Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 2201 - Chapter 2210

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 2201 - Chapter 2210

2253 Chapters

Bab 2201 Perubahan Mengejutkan di Cabang Provinsi Denpapan

Sambi menatap Jace, Ardika berkata, "Kalau aku nggak salah tebak, media ini adalah asrama Kediaman Wali Kota, bangunan yang kental dengan gaya Negara Jepara tempat kalian tinggal ini.""Asrama Kediaman Wali Kota ini ada masalah?"Ekspresi Jace berubah menjadi agak masam.Ardika bertanya, "Apa ada peta asrama Kediaman Wali Kota ini? Aku mau lihat-lihat dulu."Jace mengalihkan pandangannya ke arah Limdo. Dia adalah tipe orang yang selalu berhati-hati. Kala itu, sebelum pindah kemari, Limdo telah mengundang ahli untuk melakukan uji coba. Setelah memastikan tak ada masalah, baru pindah dan tinggal di sini.Limdo berkata, "Tuan Ardika, asrama Kediaman Wali Kota ini sudah memiliki sejarah ratusan tahun. Peta bangunan saat itu mungkin perlu dicari di ruangan arsip. Nanti aku akan segera meminta orang untuk mencarinya. Bagaimana menurutmu?""Baiklah, lagi pula juga nggak perlu terlalu terburu-buru. Setelah kamu menemukannya, aku baru bisa memastikan sebenarnya di mana letak permasalahannya."A
Read more

Bab 2202 Vila di Gunung

[Setelah aku mengambil alih kekuatan Giorgi, sekarang cabang Provinsi Denpapan sudah terbagi dengan sangat jelas. Selain kelompokku dan Cahdani ini, kelompok lainnya adalah kelompok Wilgo.][Selain itu, orang-orang yang tergabung dalam kelompok itu adalah anggota-anggota penting yang sudah berpengalaman. Jadi, dalam upaya pembersihan selanjutnya, membutuhkan sedikit waktu.]Melalui WhatsApp, Vita mengirimkan pesan untuk Ardika, kata-katanya sangat sopan dan penuh hormat.Dia tidak berubah menjadi arogan karena dia telah menguasai setengah dari kekuatan cabang Provinsi Denpapan, menjadi sosok tokoh besar yang terkenal di ibu kota provinsi.Vita tahu dengan sangat jelas, dia bisa membalikkan keadaan dan mengejutkan semua orang seperti ini, karena Ardika menginginkannya demikian.Begitu Ardika berubah pikiran, dia bisa saja kembali menjadi seperti dirinya sebelumnya kapan saja.[Bagaimana tanggapan Wilgo dan yang lainnya?]Ardika mengirim pesan balasan.[Wilgo mengumumkan pada publik, men
Read more

Bab 2203 Jeslin Mau Membeli Vila

Saat ini, Sutandi sekeluarga menatap Ardika dengan agak terkejut. Mereka tidak menyangka bisa bertemu dengan Ardika di sini.Area Gunung Halfi ini adalah area khusus orang kaya ibu kota provinsi.Jangankan membeli rumah di sini, orang biasa bahkan tidak mampu membeli sebuah kamar kecil di sini.Ardika juga tidak menyangka bisa bertemu dengan Sutandi sekeluarga di sini. Dia menoleh, berjalan menghampiri mereka, lalu menyapa mereka sambil tersenyum, "Pak Sutandi, Bibi Leane, apa kalian sudah makan siang?""Sudah."Sutandi mengangguk."Apa mungkin kamu nggak tahu kami sudah makan atau belum?"Leane mendengus, tetap menunjukkan ekspresi jijik.Dia merasa Ardika pasti diam-diam mengikuti mereka sekeluarga ke sini, sekarang pria itu hanya berpura-pura seolah-olah bertemu mereka tanpa sengaja.Jelas-jelas dia sudah memperingatkan pria itu, tetapi pria itu masih saja berani menargetkan Jeslin.Dalam lubuk hatinya, Leane sedang memikirkan cara untuk mengusir Ardika pergi, agar pria itu tidak mu
Read more

