Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 2231 - Chapter 2240

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 2231 - Chapter 2240

2253 Chapters

Bab 2231 Melakukan Sesuai yang Telah Dikatakan

Pengaruh, bukan hanya sekadar omong saja, melainkan membutuhkan waktu untuk membangunnya.Setelah melakukan proses pengelolaan selama puluhan tahun, Keluarga Gunardi baru berhasil membangun pengaruh di berbagai aspek dunia seni ibu kota provinsi.Sekarang, hanya dengan satu panggilan telepon, Ardika ingin meminta orang untuk menekan pengaruh Keluarga Gunardi di dunia seni ibu kota provinsi, bahkan membeli dan menekan perusahaan Keluarga Gunardi?Apa Ardika menganggap mereka semua ini bodoh dan tidak tahu apa-apa?Menghadapi ejekan dan sindiran semua orang, Ardika berkata dengan santai, "Oh? Bukankah hanya sekadar menekan Keluarga Gunardi? Ya, itu bukanlah apa-apa, nggak perlu sampai Jace yang turun tangan. Aku menginstruksikan Cahdani, anjingku ini untuk melakukannya saja sudah cukup."Suasana di dalam ruangan tersebut langsung berubah menjadi hening.Cahdani?Cahdani yang Ardika maksud adalah pria yang membentuk aliansi dengan Vita untuk melumpuhkan Giorgi, wakil ketua Organisasi Snak
Read more

Bab 2232 Alat Pelampiasan Kekesalan

Apa mungkin begitu kebetulan? Ardika baru saja melakukan satu panggilan telepon, mengatakan telah menginstruksikan Cahdani untuk menekan Keluarga Gunardi.Alhasil, Cahdani langsung menerobos masuk ke Perusahaan Guntar, perusahaan hiburan paling besar di bawah naungan Keluarga Gunardi, lalu menodongkan pisau untuk memaksa paman Werdi untuk menjual perusahaan.Kalau memang benar seperti itu, Ardika yang berada di hadapannya ini pasti memiliki latar belakang yang sangat besar, sampai-sampai tidak bisa dibayangkan olehnya. Kalau tidak, bagaimana mungkin seorang tokoh besar seperti Cahdani bersedia diperintah oleh Ardika seperti seekor anjing untuk menggigit orang?Setelah berpikir demikian, sekujur tubuh Werdi mulai terasa lemas.Sambil menatap Ardika dengan lekat, Werdi menelan air liurnya, lalu bertanya pada Ardika, "Siapa ... kamu sebenarnya?!"Ardika tertawa dan berkata, "Kamu nggak berhak tahu identitasku."Dia cukup puas dengan efektivitas kerja Cahdani.Terkadang, anjing yang satu i
Read more

Bab 2233 Memuaskan Kalian

"Alat pelampiasan kekesalan?""Setiap orang satu tamparan, semua orang di sini mendapat giliran?"Ardika menyipitkan matanya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Werdi dan berkata, "Kamu yang bilang sendiri, 'kan?""Ya, aku yang bilang sendiri!"Sambil menggigit cerutunya, Werdi berjalan menghampiri Ardika. Kemudian, dia mengembuskan asap rokoknya ke wajah Ardika, lalu menyunggingkan seulas senyum ganas dan berkata, "Eh, Ardika, memangnya tempat kalangan kelas atas seperti Hainiken bisa dikunjungi oleh orang kampungan sepertimu?""Aku beri tahu kamu, kamu bahkan nggak berhak menghirup udara yang sama dengan kami!""Sekarang kamu sudah menyelinap masuk ke sini, mengotori udara kami. Kamu sudah melakukan kesalahan yang sangat besar!""Berbuat kesalahan, pantas dipukul, agar bisa berubah. Seharusnya kamu mengerti hal ini, bukan?""Jadi, hari ini, nggak peduli siapa pun orang di tempat ini yang menamparmu, kamu tetap harus berlutut dengan patuh, berlutut dengan tegak!""Apa kamu mengerti
Read more

