Suasana hati Ardika langsung berubah menjadi baik. Sambil tersenyum, dia berkata, "Futari, aku baru datang ke ibu kota provinsi beberapa hari, masih sangat sibuk. Katakan saja, kamu mau makan apa, mau main apa, aku akan membawamu! Anggap saja sebagai bentuk permintaan maaf dariku!"Setelah berinteraksi dengan Futari cukup lama, Ardika juga sudah sedikit berpengalaman dalam menghadapi gadis muda seperti adik iparnya ini."Nah, begini masih lumayan!"Futari mendengus dengan arogan, lalu berkata, "Karena kamu begitu tahu diri, nanti saat aku melapor pada Kak Luna, aku akan bilang kamu baik-baik saja di sini, nggak pergi menemui wanita.""Eh, aku memang nggak pergi menemui wanita sama sekali, oke?!"Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Makin lama, adik iparnya yang satu ini makin cerdas saja. Sekarang gadis muda itu sudah mulai "memerasnya"."Hehe, itu belum tentu, aku harus lihat dengan mata kepalaku sendiri!"Futari berkata dengan nada bicara arogan sekaligus malu-malu, "Begi
Read more