All Chapters of BOSSKU MANTAN SUAMIKU: Chapter 31 - Chapter 40
72 Chapters
31. Honeymoon
Meskipun dipaksa dan memaksa, Lia dan Davin tetap pergi honeymoon ke Bali. Berdua tanpa Raka. Mereka menghabiskan waktu bersama yang sudah pasti diisi dengan pertengkaran dan hanya hinaan. Tak ada kemesraan ataupun keromantisan."Kau mau menjadi jala*g dengan hanya memakai itu?!" geram Davin tak suka dengan baju yang Lia kenakan."Aku sudah jadi jala*g di matamu, kenapa masih repot untuk memperingatkanku!" balas Lia dengan ketus.Sepertinya kesabaran Lia cuma selembar tisu, sejak bertemu kedua orang tuanya dan ditolak kembali. Sehingga dia terus saja mau meladeni adu bacot Davin yang kini kembali menjadi suaminya."Kau memang jala*g!" geram Davin sambil menarik pergelangan tangan Lia, membuat tubuh mungil wanita itu harus terhempas lalu menabrak dada bidang Davin. "Tapi kau hanya jala*gku!"Lia membuang muka, tak sudi menatap Davin. "Brengs*k, kau bajin*n!!""Tutup mulutmu, Lia! Jangan membuatku lebih marah atau murka!" peringat Davin sambil menekan Lia.Tak takut, Lia kembali menyera
Read more
32. Berubah
Davin menggandeng Lia sepanjang pulang, dia tak melepaskannya meski hanya sekejap. Entahlah, apa yang sudah pria itu pikirkan, tapi satu hal dia sudah begitu saat melihat seorang pria tampan mengajak Lia bicara. Padahal pria itu hanya orang asing yang kebetulan lewat dan menanyakan sesuatu. Namun Davin malah memanas seperti tengah memergoki Lia berselingkuh."Cih, berani sekali kau tersenyum padanya, dasar wanita penggoda! Sadar Lia, sadar! Kau sudah punya suami!" geram Davin menggerutu sambil meremas telapak tangan Lia. Tak tahu saja jika yang dia lakukan lumayan membuat Lia kesakitan."Terus kamu mau aku cemberut, pasang muka ketus sama kayak kamu?" sarkas Lia kesal."Tidak sopan. Kamu masih pake kamu-kamu, dengar Lia aku lebih tua darimu, 7 tahun Lia!" dengus Davin memperparah masalah diantara mereka.Namun Lia malah tersenyum dengan senyuman yang jelas sangat dipaksakan. "Baiklah. Maafkan aku Pak Davin, aku hampir saja melupakan status diantara kita!""Dan sekarang pun kau melupak
Read more
33. Tidak Mudah Memaafkan
Lia mengecup kening Raka lalu mengusap pipi gembulnya. Sudah seminggu lebih dia tak melihat anaknya itu dan Lia sangat merindukannya, tapi karena sekarang Raka sudah tertidur, Lia juga tak bisa mengganggunya. Dia tak mau membangun Raka. Masih ada hari esok dan Lia tak mau jadi ibu yang egois.Sehingga dia hanya menatap lama Raka, kemudian setelah merasa cukup dia kembali ke kamarnya, atau tepatnya kamar yang juga pernah ditempati lima tahun yang lalu.Clek!Lia menatap sekitar lalu menyadari tak ada yang berbeda. "Bagaimana tempat ini masih tertata dengan baik dan sama seperti dulu ...."Lia terus memperhatikan sekitarnya, lalu karena gerah dan juga lelah, Lia memutuskan untuk mandi. Berendam sekitar sepuluh menit lebih, lalu mengguyur tubuhnya dengan udara dingin di shower. Wanita itu berberes mengerikan tubuh dengan handuk dan serangkaian proses lainnya.Klek!!Lia membuka pintu kamar mandi dan menemukan suami yang jahat itu tengah menjulang tinggi, berdiri tepat dihadapannya."Kena
Read more
34. Sulit Dimengerti Davin
