All Chapters of BOSSKU MANTAN SUAMIKU: Chapter 21 - Chapter 30
72 Chapters
21. Bukan Ibu yang Baik
Davin masih tidak tahu siapa Raka yang sebenarnya, tapi dia tak pernah bisa menahan perasaan yang lebih pada anak itu. Dia tak bisa menolak dan bahkan sedih saat melihat anaknya menangis. Pagi ini dia dan Raka bangun cepat. Mereka langsung gosok gigi dan cuci muka. Sementara Lia masih terlelap dalam tidurnya. Tak mau membangun wanita itu, kedua laki-laki yang beda usia itu langsung ke dapur untuk sarapan bersama. "Raka mau makan apa, Nak?" tanya Davin perhatian. "Nasi goreng ayam goreng, Papa," jawab anak itu apa adanya. Untuk sesaat Davin mengangguk saja, kemudian ke kulkas dan memeriksa bahan yang ada. Namun, kemudian dia tersadar kalau dirinya tak bisa memasak. "Kita makan di luar saja, yuk!" ajak Davin dengan tak punya pilihan. Raka mengangguk setuju saja, lalu dengan anehnya dia melanjutkan dengan menggelengkan kepala. "Teyus Mama gimana Papa?"&n
Read more
22. Posisi yang Direbut
Raka langsung turun dari mobil Papanya Davin, dan bersiap menaiki mobil mainan baru yang baru saja dibeli Davin. Anak itu bersemangat dan Davin tersenyum senang melihatnya.Begitu mobil mainannya yang bisa dinaiki itu tiba, dan dikeluarkan petugas ekspedisi pengiriman, Raka memancarkan kegembiraannya, dan Davin segera membantunya untuk memakainya setelah diarahkan beberapa saat.Brum-brum!Raka bahkan masuk ke rumah dengan menaikinya. Davin mengikuti dari belakang sekaligus mengikutinya."Hati-hati sayang, jangan sampai menabrak atau jatuh!" ujar Davin memperingatkan.Raka segera mengangguk paham dan menurut pada Davin. "Baik Papa!"Tak berselang lama Lia muncul dari arah dapur sambil memakai celemek dan memegang spatula. Lia mendekat dan mencoba menghampiri Raka. Sayangnya karena sedang asik memainkan mainan mobil barunya, anak itu malah mengacuhkan ibunya.Lia menghela nafasnya kecewa dan Davin melihatnya. "Jangan mengganggunya. Apa kau ingin merusak kesenangan Raka lagi, hah?" omel
Read more
23. Kebohongan Liona
Davin baru saja tiba di gedung perusahaannya, ketika Liona tiba-tiba datang dan menghadangnya. Wanita itu terlihat sedikit pucat dan juga acak-acakan. "Menyingkir! Jangan menghadang jalanku!" ujar Davin sambil menatap tajam. Wanita satu ini sangat merepotkan dan suka sekali mengganggu hidupnya. Davin sudah muak dan ingin menyingkirkan Liona supaya berhenti mengganggunya. "Tolong dengarkan aku, sekali ini saja. Anak kita Ares sedang sakit dan dia sangat membutuhkanmu," kata Liona memohon. Davin terdiam untuk sesaat. Lalu terlihat berpikir keras. Anehnya meski tampilan Liona sangat menyakinkan atas apa yang baru saja di ucapkan Davin merasa tak percaya atau bahkan menunjukkan keresahannya sendiri. "Aku bilang, menyingkir dari jalanku!" ujar Davin dengan dingin. Pria itu bahkan dengan kasar mendorong Liona dari jalannya. Seandainya wanita itu tak segera sigap menyeimbangkan diri mungkin dia sudah terjatuh. "Dia anakmu Davin, ada apa denganmu?! Ares darah dagingmu!" tegas Liona sedi
Read more
24. Ketidakadilan
