Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 2251 - Chapter 2260

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 2251 - Chapter 2260

2265 Chapters

Bab 2251 Situasi Kembali Berubah

Melihat Ardika yang saat ini tampak sangat arogan, Rosa memelototi Ardika. Sorot matanya dipenuhi dengan api amarah yang membara.Sementara itu, melihat ekspresi tidak terima masih menghiasi wajah wanita tersebut, Ardika hanya tersenyum. Dia tiba-tiba berdiri.Detik berikutnya, dia sudah muncul di hadapan Rosa, lalu merangkul pinggang ramping wanita tersebut.Rosa sangat malu sekaligus marah. Dia berkata dengan marah, "Sialan! Apa yang ingin kamu lakukan?!""Bukankah kamu sendiri yang bilang malam ini kamu sudah menjadi milikku? Sekarang sudah malam, 'kan?"Ardika merangkul pinggang ramping wanita itu dengan sangat erat, membuat wanita itu tidak bisa melepaskan diri darinya. "Karena kamu sudah menjadi wanitaku, apa salahnya aku merangkul pinggangmu? Aku bahkan belum melakukan hal yang lebih keterlaluan lagi.""Kamu ...."Rosa benar-benar kesal setengah mati, tetapi pria sialan di sampingnya ini seperti tang besi yang menahan dirinya dengan sangat kuat.'Hal yang lebih keterlaluan lagi?
Read more

Bab 2252 Ardika Mencuri Barang

Saat ini, satu per satu dari para nona dan tuan muda yang berada di tempat tersebut angkat bicara untuk membersihkan nama mereka.Siapa pun di antara mereka tentu saja tidak ingin dituduh seperti ini.Biarpun hanya sekadar dicurigai, itu juga akan berdampak buruk terhadap reputasi mereka.Saat ini, Kalris tiba-tiba berkata dengan tajam, "Semuanya, orang-orang yang hadir malam ini adalah orang-orang yang familier di kalangan kita, tentu saja nggak akan melakukan tindakan rendahan seperti pencurian.""Tapi, bocah yang satu ini adalah pengecualian!"Saat berbicara, Kalris tiba-tiba mengulurkan lengannya dan menunjuk ke arah seseorang.Secara naluriah, pandangan semua orang mengikuti arah yang ditunjuk oleh Kalris. Pandangan mereka tertuju pada Ardika yang berdiri di samping Rosa."Si Ardika ini baru pertama kali muncul di kalangan kita ini. Apalagi, dia menyelinap masuk saja tanpa sebab!""Begitu datang saja, dia langsung makan tanpa henti seperti hantu kelaparan saja. Itu artinya dia san
Read more

Bab 2253 Aturan Hainiken

"Nona Rosa, nggak bisa lapor polisi!""Ya, benar. Kita tangani sendiri saja. Lagi pula, hanya barang bernilai 14 miliar, nggak perlu sampai melibatkan polisi."Satu per satu dari para nona dan tuan muda segera menyuarakan pendapat mereka.Rosa mengerutkan keningnya. Mendengar pendapat begitu banyak orang, bagaimana mungkin dia bisa menganggapnya sebagai angin lalu?Saat ini, Kalris berkata, "Dik, bagaimana kalau begini saja? Tempat ini adalah Hainiken, pasti ada aturannya sendiri. Kita gunakan saja aturan Hainiken.""Segera temukan berliannya, tangani masalah ini tanpa membesar-besarkan masalah."Rosa mengangguk dalam diam. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya, lalu berkata, "Baiklah, aku akan menelepon mereka.""Nggak perlu."Melihat Rosa sudah setuju untuk membiarkan Hainiken menangani masalah ini, Kalris langsung tersenyum dan berkata, "Aku sudah menghubungi Mitha. Dia akan segera membawa orang-orangnya kemari untuk menangani masalah ini."Selesai berbicara, dia mengalihkan pandanga
Read more

