"Baik, Pak. aku...aku akan segera kesana," kata Vania akhirnya.Ratno dengan mata mengancam, akhirnya membalikkan tubuhnya, sambil berkata," Cepetan ya! pak CEO sudah menunggu!"Rani memegang tangan Vania untuk memberi nya semangat, sementara Vania, mengambil handphone nya untuk mulai menghidupkan handphone nya, seharian ini, Setelah mendapatkan masalah besar soal ambruknya apartemen yang sedang dikerjakan itu, Vania memang telah mematikan handphone nya. baru sekarang lah dia menyalakan kembali handphone nya."Kamu yang tabah ya?" kata Rani saat melepas kepergian Vania keluar dari ruangan kerja mereka. Rani memang tidak bisa berkata lebih dari itu, karena, sama seperti Vania, Rani juga sudah mulai membayangkan akan apa yang akan menunggu Vania disana, saat Vania masuk ke ruangan nya Ardy. tapi, Rani tidak bisa membantu, dia hanya bisa memberi semangat.Vania pun keluar dari ruangan nya, saat di lorong kantor, dalam perjalanan menuju ke lift kantor, sebuah telpon masuk, saat Vania lih
"Apa? tapi....apa gak ada jalan lain, pak?" tanya Vania dengan air mata berlinang. dia tidak sanggup membayangkan dirinya, harus hidup dengan orang seperti Ardy, yang suka selingkuh itu dan nampaknya, tidak akan bertobat dari kegemarannya itu. belum lagi, sikap Ardy yang arogan plus sombong lagi angkuh itu," bagaimana jadinya rumah tangga nya, kalau dia harus menikah dengan orang seperti Ardy itu?" tanya Vania dalam hati nya."Jalan lain gimana maksudnya?" tanya Ratno sambil menatap Vania dengan pandangan menusuk."Misalnya....aku akan kerja keras dan setiap bulan, gajiku dipotong untuk ganti kerugian karena kerusakan itu," kata Vania dengan polosnya. tapi, kata-kata Vania itu, langsung ditanggapi dengan ketawa keras oleh Ardy dan Ratno.Ratno bahkan sampai menepuk-nepuk meja sambil menatap wajah Vania. kemudian dia berkata," kamu tahu, kerugian proyek itu aja, udah puluhan miliar. itupun data pasti nya, masih harus kita tunggu beberapa hari ini, belum lagi dengan ganti rugi untuk kel
"Baik. Tuan Muda. kami akan ikuti petunjuk mu," jawab Peter di ujung telpon."Satu lagi, besok, setelah menyelidiki tempat kecelakaan proyek itu, kamu juga harus menghubungi, orang yang bernama Fuadi itu, beberkan bukti-bukti yang kamu dapat kepadanya, biarkan dia mengetahui kebenaran nya, karena, kalau memang dia terkenal jujur, berarti, dia selama ini, berhasil dibodohi Ardy, sehingga dia membenarkan peristiwa itu," kata Davin sambil duduk."Bagaimana kalau, Fuadi itu, diancam oleh Ardy. misalnya, diancam dipecat Ardy?" tanya Peter di ujung telpon."Kalau begitu, kamu tawarkan dia, pekerjaan baru. jadikan dia CEO di perusahaan kita di Jakarta. ada kan perusahaan kita yang bergerak di bidang pengembang gedung dan apartemen di Jakarta ini?" "Tentu saja, Tuan Muda. di Jakarta ini, ada dua puluh persen perusahaan yang berada langsung di bawah perusahaan milik keluarga Tuan Muda. ada sekitar tiga puluh persen lainnya, perusahaan di Jakarta ini, yang berhutang kepada perusahaan milik kel
Davin dengan motor nya, telah dikepung oleh sekitar empat puluh lima orang di dalam sebuah tempat pembangunan gedung yang sedang terbengkalai.Seorang bertampang bengis tapi bertubuh ceking, mulai berteriak-teriak," MANA YANG TUJUH ORANG ANGGOTA BARU? MAJU HABISI DIA. KALAU KALIAN KALAH, KALIAN DITUNDA JADI ANGGOTA GENK."Setelah teriakannya ini, tujuh orang terlihat maju ke depan. Davin pun segera turun dari motornya, untuk bersiap menghadapi tujuh orang ini. Davin sengaja agak menjauh dari motor nya, untuk dapat keleluasaan.Tujuh orang anggota baru ini, mulai mengepung Davin, di wajah setiap tujuh orang ini, tersirat tatapan mengejek seolah gerombolan serigala yang merasa menang telah berhasil membuat musuhnya terkepung tak berdaya.Di sisi lain, Davin mulai berhitung, dia tahu kalau musuhnya saat ini, ada begitu banyak, karena itu, dia tidak boleh main-main, dia harus melakukan cara menghabisi musuh sebanyak-banyaknya untuk mengamankan diri, karena, bantuan dari Si Tangan belum da
