"Ish ... Om ini apa-apaan, sih?" sungutku, menepis tangannya. "Malu tahu.""Kenapa malu? Semua orang juga tahu, kalau kamu calon istriku.""Iya, tapi gak usah kayak gini juga.""Kayak gini gimana?" godanya, membuatku susah payah menahan malu. "Kayak gini maksudnya?" Om Ilham malah merapatkan pelukannya."Sudah, sudah, jangan godain Kalila terus." Suara Kakek menginterupsi, sehingga lelaki itu mau tak mau mengurai pelukannya."Iya. Sudah sana kalian makan dulu," timpal Nenek, selanjutnya."Lho, Kakek sama Nenek gak makan?" tanyaku, heran kenapa malah menyuruh kami makan."Nenek nanti aja sama Kakek. Kakek baru aja minum obat, nanti makannya satu jam lagi," terang Nenek.Bahagia sekali melihat Kakek dan Nenek. Sudah setua itu, sudah puluhan tahun bersama, mereka masih saja saling setia. Saling melengkapi. Selalu bersama-sama menghadapi
Read more