"Mama!"Panggilan itu membuat Lia sontak terbangun dari tidurnya. Menemukan sang buah hati sudah berdiri di depannya."Aaarrgghh!"Namun tidak lama karena dari belakang Raka ada Davin ayah dari anaknya itu. Datang lalu menarik anaknya dan menggendongnya."Nakal kamu, ya! Papa bilang jangan ganggu Mama," ujar Davin, tapi pria itu bukannya marah melainkan gemas dengan Raka. Dia bahkan tak segan mengecup pipinya dan berputar-putar dengan Raka sebelum kemudian membawa Raka jatuh ke sisi tempat tidur yang kosong."Lagi! Raka mau lagi Papa!" ujar si kecil malah keasikan dan mengulurkan tangan mengajak sang ayah bermain.Rindunya pada Lia menguap entah kemana, tapi mungkin Raka cuma keasikan sampai melupakannya. Melihat itu Lia bersikap positif, lalu bangkit dan duduk di atas tempat tidur."Ayo, kemarilah anak nakalnya Papa!" ujar Davin meladeni Raka.Dia tak ada lelahnya, ataupun mengeluh, pria itu bahkan sangat menikmati bermain dengan si kecil yang super aktif. Sampai kemudian Lia melerai
Read more
35. Kecelakaan
Davin berangkat kerja bersama Lia, dan kali ini mereka tak lagi menitipkan anak itu karena Amel mengusulkan untuk menjaga cucunya sendiri. Wanita paruh baya tidak keberatan, dan justru dia senang karena ada kegiatan serta bisa menghabiskan waktu dengan sang cucu.Namun kali ini tak seperti yang biasa dilakukan Davin, dia mengemudikan mobilnya tanpa sengaja berhenti di tengah jalan untuk menurunkan Lia sama sekali."Berhenti!" Tiba-tiba Lia yang justru mengatakan hal demikian.Davin mengerutkan keningnya bingung, tapi saat menemukan indomaret di tepi jalan pria itu berpikir Lia ingin mampir ke sana sebentar. Sehingga pria itupun menurut dan menepikan mobilnya.Namun alih-alih masuk ke indomaret setelah turun dari mobil, Lia malah menghampiri ojek dan naik itu secara tak terduga. Davin syok dan tak percaya, tapi di saat yang sama karena dia tak ikut keluar, Davin jadi tak bisa mencegah Lia."Sial!!" geram Davin mengumpat dengan keras. "Apa yang diinginkan wanita itu? Beraninya dia melak
Read more
36. Keras Kepala
Lia memaksakan diri untuk pulang dari rumah sakit hari itu juga, tanpa siapapun yang bisa melarangnya termasuk Dokter. Davin sungguh sangat kesal karenanya, tapi dia pun tak berdaya melawan keras kepalanya Lia. Bukannya diam saja tanpa mencegah, Davin bahkan sudah mengancam dan mengomeli Lia habis-habisan, tapi hasilnya percuma saja."Kamu di mana?!" tanya Davin panik saat menemukan kamar Lia kosong. Tentu saja karena wanita itu sudah kabur."Di rumah," jawab Lia dengan suara menahan sakit.Davin menghela nafasnya kasar, dia sedikit lega, tapi di saat yang bersamaan juga dia menjadi lebih khawatir. Wanita itu baru saja mengalami kecelakaan, entah bagaimana kronologi lengkapnya, tapi saat Davin menemukannya di rumah sakit, kepalanya sudah diperban dan dari siku sampai pergelangan tangan ada luka memar yang disertai lebam yang membiru.Lalu yang katanya mau beristirahat, tapi saat Davin meninggalkannya sebentar untuk kepentingan yang mendesak, ketika kembali Davin malah tak menemukan Li
Read more
37. Memisahkan Raka Dari Lia
Amel menemui Lia di kamarnya dan membawakan sesuatu untuk dimakan sebelum minum obat. Meletakkannya di nakas, lalu saat menyadari waktunya sudah tepat untuk makan Amel dengan ragu membangunkan Lia.“Bangunlah sayang, Mama bawakan makanan dan juga obatmu,” ujar Amel sambil mengusap ringan bahu menantunya.Tak butuh lama, Lia pun bangun dan menemukan ibu mertuanya di sana. “Aku bisa sendiri,” ujar Lia saat Amel hendak membantu duduk.Wanita itu memang sedikit meringis kesakitan, wajar saja karena mana mungkin baru saja kecelakaan, meski sudah berobat, tapi langsung sembuh. Dia masih merasa tubuhnya remuk dan persendiannya ngilu. Sekarang Lia bahkan merasa dirinya akan demam.“Kamu baik-baik saja, Nak. Atau mau Mama memanggilkan dokter?” tanya Amel perhatian."Tidak perlu dan tolonglah Mama jangan memanjakan aku seperti dulu, aku sudah biasa sendiri dan ah ya yang harus Mama tahu juga, aku juga tidak akan bertahan lama menjadi cucu Mama!" tegas Lia membuat Amel bingung.“Apa maksudmu Lia
