All Chapters of Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi: Chapter 721 - Chapter 730

815 Chapters

Bab 721 Terong Kotor

Bella memiliki sifat yang periang dan sama sekali tidak centil. Setelah diejek Kayla, dia pun menjawab dengan lugas, "Sekarang dia adalah pacarku, tentu saja hanya dia yang terlintas di benakku saat membicarakan soal menikah. Aku adalah orang yang beradab, kamu kira aku seperti pria berengsek yang suka memelihara simpanan?"Kayla tersenyum sambil mengangguk. "Oke, oke, aku tahu kamu setia. Kapan rencananya akan menikah, mari adakan resepsinya bersama-sama?""Kami belum membicarakan soal itu. Kalau kami pacaran selama sepuluh atau delapan tahun lagi, kamu mungkin bisa aja menungguku, tapi Theo pasti akan menghabisiku," kata Bella sambil memotong kue di atas piring. Di bawah penerangan cahaya, kulitnya yang dirawat dengan baik tampak sangat memukau. "Kalian sudah punya akta nikah, kapan adain resepsi? Sekarang semuanya masih belum tahu kalau kalian sudah menikah, orang yang ingin menjadikan wanita sebagai alat untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Oliver masih menyusun rencana. Tadi sa
Read more

Bab 722 Aku yang Menulisnya?

Percakapan di dalam masih berlanjut. Kayla melirik Carlos dengan canggung. Sebagai tokoh yang dibicarakan, Carlos tampak sangat tenang.Mentalnya tidak sekuat Carlos dan dia tidak suka menguping. Jadi, dia berencana untuk pergi. Namun, begitu dia menggerakkan kakinya dan ujung tumit sepatunya baru menyentuh lantai, Carlos menoleh ke arahnya.Kayla tertegun.Tepat ketika dia ingin berbicara, pintu kamar mandi terbuka. Ketiga orang yang mengobrol di dalam kamar mandi keluar dengan riang. Melihat Carlos berdiri di luar pintu, senyuman cerah di wajah mereka pun membeku. Seseorang berkata dengan tergagap-gagap, "Tu ... Tuan Muda Carlos, kok ... kok kamu bisa di sini?"Carlos tersenyum sambil bertanya dengan tenang, "Siapa yang kalian bilang mak lampir?"Ketiganya tertegun.Bagaimana mungkin ada yang berani menjawab pertanyaan ini? Mereka masih ingin hidup.Keheningan melanda, bahkan kebisingan di ruang tamu pun teredam. Di tengah suasana yang mencekam ini, Kayla tidak mungkin bersuara untuk
Read more

Bab 723 Apa Kamu Membenciku

Kayla melihat halaman yang dibuka Theo. Tulisan di halaman tersebut sangat indah dan rapi, berbeda dengan tulisan Theo yang tegas.Dia otomatis teringat akan momen di mana dia berjongkok di antara meja kopi dan sofa untuk menulis seluruh kejadian yang dilupakan Theo. Saat itu, dia baru saja mengetahui penyakit Theo. Dia sangat sedih dan khawatir, bahkan kebahagiaan yang seharusnya muncul saat membaca isi buku harian pun lenyap. Sekarang, meskipun Theo yang berada di sampingnya melupakan masa lalu, dia sangat bahagia.Melihat Kayla menatap buku harian itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Theo panik. Dia pernah melihat tulisan Kayla yang sama persis dengan tulisan-tulisan ini. Namun, keheningan ini melenyapkan sebagian besar keyakinannya."Jangan-jangan ... kamu yang menulisnya?"Kayla tidak ingin menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah terpampang jelas seperti ini. Melalui tulisan tangan, Theo bisa tahu apakah dia yang menulis kata-kata ini.Melihatnya masih enggan untuk menjawab,
Read more

Bab 724 Dasar Benda Kotor

Frank masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi ada yang mencari Kayla. Percakapan yang tidak terlalu menyenangkan ini pun diakhiri oleh keadaan.Setelah dia pergi, staf magang yang datang untuk meminta bimbingan pun berkata dengan nada main-main, "Bu Key, Frank terus mengikutimu dan menawarkan berbagai macam bantuan, jangan-jangan dia menyukaimu?"Semua orang di museum mengetahui latar belakang Frank. Meskipun dia tidak pernah pamer, dia tidak menutup-nutupi. Mengingat dia bukan lulusan jurusan ini dan tidak tampak seperti orang yang menyukai profesi ini, dia tidak perlu memaksakan diri untuk bekerja di sini. Akan tetapi, dia tidak pergi dan memilih untuk bertahan, tentu saja semua orang dapat menebak tujuannya.Kayla memampangkan ekspresi serius sambil menegur pelan, "Jangan asal ngomong. Aku sudah menikah, suamiku sangat sensitif pada hal-hal seperti ini. Kalau sampai dia mendengar gosip ini, dia akan cemburu."Staf magang itu segera tersenyum sambil meminta maaf. "Maaf, Bu Key, aku ku
Read more

Bab 725 Mandul

Theo berkata, "Tadi aku menyediki informasi Frank dan melihat suatu nama yang familier, kurasa ...."Dia mengerutkan keningnya dan berusaha keras untuk mengingat, tetapi tidak menemukan petunjuk apa pun. "Sepertinya aku mengenalnya."Kayla tidak kaget saat mengetahui Theo menyelidiki Frank. Keluarga Budiman cukup terkenal di kalangan politik, wajar kalau kedua keluarga itu menjalin hubungan tertentu. "Siapa?""Giselle, kurasa nama ini agak familier."Kayla tertegun. Dia hendak berseru "siapa kamu bilang", tetapi dia segera mengurungkan niatnya. Dia menatap menu dan mencoba sebisa mungkin untuk mengendalikan ekspresinya. "Setahuku kamu nggak kenal orang ini. Mungkin kamu merasa familier karena nama ini penasaran."Theo menatap Kayla dengan serius, entah dia percaya atau tidak. "Ya ...."Topik ini berlalu begitu saja, tidak ada yang membicarakannya lagi.Namun, Kayla menjadi agak gugup, dia bahkan tidak fokus makan. Frank mengenal Giselle? Dia tidak percaya bahwa ini hanyalah kebetulan.
Read more

Bab 726 Digigit Anjing

Mendengar ucapan ini, kepercayaan diri Theo meningkat pesat. Dia mengerutkan kening sambil menatap Evi. "Bu, jangan mengadu domba hubunganku dengan Kay. Kita itu suami istri, tentu saja susah senang harus dilewati bersama-sama. Apa pun yang terjadi, kita nggak akan meninggalkan satu sama lain."Evi mendeliknya dengan kesal sambil berkata, "Lihatlah betapa polosnya kamu, untung istrimu Kay, kalau nggak kamu sudah ditipu habis-habisan."Dia mendekati Kayla, lalu mengisyaratkan kekesalannya pada Theo sambil berkata, "Kay, abaikan dia, ayo pilih undangan."Kayla mengusap bagian belakang lehernya. Setelah membenamkan kepala seharian di tempat kerja, kepalanya agak pusing. "Oke."Theo yang melihat pemandangan ini buru-buru mengulurkan tangan untuk memijat Kayla. Tenaganya sangat stabil hingga membuat Kayla merasa sangat nyaman, bahkan rasa pusing di kepala Kayla pun mereda.Evi membuka album foto dengan penuh semangat. "Ini adalah beberapa undangan yang kupilih sebelumnya. Kay, coba lihat ka
Read more

Bab 727 Kehabisan Napas

Setelah disuntik dan keluar dari rumah sakit, Bella menguap sambil berkata, "Kamu naik taksi saja, aku sangat ngantuk, mau pulang tidur."Untung dia mengendarai mobilnya. Kalau tidak, sekarang dia harus kembali bersama Darius.Dia membuka pintu mobil. Tepat ketika dia membungkuk masuk ke dalam mobil, Darius menghentikannya. "Aku baru saja disuntik. Malam-malam begini susah cari taksi, kamu berencana mencampakkanku di sini?"Bella mendeliknya dengan kesal. "Pria dewasa sepertimu takut diperkosa?"Darius terdiam.Darius menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Meskipun Darius tidak bersuara, Bella luluh. Keduanya berdiri diam di tengah jalan. Setelah beberapa saat, dia pun menarik pintu mobil dengan kesal. "Ayo pergi, aku akan mengantarmu. Sial sekali, bisa-bisanya aku memacari kakek moyang sendiri."Meskipun Bella mengucapkan kata-kata terakhir dengan pelan Darius dapat mendengarnya. Darius mengaitkan bibirnya, lalu membuka pintu penumpang dan masuk.Ketika berbalik, Bella tidak s
Read more