Kebutuhan dapur sudah menipis, membuat Lia yang menyadari hal itu memutuskan untuk pergi belanja. Karena masih cuty kerja, Raka tidak dititip ke penitipan anak dan Lia membawanya untuk belanja."Mama sebenarnya kapok bawa kamu kemari lagi, Nak. Soalnya anak kesayangan Mama yang lumayan menguras dompet. Melihat apa saja yang menarik kamu langsung memaksa Mama beli itu," jelas Lia sembari membawa Raka menjauh dari rak perbelanjaan yang berpotensi membuatnya gagal membeli kebutuhan dapur."Tapi papa bilang Raka anak terbaiknya, bukan anak nakal, Ma," jawab Raka sambil mengingat ucapan Davin padanya saat mereka bersama. Beda dengan Lia yang lumayan galak, Davin sangat lembut dan baik hati. Bagi Raka yang tak tahu apa-apa itu, papanya adalah malaikat untuknya."Papa juga suka beliin banyak mainan sama Raka. Kata papa kalau Raka dah gede, papa mau belikan pesawat terbang biar Raka bisa ke langit jalan-jalan ke mana aja asal sama papa," lanjut Raka terlihat antusias membicarakan ayahnya.Juj
Read more
25. Antara Mantan Mertua dan Menantu
"Mama siapa nenek tadi?" tanya Raka penasaran.Saat ini Lia yang mood belanja karena bertemu Amel. Memutuskan untuk menyudahinya dan mengajak Raka untuk menikmati sesuatu. Mereka makan es krim untuk memulihkan perasaannya.Akan tetapi itu tak berjalan mulus sesuai harapan Lia, sebab anaknya Raka terus saja bertanya dan membuatnya semakin teringat saja dengan kenangan sulitnya beberapa tahun silam."Nenek tadi siapa, katakan Mama?" tanya Raka lagi lebih menuntut membuat Lia sedikit jengkel."Makan saja es krimnya atau kalau masih banyak bertanya lagi, sini es krimnya Mama habiskan saja supaya kamu tidak bisa menikmatinya?!" ancam Lia akhirnya menjawab.Namun bukannya takut, Raka malah menyerahkan es krimnya pada Lia. Aneh sekali dan membuat Lia heran karena biasanya Raka tak begitu. Kalau diancam biasanya anaknya pasti takut dan menurutinya."Mama makan saja, nanti Raka tinggal minta Papa belikan yang banyak. Papa itu baik, tidak sepelti Mama yang galak!" ujar Raka membuat Lia melotot
Read more
26. Memborong Es Krim
Davin sungguh menuruti Raka, membawa anak itu keluar dan membelikannya es krim sebanyak yang dia mau. Anak itu tampak senang dan kesenangan itu menular pada Davin."Raka suka?" tanya Davin sambil mengusap puncak kepala anaknya.Raka menganggukkan kepalanya sambil tersenyum menatap Davin. "Suka sekali. Raka juga senang karena Papa sekalian membeli kulkas es krimnya."Ah, ya. Tidak tanggung, Davin memang membeli isi sepaket dengan kulkas es krim tersebut. Membawanya pulang dan menaruhnya di bagian rumah yang mudah di jangkau semua orang.Lia yang baru saja selesai menyiapkan makan malam, terkejut dengan suara berisik dari ruang depan. Lalu cukup syok saat melihat saat memeriksanya."Apa yang kalian lakukan?!" tanya Lia dengan nada tak habis pikir. Berjalan menghampiri ayah dan anak itu lalu berkacak pinggang dan menatap tajam keduanya secara bergantian.Raka segera menunduk takut, sementara Davin malah tersenyum tanpa dosa."Kamu tidak seharusnya melakukan ini. Es krim sebanyak itu, apa
Read more
27. Memberi Sedikit Perhitungan Pada Liona
Raka sangat nakal dan tidak mau mendengarkan Lia. Anak itu persis Davin, kalau sudah menginginkan sesuatu pasti susah dibilangin. Seperti lemari pendingin khusus es krim contohnya. Sejak ada itu dan berisi penuh, Raka suka sekali memakannya, tak mau mendengarkan aturan ibunya."Cukup Raka. Mama bilang jangan makan lagi!" tegas Lia yang seperti angin lalu bagi si kecil.Memang pas ketahuan dia langsung berhenti, tapi begitu lepas dari perhatian ibunya anak itu langsung tancap gas makan lagi. Begitu terus tak ada bosannya.Hari pertama Raka mulai mengalami gejala sakit pada tenggorokannya, tapi karena es krim enak, anak itu tak terlalu memperdulikannya. Sementara Lia sebagai ibu tentu saja tak diam saja, dia bahkan sudah membagikan sebagian besar es krim di sana. Namun karena belum habis, Raka masih lanjut terus."Kamu bisa flu, Raka!""Mama jahat!!"Hachi!!Bukan Raka yang bersin, tapi ayahnya Davin. Ah, ya dia juga ikut mengonsumsi es krim, sama seperti Raka yang makan seperti tidak a