Read more
38. Kebenaran yang Terungkap
Lia sudah kembali kerja, dan hari ini adalah hari dirinya gajian untuk yang ke beberapa kali. Lia sebetulnya sudah tak memperdulikan itu, karena dia tak perlu khawatir soal kehidupan Raka. Ada Davin yang menghidupinya sekarang, tapi Lia juga tak bisa diam saja melihat nominal yang tak masuk akal di sana.Blam!Lia dengan sedikit kasar dan tanpa babibu masuk ke ruang kerja suaminya. Davin yang kebetulan sedang di mejanya, terkejut dan bingung melihatnya."Ada apa lagi Lia? Kalau soal Raka, kau jangan berharap, sebelum aku mendapatkan sesuatu darimu aku tidak akan memberitahu ke mana dia dan mama pergi!" ujar Davin sambil menyandar pada singgasananya, lalu menatap datar Lia.Namun bukan itu yang Lia tuntut sekarang, melainkan hal lain. Dia sungguh tak terima dengan gajinya. "Aku akan mencarinya sendiri jika begitu, tapi Pak Davin apakah anda masih waras sampai memberikan gajiku di luar nalar. Bulan pertama aku masih sabar, jumlah masih lumayan walaupun sudah kamu potong 50 persen tanpa
Read more
39. Sama-sama Kecewa
Perasaan Lia tidak bisa tenang sejak mengetahui kebenarannya, kalau sebenarnya Davin sudah mengetahuinya sejak lama kanak-kanak. Kalau berpikir lagi, pantas saja pria itu selama ini sangat peduli pada Raka, rupanya itu bukan hanya ikatan batin, tapi juga pengetahuan pria itu.Mengingat hal itu, Lia jadi kalut dan terus berpikir. Kini jangankan makan yang sudah tak teratur, tapi waktu tidurnya pun sudah berantakan. Kecemasan merusaknya dan Lia terlihat berantakan.Klak!Davin masuk ke kamar dan menatap Lia selama beberapa waktu. "Aku tidak bisa melepasmu, maksudku sampai kapanpun kau harus menjadi sekretarisku, tapi sebaliknya tugasmu tidak akan sepadat yang sebelumnya. Kau akan lebih senggang mulai sekarang."Lia menoleh dan segera mengerutkan dahinya sambil menatap ke arahnya. "Apa yang kamu inginkan sebagai gantinya. Aku yakin itu tak gratis bukan?!" ujar Lia cukup sarkas.Davin tersenyum, tersenyum licik lalu mengangguk. "Tepat sekali. Cerdas sekali, Lia!" puji Pria itu, tapi malah
Read more
40. Hamil
Lia mendesah kasar melihat hasil tes kehamilan yang dia miliki. Sesungguhnya dia benar hamil dan bukan menderita sakit maag. Menarik laci di meja riasnya kemudian kembali menyimpannya."Dulu aku susah sekali hamil walau sudah berobat kesana kemari, tapi sekarang disaat segalanya sudah berubah kenapa aku mudah hamil. Aku ingat bahkan selalu mengonsumsi obat pencegah kehamilan kok?" Lia sedikit bingung, meski kemudian karena tak punya pilihan diapun menerima segalanya.Beranjak dari sana Lia segera menuju ke dapur untuk memasak. Dia tak bisa tenang karena selalu kepikiran Raka dan merindukan anaknya itu."Iya anak Papa yang sangat ganteng, nanti Papa kesana, ya? Kamu jangan sedih terus, oke?!" Davin sedang video call di ruang tengah, dan Lia yang lewat sana melihatnya.Wanita itu mendekat, tapi saat Davin menyadari kehadirannya. Pria itu langsung pamit pada sang buah hatinya dan menutup videocall-nya."Keterlaluan!" umpat Lia kelepasan kesal. "Aku juga ingin ketemu anakku, Mas!!""Lalu
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status