Bab 2234 Menampar Semua Orang

"Tadi kamu yang bilang mau menampar, 'kan?"Begitu selesai berbicara, Ardika langsung melayangkan tamparan lagi dengan punggung tangannya. Tamparan yang satu ini mendarat ke wajah seorang nona cantik. Akibat tamparan dari Ardika, riasan wanita itu langsung memudar."Lalu kamu."Nona yang satu itu mematung di tempat, sangat jelas tidak menyangka Ardika akan melayangkan tamparan ke wajahnya."Ahhh ... sialan! Berani-beraninya kamu memukulku! Bisa-bisanya kamu memukul wanita! Apa kamu layak disebut seorang pria?! Aku akan menghabisi seluruh keluargamu!""Plak ...."Mendengar ucapan nona itu, Ardika kembali melayangkan tamparan ke wajahnya hingga dia terjatuh di lantai."Ah, sepertinya pukulanku sudah terlalu ringan."Ardika menggelengkan kepalanya. Dia tidak melirik nona yang terjatuh ke lantai itu sama sekali, melainkan langsung berjalan menghampiri orang berikutnya."Plak ....""Alat pelampiasan kekesalan, ya?""Plak ....""Setiap orang satu tamparan, ya?""Plak ....""Semua orang di si
Read more

Bab 2235 Rosa Sudah Datang

"Kak Ardika ...."Futari memanggil kakak iparnya dengan suara agak terisak. Saking ketakutannya, raut wajahnya sudah berubah menjadi pucat pasi.Bagaimana mungkin dia bisa membayangkan kakak iparnya akan bertindak begitu gegabah? Tidak hanya menyinggung Werdi, kakak iparnya bahkan menyinggung begitu banyak orang.Kalau para nona dan tuan muda ini menggabungkan kekuatan mereka, mungkin sudah cukup untuk menggemparkan setengah dari ibu kota provinsi ini, bukan?Futari merasa sangat menyesal, dia menyalahkan dirinya sendiri. Seharusnya dia tidak mengajak kakak iparnya kemari dan menjadikan kakak iparnya sebagai tamengnya."Jangan takut."Ardika berjalan menghampiri Futari, menepuk-nepuk pundak gadis muda itu untuk menenangkannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Hanya sekelompok generasi muda pecundang saja. Jangankan menghabisiku, kalau mereka bisa menyentuh satu helai rambutku saja, anggap aku yang kalah."Suasana di dalam ruangan tersebut hening sejenak. Kemudian, suara teriakan pen
Read more

Bab 2236 Berjodoh untuk Bertemu

"Nona Rosa, dengar-dengar ada masalah di Grup Goldis, apa masalah sudah selesai ditangani?""Ya, benar, Nona Rosa. Kalau kamu sibuk, lanjutkan saja kesibukanmu, nggak perlu memedulikan kami. Urusan itu jauh lebih penting!"Begitu Rosa melangkahkan kakinya memasuki ruangan, sudah ada banyak orang yang menghampirinya dan berbasa-basi dengannya.Rosa menyunggingkan seulas senyum, lalu berkata dengan santai, "Semuanya, tenang saja, hanya masalah kecil saja. Kalau situasi benar-benar separah itu, aku juga nggak mungkin bisa di sini untuk melayani kalian, bukan?"Melihat Rosa begitu percaya diri, orang-orang mulai berspekulasi, mungkin pergerakan-pergerakan Grup Goldis itu benar-benar tidak ada apa-apanya bagi wanita tersebut."Sudah kubilang, 'kan? Sejak ayah si Cahdani itu mati, dia bukan apa-apa lagi. Bagaimana mungkin dia bisa menyentuh Keluarga Gozali?!""Masalah sepele seperti ini nggak perlu Nona Rosa turun tangan sendiri, hanya dengan mengirim anak buahnya saja, masalah sudah bisa te
Read more

Bab 2237 Adik Ipar Melindungi Kakak Ipar

Latar belakang Rosa tidaklah biasa!Terlepas dari latar belakang keluarganya, hanya mendengar rumor yang beredar, Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi sangat menyukai Rosa, sudah cukup membuat mereka takut.Bagaimanapun juga, setiap orang yang bisa memasuki peringkat tujuh tuan muda ibu kota provinsi, adalah tuan muda yang paling unggul, yang menduduki posisi puncak.Relasi dan sumber daya orang-orang itu, tidak bisa mereka tandingi.Siapa yang berani memprovokasi wanita yang disukai oleh Jerfis?"Sebelumnya pernah bertemu sekali di tempat lain."Rosa melirik Ardika sekilas, lalu menanggapi dengan acuh tak acuh.Melihat sikap Rosa terhadap Ardika acuh tak acuh, seolah-olah Ardika tidaklah penting, Werdi dan yang lainnya langsung tenang.Sepertinya, Rosa dan Ardika hanya sekadar saling mengenal satu sama lain, tetapi Rosa sama sekali tidak menganggap serius bocah itu. Kalau tidak, dengan EQ yang dimiliki oleh Rosa, dia pasti sudah mulai mencoba untuk memperbaiki kea
Read more