Saat melihat benda itu diputar-putar oleh salah seorang pengeroyok nya, Davin tahu, kalau dia harus memakai strategi lain. yaitu, strategi Aikido.Strategi Aikido ini, pernah digunakan saat menghadapi pengeroyokan Ardy dan dua anak buahnya di kantor beberapa hari sebelum nya. strategi atau gaya Aikido ini, Davin pelajari dari seorang murid di Perguruan Tapak emas yang berasal dari Jepang yang merupakan murid perguruan Aikido di Jepang.Pada prinsipnya, gaya perkelahian Aikido ini, cocok diterapkan saat dikeroyok banyak lawan. karena, kuncinya adalah meminjam kekuatan lawan, dalam hal ini, Davin harus berhasil menangkap salah seorang dari para pengeroyok nya dan menjadikan orang yang berhasil disergap itu, menjadi tameng untuk menghadapi serangan lawan-lawan nya. seperti halnya yang terjadi pada Ardy tempo hari. Davin berhasil menangkap tangan Ardy dan sengaja menariknya ke belakang sehingga kepala dan punggung Ardy, menjadi santapan serangan teman-temannya.Tapi, setelah berpikir ulan
Malam ini, setelah peristiwa pengeroyokan, saat Davin sudah berada di tempat kost baru nya yang sederhana, tiba-tiba, Davin mendapatkan telpon dari Melvin, si Otak."Ada apa, Mel?" tanya Davin."Tuan Muda. aku kan memasang alat pengeras suara, dari rumah ini, ke rumah Vania di depan. nah, aku menemukan suara tangisan Vania dari lantai dua rumah nya, Tuan Muda. apa Tuan Muda ingin mendengar nya?" tanya Melvin si Otak."Ya. kirim rekamannya padaku," kata Davin antusias.Beberapa saat kemudian, Davin dapat rekaman suara menyedihkan. terdengar suara Vania menangis disana, terdengar suara Keluh kesah Vania karena ambruknya bangunan yang dirancangnya itu.Vania juga mengeluh dan tidak mau kalau harus menikahi Ardy untuk membayar hutang-hutangnya itu. dia memilih untuk mati saja daripada membayar dengan cara menikahi Ardy, tapi, Vania kebingungan saat mengingat ancaman Ardy yang akan menuntut nya ke pengadilan kalau dia tidak mau menikahi Ardy.Semua keluhan dan tangisan Vania yang didengar
Sore harinya, tiba-tiba, Fuadi mendatangi Vania di ruangan nya Vania. melihat kedatangan Fuadi ini, hati Vania menjadi kecut. dia langsung menyandarkan kepalanya ke tubuh Rani yang sudah datang memegang bahunya untuk memberi semangat karena Rani tahu, Vania akan segera disidang oleh Ardy.Kedatangan Fuadi ini, berarti, mimpi buruk sudah dimulai bagi Vania, padahal, Vania sudah curhat kepada Rani, kalau dia tetap tidak mau menikahi Ardy untuk menebus kesalahannya itu, tapi, Vania memang merasa tidak berdaya untuk menolak, karena, dia tidak mempunyai uang sebesar itu untuk membayar kerugian yang diakibatkan kecelakaan pembangunan proyek apartemen itu."Vania....kita dipanggil menghadap ke ruang CEO. Pak CEO menunggu kita," kata Fuadi saat sudah berhadapan dengan Vania."Tapi, Pak.... huhuhuhuhu...huhuhuhuhu," Vania menangis sedih karena tidak sanggup menahan kengerian, kalau harus hidup bersama Ardy, pria yang dibencinya itu. "Sudah. tabah kan hatimu dan yakinlah. orang benar pasti ak
"Aku tidak takut, pak. sekalipun aku dipecat, aku tetap mempertahankan integritas ku," kata Fuadi tegas."Kalau gitu, gampang. Fuadi, kamu dipecat plus harus ganti rugi, setengah dari semua kerugian perusahaan ini. jadi, kamu dan Vania yang harus ganti rugi. kalian berdua menggantinya, lima puluh persen seorang," kata Ardy dingin. Ardy yang sedari tadi tidak berkata apa-apa, kini mulai bicara. "Tuh, rasain lu!" kata Ratno kepada Fuadi."Tunggu, pak. aku mau menambahkan," kata Peter sambil mengangkat tangan. "Silahkan," kata Ratno yang yakin kalau Peter, berada di pihak nya dan Ardy."Begini, Pak Ardy. aku setuju dengan hukuman yang diberikan kepada Fuadi ini. dia memang harus menerima hukuman itu. dipecat, dituntut ganti rugi, bahkan dipenjara karena ada korban jiwa, kan, dalam peristiwa itu?" kata Peter untuk semakin menyudutkan Fuadi. kata-kata Peter ini, membuat Fuadi cemas, dia menatap Peter penuh tanya."Bagus. Bapak Peter ini kan, penyidik ketahanan gedung di luar negeri, peng
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol