibukota."Bagaimana kalau ke Kota Tua," jawab Davin."Oke," jawab Vania.Sebenarnya, Davin bisa membawa Vania untuk kencan ke tempat yang mewah, bahkan, Davin saat ini juga, Davin bisa membawa Vania naik ke pesawat jet pribadi nya yang masih standby di Jakarta, karena diinstruksikan ibunya, untuk menunggu Davin, kapanpun Davin ingin pulang ke Hongkong. dengan jet pribadi nya itu, Davin bisa membawa Vania ke tempat eksotis seperti Maladewa atau pergi ke Singapura, atau kemana saja yang Davin mau.Tapi, Davin tidak melakukan semua hal mewah itu. Davin memilih untuk kencan seperti orang kebanyakan, Davin memilih untuk membawa Vania kencan di tempat yang harga tiketnya terjangkau untuk profesi nya sebagai seorang Cleaning Service dan itulah yang dilakukan Davin saat ini. Davin membawa Vania menuju ke Kota Tua.Sesampainya di Kota Tua, Davin pun memarkir motornya dan mengajak Va
Read more

27 Sebuah Konspirasi untuk Vania

Davin mengangguk-angguk kan kepala nya. dia senang mengetahui pacar cantik nya ini, memiliki bakat di bidang musik dan juga di bidang lukisan. Davin bahkan mulai membayangkan anak-anak nya bermain musik dan melukis karena bakat yang diturunkan dari ibu mereka, yaitu Vania. karena dari dirinya sendiri, hanya ada bakat bisnis dari keluarga nya."Aku bahkan menyimpan lukisan-lukisan ku di studio kecilku di rumah ku," lanjut Vania lagi."Aku ingin melihatnya, suatu hari nanti," kata Davin antusias."Oke. tapi jangan sekarang ya. sekarang ini, ayahku masih belum menerima mu. berikan dia waktu. oke?""Oke."Sesudah itu, mereka berdua menghabiskan waktu untuk melihat lukisan-lukisan yang ada di sana, tak lupa juga, Vania menjelaskan lukisan-lukisan yang ada disana kepada Davin.Sesudah itu, Davin mengantar Vania, ke rumah Vania. tapi, Davin menurunkan Vania di dua rumah sebelum rumah Vania, agar supaya, tidak dilihat oleh ayahnya Vania. sesudah dari kejauhan, Davin memastikan Vania telah mas
Read more

28 Ancaman Menakutkan

"Tapi, kalau sesuai dengan anjuran ku, seharusnya, gedung itu, tidak bakal ambruk, pak. tapi, kenapa bisa ambruk juga, pak?" tanya Vania dengan air mata berlinang."Aku juga tidak tahu, Vania. yang jelas, kami memang mengikuti rancangan mu dan juga anjuran bahan-bahan yang kamu usulkan," kata Fuadi sambil menghindar dari tatapan mata Vania maupun Rani."Jadi, gimana keadaan disana, pak? benarkah ada korban jiwanya?" tanya Vania sambil menghapus air mata nya."Aku belum jelas soal korban jiwa, yang jelas, sebagian bangunan itu, memang ambruk. kerugian nya....bisa milyaran.""Duh.... huhuhuhuhu... bagaimana ini? kalau aku disuruh mengganti nya, aku tidak tahu bagaimana cara aku mengganti nya, huhuhuhuhu...," Vania menangis di bahu Rani. Vania betul-betul ketakutan dengan ancaman kerugian besar yang harus dia ganti itu. Saat ini, saat melihat kesedihan Vania itu, Fuadi jadi kebingungan. dia merasa tidak enak karena telah terlibat dalam sebuah konspirasi untuk menjebak Vania, tapi, Fuadi
Read more

29 Masalah Besar

"Baik, Pak. aku...aku akan segera kesana," kata Vania akhirnya.Ratno dengan mata mengancam, akhirnya membalikkan tubuhnya, sambil berkata," Cepetan ya! pak CEO sudah menunggu!"Rani memegang tangan Vania untuk memberi nya semangat, sementara Vania, mengambil handphone nya untuk mulai menghidupkan handphone nya, seharian ini, Setelah mendapatkan masalah besar soal ambruknya apartemen yang sedang dikerjakan itu, Vania memang telah mematikan handphone nya. baru sekarang lah dia menyalakan kembali handphone nya."Kamu yang tabah ya?" kata Rani saat melepas kepergian Vania keluar dari ruangan kerja mereka. Rani memang tidak bisa berkata lebih dari itu, karena, sama seperti Vania, Rani juga sudah mulai membayangkan akan apa yang akan menunggu Vania disana, saat Vania masuk ke ruangan nya Ardy. tapi, Rani tidak bisa membantu, dia hanya bisa memberi semangat.Vania pun keluar dari ruangan nya, saat di lorong kantor, dalam perjalanan menuju ke lift kantor, sebuah telpon masuk, saat Vania lih
Read more

30 Kecelakaan yang Diciptakan

"Apa? tapi....apa gak ada jalan lain, pak?" tanya Vania dengan air mata berlinang. dia tidak sanggup membayangkan dirinya, harus hidup dengan orang seperti Ardy, yang suka selingkuh itu dan nampaknya, tidak akan bertobat dari kegemarannya itu. belum lagi, sikap Ardy yang arogan plus sombong lagi angkuh itu," bagaimana jadinya rumah tangga nya, kalau dia harus menikah dengan orang seperti Ardy itu?" tanya Vania dalam hati nya."Jalan lain gimana maksudnya?" tanya Ratno sambil menatap Vania dengan pandangan menusuk."Misalnya....aku akan kerja keras dan setiap bulan, gajiku dipotong untuk ganti kerugian karena kerusakan itu," kata Vania dengan polosnya. tapi, kata-kata Vania itu, langsung ditanggapi dengan ketawa keras oleh Ardy dan Ratno.Ratno bahkan sampai menepuk-nepuk meja sambil menatap wajah Vania. kemudian dia berkata," kamu tahu, kerugian proyek itu aja, udah puluhan miliar. itupun data pasti nya, masih harus kita tunggu beberapa hari ini, belum lagi dengan ganti rugi untuk kel
Read more
PREV
123456
...
55
DMCA.com Protection Status