Share

127. Tanda Tanya Yang Jauh Lebih Besar

Erwin mengangkat alisnya. “Oh ya? Dia memang hebat, tapi dia juga adalah pria yang menyebalkan. Sudahlah, tidak usah membahas lagi tentang Om Kian. Aku ingin mengajakmu untuk jalan-jalan di sekitar sini.”

Erwin mengulurkan tangannya, tapi Laureta ragu-ragu dan tidak berani menerima tangannya.

“Ah ya, aku hampir lupa kalau kamu bukan pacarku lagi.”

Sebagai sikap sopannya, ia melipat tangannya di dada supaya Erwin tidak perlu mengulurkan lagi tangannya.

“Kenapa kamu tidak mengajak Reksi ke sini?” tanya Laureta.

Erwin diam saja, tidak segera menjawab perkataan Laureta. Mereka berjalan berdua dengan santai sambil menikmati udara yang mulai terasa agak sejuk karena di sana terdapat banyak sekali pepohonan.

“Aku tidak tahu apa yang aku lakukan,” ucap Erwin. “Terlalu banyak penyesalan yang aku rasakan.”

Laureta baru menyadari jika seharusnya ia tidak menanyakan tentang Reksi. Perasaannya pada Reksi pasti tidak tulus, ia cukup yakin akan hal itu. Sungguh Reksi yang malang. Andai sahabatnya ad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status