Read more
28. Keinginan Amel
"Cih, mampus kamu perempuan jadi-jadian. Emangnya enak aku kerjain!" gerutu Lia setelah puas mengerjai Liona.Dia meletakkan ponsel Davin yang sudah tak terhubung lagi dengan Liona. Sungguh puas sekali perasaan Lia sekarang. Entah mengapa walaupun kedengaran kejam, tapi dia merasa lega. Akhirnya dia bisa membalas apa yang pernah Liona lakukan padanya lima tahun lalu."Pasti kebakaran jenggot tuh perempuan. Haha, asik juga giniin orang. Lain kali coba lagi ah!" seru Lia sambil beranjak dan mencoba bangkit dari tempat tidur.Namun tiba-tiba saja sesuatu bersarang di pinggangnya. Terasa berat sampai membuatnya tertahan tetap dalam posisi yang sama. Lia menoleh kebelakang dan menemukan Davin sudah terbangun, menatap dengan senyuman devil yang membuat bulu kuduk Lia merinding disko."Sejak kapan kamu bangun?!" tanya Lia sambil meneguk ludahnya kasar.Davin tak menjawab melainkan menarik Lia semakin dekat dan menyekapnya semakin erat, tapi kemudian satu tangannya yang lain yang bebas juga t
Read more
29. Salah Paham
Davin mengeram kesal menatap kurir pengantar makanan mengirimkan makan siang untuk Lia. Pasalnya kurir itu memberitahu kalau makanannya berasal dari orang spesial tanpa menyebutkan nama. Davil kesal dengan hal itu, tak terima dan merasa sudah dikhianati lagi.Bugh!Davin meninju tembok sangking kesalnya. Dia memang tak langsung menunjukkan amarahnya saat itu, dan masih menahannya sampai Lia sampai di mejanya. Wanita itu langsung menaruh makanannya di atas meja dengan wajah biasa, lalu saat melihat isinya adalah semua makanan favoritnya, Lia tersenyum senang.Davin yang diam-diam memperhatikan itu semakin murka, dan marah saat berpikir siapa laki-laki yang tahu makanan favorit Lia sekarang. Apakah wanita itu sudah menemukan pria lain? Tidak, Davin tidak akan membiarkan itu. Lia miliknya hanya miliknya.Brukk!!Tanpa diduga, Davin meraih dan menghempaskan makanan Lia tanpa perasaan, tapi itu belum berhenti sampai di sana. "Kau tidak pantas memakan makanan itu. Jala*g sepertimu hanya pan
Read more
30. Perlawanan Lia
"Raka mau Mama sama Papa nikah! Pokoknya Papa-Mama hayus nikah. Hayus!!" ujar Raka merengek membuat Lia tertegun dan kepikiran.Anaknya itu, baru juga Lia pulang dan kelelahan, tapi malah disambut dengan tuntutan.Berjongkok menamai tinggi Raka, Lia kemudian meletakkan kedua telapak tangannya di atas bahu Raka. "Sayang, Mama sudah menikah dengan Papa. Itulah mengapa Raka bisa lahir di dunia ini."Raka menyimak dan memikirkannya, meski kapasitas otaknya masih tak bisa menjangkaunya. Anak itu kemudian geleng-geleng kepala, karena berakhir tak mengerti juga dengan ucapan ibunya."Tidak! Mama bohong! Pokoknya Raka mau Mama nikah sama Papa!!" ujar Raka yang teringat ucapan Davin dan menjadikan itu jawaban untuk ketidakmengertiannya."Mama hayus nikah!!" teriak Raka yang kali ini sudah jadi histeris.Lia bingung, tapi saat menatap ke depan tak jauh dari mereka ada Davin yang menatap sambil tersenyum mengejek. Lia jadi paham sekarang, dia mengerti itu semua pasti perbuatan Davin."Mama!!" te
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status