Bab 2238 Menjadi Penengah

Kemudian, Futari menunjuk para nona dan tuan muda itu. "Selain itu, orang-orang itu. Sebelumnya nggak ada dendam apa pun antara kakak iparku dengan mereka. Mereka sendiri yang nggak jaga mulut mereka dan mengejek kakak iparku terlebih dahulu, lalu mengikuti Werdi, ingin menampar kakak iparku!""Apa salahnya kakak iparku memukul mereka?""Menghadapi orang-orang yang sengaja cara masalah, memang pantas dihajar!""Kakak iparku memukul mereka untuk mengajari mereka, lebih baik daripada dibunuh oleh orang di luar sana!"Suasana di aula lantai lima itu berubah menjadi hening seketika.Puluhan orang pria dan wanita itu baru saja dimaki oleh seorang gadis muda, tentu saja mereka tidak bisa terima.Termasuk Werdi, api amarah sudah menyala-nyala di matanya.Saat ini, dia bahkan sudah membenci Futari."Eh, wanita jalang, apa katamu?!""Kalau bukan karena kamu menggoda Tuan Muda Werdi, bagaimana mungkin bisa menimbulkan begitu banyak masalah?""Kamu pasti ada hubungan dengan kakak iparmu, 'kan? Li
Read more

Bab 2239 Membuat Kesalahan yang Sama

Kalau Rosa takut pada Ardika, paling tidak saat berada di rumah Jace, dia juga tidak akan menunjukkan sikap seperti itu terhadap Ardika.Bagaimanapun juga, Ardika telah memukul orang. Dia hanya meminta pria itu untuk meminta maaf, bahkan berjanji ke depannya Werdi dan yang lainnya juga tidak akan membalas dendam pada Ardika karena kejadian malam ini.Menurut Rosa sendiri, dia sudah berusaha semampunya untuk menangani masalah ini dengan adil, tidak memihak pada siapa pun.Mendengar Rosa hanya meminta Ardika untuk meminta maaf pada mereka, samar-samar ekspresi tidak puas terlihat wajah Werdi dan yang lainnya.Si Ardika itu sudah memukul mereka seperti itu, sudah mempermalukan mereka, tetapi pria itu hanya diminta untuk meminta maaf pada mereka?Bukankah itu sudah terlalu mudah bagi bocah itu?Namun, karena mempertimbangkan Rosa, mereka juga tidak bisa membantah.Lagi pula, ada banyak orang yang sudah mengambil keputusan sendiri, mereka tidak akan melepaskan Ardika begitu saja.Tidak bisa
Read more

Bab 2240 Kedatangan Wilfred

Mendengar Werdi jelas-jelas bermaksud untuk memanas-manasi situasi, raut wajah Rosa sedikit berubah.Dia menatap Ardika dengan sorot mata dingin dan berkata, "Ardika, kamu benar-benar nggak mau meminta maaf?""Seharusnya Werdi dan yang lainnya yang meminta maaf padaku."Ardika menunjuk Werdi dan yang lainnya dengan santai, lalu menunjuk Rosa dan berkata, "Dan kamu, seharusnya kamu juga meminta maaf padaku karena telah meremehkanku.""Hehe, bocah ini pasti sudah gila, 'kan?!""Aku pernah melihat orang yang berlagak hebat, tapi nggak pernah melihat orang yang berlagak hebat dengan mempertaruhkan nyawa sendiri!"Begitu mendengar ucapan Ardika, orang-orang itu mulai melontarkan ejekan padanya lagi.Raut wajah Rosa juga berubah menjadi sangat muram. Tepat pada saat dia sedang memikirkan cara untuk memberi pelajaran pada Ardika, tiba-tiba seorang pelayannya muncul di belakangnya."Nona Rosa, Pak Wilfred sudah datang!"Pelayan itu melaporkan kedatangan Wilfred.Rosa tertegun sejenak, ekspresi
Read more
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status