Laureta pergi ke sebuah toko obat yang ada di mall, lalu membeli beberapa buah alat tes kehamilan. Suatu saat, ia pasti membutuhkannya.Sore itu, Laureta pulang dan terkejut ketika melihat Kian yang sudah ada di rumahnya terlebih dahulu. Di ruang tamu, ia sedang mengobrol seru dengan Adinda berdua.“Laura!” seru Kian. “Akhirnya, kamu pulang. Kamu sudah makan belum, Sayang?”Laureta terkejut melihat sikap Kian yang tiba-tiba perhatian padanya. “A-aku ….”Sebenarnya, Laureta belum makan malam, tapi ia sedang tidak selera. Kian menghampirinya dan merangkulnya dengan sayang.“Kamu belum makan ya? Ayo kita makan sama-sama! Aku sengaja menunggumu pulang supaya kita bisa makan bersama.”Adinda menghampiri mereka. “Sepertinya aku harus pulang. Mataku bisa sakit melihat kemesraan kalian berdua.” Ia terkekeh, lalu mengedipkan matanya pada Laureta.Sungguh, Laureta tidak paham dengan semua ini. Ia merasa jika Kian hanya bersandiwara di depan adiknya. Entah apa tujuannya, tapi yang pasti Laureta
Baca selengkapnya