Bab 2254 Aku Adalah Hukum

"Hainiken menunjukkan sikap seperti ini, aku sudah bisa tenang."Werdi mengangguk dengan puas. Kemudian, dia mengulurkan lengannya untuk menunjuk Ardika dan berkata, "Bu Mitha, aku punya alasan yang cukup kuat mencurigai bocah ini yang telah mencuri berlianku!""Aku sudah tahu dia orangnya! Sebelumnya saat aku melihatnya saja, aku sudah tahu dia adalah orang yang nggak beres!"Mitha mengangguk, sama sekali tidak terkejut.Begitu dia melambaikan tangannya, beberapa orang pria bersetelan jas itu pun langsung mengepung Ardika.Kali ini, Mitha secara khusus berdiri di luar kepungan para pria bersetelan jas tersebut, lalu berkata dengan tajam, "Bocah, serahkan berlian itu sendiri.""Lalu berlutut mengakui kesalahanmu. Dengan begitu, aku bisa mempertimbangkan untuk mematahkan satu ruas jarimu saja!""Kalau sampai orang-orangku yang menemukannya, maka satu lenganmu akan dipatahkan!"Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Ckckck, bahkan bukti yang sedikit meyakinkan pun nggak ada, tapi sudah be
Read more

Bab 2255 Penggeledahan

"Eh, bocah, tadi kamu panggil Nona Rosa apa?!"Sementara itu, mendengar panggilan Ardika terhadap Rosa, Mitha langsung menggertakkan giginya dengan kesal. Niat membunuh yang kuat tampak jelas di matanya.Tentu saja dia tahu jelas, Jerfis, bos besar Hainiken sangat menyukai Rosa selama ini. Sekarang Ardika malah memanggil wanita yang disukai oleh bosnya dengan panggilan "penuh kasih sayang" seperti itu. Ini sama saja dengan sedang mempermalukan bos besar mereka.Werdi berkata, "Bu Mitha nggak perlu menganggap serius hal ini. Yah, bocah itu menang main kartu melawan Nona Rosa, jadi dia memanggil Nona Rosa seperti itu."Saat berbicara, dia mengalihkan pandangannya ke arah Rosa dan berkata, "Nona Rosa, bocah ini sudah menggodamu berkali-kali, bahkan berani menyentuhmu dengan sembarangan. Kenapa kamu masih saja membelanya?""Apalagi, dia sama sekali nggak menerima niat baikmu.""Selain itu, kamu juga nggak perlu menganggap serius taruhan tadi. Dia hanya orang kampungan. Kalau bukan karena k
Read more

Bab 2256 Tidak Ada

Sambil mengangkat gelas anggur, Ardika merentangkan kedua lengannya, mengisyaratkan pada wanita itu bahwa sudah boleh menggeledah dirinya.Werdi berkata dengan tajam, "Cepat geledah! Lakukan penggeledahan dari ujung kepala hingga ke ujung kaki! Biarpun dia menyembunyikannya di bokongnya, celananya juga harus dilepas, lalu diperiksa dengan menggunakan alat pemindai!"Raina dan Kalris juga menunjukkan ekspresi senang.Kalau baju dan celana Ardika dilepas di depan banyak orang, itu akan sangat memalukan.Mitha langsung melambaikan tangannya pada anak buahnya dan berkata, "Apa kalian nggak mendengar ucapan Tuan Muda Werdi? Cepat lepas baju dan celananya, lalu lakukan pemeriksaan menyeluruh!"Dia sangat membenci Ardika, dia juga ingin menemukan berlian tersebut dan mempermalukan Ardika."Baik!"Sambil menyunggingkan seulas senyum ganas, dua orang pria kekar segera melangkah maju. Mereka hendak melepas pakaian Ardika."Plak ... plak ...."Ardika langsung melayangkan dua tamparan ke arah mere
Read more

Bab 2257 Berlian Sudah Melayang

"Minggir sana!""Dasar sekelompok orang ceroboh! Aku sendiri saja yang menggeledahnya!"Mitha segera melangkah maju, menarik seorang pria kekar menjauh, lalu memasukkan tangannya ke dalam saku sebelah kanan mantel Ardika.Namun, setelah melakukan pencarian cukup lama, pada akhirnya dia tetap tidak menemukan apa pun.Ekspresi Werdi berubah menjadi makin muram. "Berlian belum tentu ada di tubuhnya, juga ada kemungkinan dia menyembunyikannya di tempat lain! Cepat geledah! Geledah ruangan ini secara menyeluruh!""Satu hal lagi! Adik iparnya, Futari! Mungkin saja wanita itu sudah bersekongkol dengannya!"Saking kesalnya, Futari langsung berkata dengan penuh amarah, "Werdi, dasar sialan! Aku nggak mungkin mencuri barang! Juga nggak mungkin bersekongkol dengan kakak iparku untuk melakukan hal seperti itu!"Werdi hanya memasang ekspresi muram tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.Demi membalas Ardika, dia sudah tidak memedulikan apa pun lagi.Saat ini, jangankan Futari, bahkan kalau ayah da
Read more