Bab 728 Besok Aku akan Mengantarmu Pergi

Melihat Bella kebingungan, sepertinya Bella memang tidak memahami maksudnya. Darius menghela napas tak berdaya, lalu menariknya ke atas.Saat ini masih musim hujan, tetapi tangan Darius malah sangat panas. Tangan Bella yang dingin seolah-olah tercebur ke wadah air panas. Saking nyamannya, dia mengulurkan tangannya yang lain dan bahkan mengisyaratkan Darius untuk menggenggamnya.Melihat Bella ingin memanfaatkannya, sudut bibirnya otomatis terangkat. Dia meraih tangan yang diulurkan Bella, tetapi saat dia menyentuh tangan dingin Bella, dia langsung mengerutkan kening. "Kenapa sedingin ini?"Pada musim hujan, kaki dan tangan sebagian besar wanita akan menjadi sangat dingin. Bella merasa ini adalah hal yang umum. "Kak, sekarang musim hujan."Namun, Darius malah menanggapi hal ini dengan serius. "Aku kenal seorang dokter tradisional yang terkenal. Luangkan waktu, aku akan membawamu pergi menemuinya.""Nggak usah."Obat tradisional sangat pahit. Kalau dia diresepkan obat, setidaknya dia perl
Read more

Bab 729 Mengajarkan Hal Buruk

Akhir pekan, Theo membuat janji dengan vendor pernikahan. Dia membawa Kayla pergi menentukan dekorasi tempat pernikahan.Staf menunjukkan beberapa foto dekorasi yang berbeda-beda. "Lihatlah ada yang kalian suka nggak."Melihat taman bunga yang muncul di video, suatu adegan yang familier terlintas di benak Theo. Di suatu tempat yang dihiasi dengan bunga, dia yang mengenakan jas hitam sedang mengangkat sebuah kotak cincin berwarna gelap dan terus mengulangi prosedur lamaran.Dia berlutut dengan kaku. Meskipun dia dapat mengucapkan setiap kata dengan lancar, dia selalu merasa ada yang kurang. Dia terus mengulangi tindakannya, seperti radio rusak.Dia memejamkan mata, sepertinya tempat ini adalah restoran.Theo tidak ingat kapan dirinya pernah melakukan hal seperti ini. Sejak dia hilang ingatan, dia sudah menikah dengan Kayla dan tidak perlu melamar Kayla lagi. Jadi, ini adalah ingatan masa lalunya?"Theo?" Melihat Theo menatap layar dengan bengong, Kayla pun meninggikan suaranya. "Ada apa
Read more

Bab 730 Aku Mau Menjadi Pengiring Pengantin Pria

Nathan sudah tinggal di kamp selama beberapa tahun. Tanpa sadar, dia memperlakukan Kayla seperti prajuritnya. Dia meletakkan tangannya di bahu Kayla sambil berkata, "Dengarkan aku ... ah ...."Tiba-tiba, dia merasakan rasa sakit yang luar biasa dari jari-jarinya. Dia tersentak sejenak, lalu berbalik dengan ekspresi kesakitan. Theo menatapnya dengan dingin sambil menggeser tangannya yang berada di bahu Kayla. "Ngomong baik-baik, jangan pegang-pegang."Nathan tertegun.Kalau Theo tidak menggeser tangannya, dia tidak menyadari hal ini. Lagian di zaman modern seperti sekarang ini, bukankah merangkul bahu hanyalah hal biasa?Namun, dia juga tidak akan membiarkan pria lain menyentuh istrinya seperti ini. Akan tetapi, dia tidak mungkin mengungkapkan hal ini di depan Theo. Kalau sampai Theo tahu, Theo pasti akan menyindirnya. "Dia adikku, memangnya kenapa kalau aku merangkul bahunya?"Walaupun berkata demikian, dia tidak menaruh tangannya di bahu Kayla lagi. Dia diam-diam meregangkan jari-jari
Read more
PREV
1
...
7172737475
...
82
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status