Kian terkejut bukan main. Ia melepaskan punggung Clara hingga sekretarisnya itu terjatuh ke lantai.“Auuww!” teriak Clara sambil mengernyit, mengusap pinggulnya.“Apa yang baru saja kamu lakukan?!” bentak Kian.Clara susah payah membalikkan badannya, berlutut, lalu berdiri. Ia tampak kesakitan, wajahnya kemerahan, dan matanya berair.“Maaf, Pak,” ucapnya dengan suara tercekat.Kian merasa sepertinya ada yang tidak beres dengan Clara. “Apa kamu baik-baik saja, Clara?”“Punggung saya sakit sekali, Pak,” ucapnya sambil memejamkan mata.Kian mendecak kesal. “Aku harus membawamu ke rumah sakit.”Tanpa banyak bicara lagi, Kian pun menelepon karyawannya dan meminta tolong untuk membantu memapah Clara menuju ke mobil. Kian yang menyetir mobilnya.Tidak jauh dari The Prince terdapat rumah sakit. Salah satu karyawannya, Ardi ikut ke rumah sakit. Ia menolong memapah Clara dan membawanya masuk ke IGD. Clara masih terus meringis, wajahnya menjadi pucat dan dahinya berkeringat.Tak berapa lama kemu
Read more