Bab 2258 Sekeras Apa

"Berlian!""Berliannya ada di dalam gelas Ardika!"Ada orang yang langsung menunjuk gelas anggur Ardika sambil berteriak dengan keras.Sedari tadi gelas anggur ini tidak pernah terlepas dari genggaman Ardika.Sebelumnya, semua orang mengira bocah ini belum pernah menikmati kehidupan kalangan kelas atas, jadi sengaja berlagak hebat di sana.Siapa sangka, ternyata berlian itu ada di dalam gelas anggur Ardika.Werdi dan yang lainnya membuka mulut mereka lebar-lebar, seolah-olah bisa dimasukkan sebutir telur ayam.Gila!Bagaimana bisa hal ini tidak terpikirkan oleh mereka?!Bahkan mulut kecil Rosa yang tampak seksi itu juga sedikit terbuka. Sangat jelas dia sangat terkejut.Dia juga sama sekali tidak menyangka Ardika akan menyembunyikan berlian di dalam gelas anggur, bahkan gelas anggur tersebut terpampang jelas di hadapan semua orang."Ardika, kamu masih bilang kamu nggak mencuri berlian.""Cepat serahkan berlian itu!"Seperti orang yang telah memenangkan pertempuran, Raina kembali bersik
Read more

Bab 2259 Menginginkan Sebuah Penjelasan

"Baiklah, Ardika, aku akui aku sudah meremehkanmu. Hari ini kamu berhasil lolos.""Tapi lain kali, kamu nggak akan seberuntung ini lagi.""Kita lihat saja nanti!"Selesai berbicara, Werdi langsung berbalik, hendak meninggalkan tempat tersebut.Dia sudah malu setengah mati, tidak ingin berlama-lama di tempat itu lagi.Melihat pemandangan itu, Kalris dan Raina juga ingin ikut pergi."Eh, tunggu dulu, apa aku sudah mengizinkan kalian pergi?"Tiba-tiba, Ardika melontarkan kalimat itu dengan acuh tak acuh.Gagal memfitnahnya, mereka ingin pergi begitu saja?Oh, tidak bisa.Lihat nanti? Kenapa harus menunggu nanti?Malam ini dia akan menangani beberapa orang itu."Eh, Ardika, apa maksudmu? Kami ingin pergi, membutuhkan persetujuan darimu?""Memangnya kamu pikir kamu siapa?!"Werdi dan yang lainnya berbalik, menatap Ardika dengan tatapan dingin, tampak diliputi amarah.Malam ini mereka benar-benar malu setengah mati.Ardika tidak memedulikan mereka. Dia melirik Mitha sekilas, lalu berkata, "B
Read more

Bab 2260 Melakukannya Sendiri

Rosa mengerutkan keningnya.Walaupun dia juga tidak setuju dengan tindakan Mitha, Werdi dan yang lainnya, tetapi bisa-bisanya Ardika ingin menantang Hainiken. Pria ini sudah sedikit tidak tahu diri.Mitha menyunggingkan seulas senyum palsu dan berkata, "Tuan Ardika, bicara itu nggak boleh sembarangan.""Aku hanya menjalankan tugas sesuai aturan. Sejak awal kamu memang nggak berhak untuk muncul di acara kalangan kelas atas seperti ini.""Aku hanya akan mengatakan satu kalimat lagi. Kamu pergi sendiri, atau orang-orangku yang membantumu.""Apa pilihanmu?"Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak memilih keduanya.""Bagus, bagus, aku sudah memberimu pilihan, tapi kamu tetap saja keras kepala!"Mitha langsung melambaikan tangannya dan berkata, "Serang!""Bocah ini cukup pandai bertarung, serang saja secara bersamaan!"Begitu dia selesai berbicara, belasan orang pria kekar dengan ekspresi ganas langsung menerjang ke arah Ardika."Kak Ardika, kamu ...."Saking ketakutannya, Fut
Read more
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status