Bab 2204 Vila Milikmu

"Apa dia bahkan bisa menghasilkan 20 miliar seumur hidupnya?""Kalian pamer seperti ini, bagaimana perasaan Ardika?""Bahkan pekerjaan saja, dia membutuhkan bantuan pengaturan dari Jeslin. Barang-barang seperti ini sangat jauh dari dunianya. Sebaiknya kita bicarakan saja hal-hal seperti ini di rumah, jangan di hadapannya."Kalau orang lain, contohnya saja tetangga mereka sebelumnya, Leane tidak keberatan untuk pamer, dia bahkan akan pamer besar-besaran.Namun, dia merasa tidak perlu melakukan itu di hadapan Ardika.Bocah itu seperti permen karet saja. Demi mendekati Jeslin, sampai-sampai membuntuti mereka sekeluarga.Kalau sampai bocah itu mengetahui keluarga mereka sangat kaya dan terus menempel pada keluarga mereka dengan tidak tahu malu, saat itu tiba, apa yang harus dia lakukan?Mengingat hari-hari Ardika menempel pada keluarganya, Leane benar-benar "merinding".Hal yang lebih penting lagi adalah, bocah ini adalah murid Sutandi. Dia bisa menggunakan alasan mengunjungi guru untuk me
Read more

Bab 2205 Orang Bijaksana Bisa Menghadapi Berbagai Situasi

"Tapi, Ardika, aku mendapati kemampuan membualmu sudah makin meningkat.""Apa kamu tahu siapa pemilik vila nomor satu ini? Berani-beraninya kamu membual dengan mengatakan itu milikmu?!"Bahkan raut wajah Sutandi juga sudah berubah menjadi muram. Dia berkata dengan suara dalam, "Ardika, kamu sudah sedikit mengecewakanku!""Tahukah kamu vila nomor satu ini adalah milik Pak Jace?""Saat itu, Pak Jace baru saja menjabat sebagai wali kota, dia menangani sebuah kasus yang besar. Ada orang yang menghadiahkan vila ini kepada Pak Jace untuk menyuapnya. Pak Jace langsung menyerahkan vila ini kepada publik, bahkan mengumumkan hal ini. Kasus ini menimbulkan kegemparan besar.""Setelahnya, untuk memperingatkan semua orang, juga untuk menunjukkan kepada orang luar bahwa dirinya nggak kekurangan uang, serta ingin menghentikan aksi orang-orang yang ingin menyuapnya, Pak Jace langsung mengeluarkan uang sendiri untuk membeli vila nomor satu ini. Sejak saat itu, vila ini selalu dalam keadaan kosong.""Se
Read more

Bab 2206 Berbeda Dunia

"Ardika, aku juga nggak ingin banyak bicara lagi.""Kalau kamu masih menganggapku sebagai gurumu, jangan bicara lagi.""Nanti, kamu ikut Jeslin pergi bekerja di Grup Goldis saja, jangan melakukan hal-hal seperti ini lagi.""Adapun mengenai vila ini ....""Suatu hari nanti setelah vila ini benar-benar menjadi milikmu, aku baru masuk dan duduk-duduk di dalam!"Setelah melontarkan kata-kata ini, Sutandi bahkan tidak berminat untuk melihat-lihat vila lagi. Dengan ekspresi masam, dia langsung pergi begitu saja."Sutandi, bagaimana kamu bisa seperti ini? Ardika sudah memberikan teh berkualitas baik yang dihadiahkan oleh Pak Jace untuknya sebagai bentuk bakti untukmu. Seharusnya kamu terima saja, lumayan masih bisa diracik."Leane melontarkan kata-kata itu dengan nada bicara menyindir. Dia langsung mengambil sekotak daun teh dalam genggaman Ardika itu, lalu segera mengejar suaminya."Sutandi, kamu juga sudah lihat sendiri, 'kan? Ardika si bocah itu bukan muridmu yang dulu itu lagi. Manusia bi
Read more

Bab 2207 Kamu Curi Dari Mana

Area vila mewah di Gunung Halfi ini, memang ada larangan pesan antar masuk.Jadi, sama seperti Sutandi sekeluarga, manajer yang satu ini juga secara naluriah merasakan Ardika pasti menyelinap masuk dengan tujuan jahat.Ini adalah area orang-orang kaya ibu kota provinsi, orang-orang yang bisa tinggal di sini adalah tokoh hebat.Kalau sampai Ardika membuat masalah dan membuat tokoh-tokoh hebat itu tidak puas, saat itu tiba, dia tidak hanya akan kehilangan pekerjaannya, tetapi juga akan kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan tokoh hebat selamanya.Ardika mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku adalah pemilik vila nomor satu.""Kamu adalah pemilik vila?"Manajer pria itu tertegun sejenak, mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki berulang kali. Kemudian, dia meludah dan berkata, "Kamu? Apa kamu tahu berapa harga vila nomor satu ini?""Menurutku, mimpi pun kamu nggak akan bisa menghasilkan uang sebanyak itu!"Manajer ini sudah lama melayani
Read more

Bab 2208 Benar-Benar Adalah Pemilik Vila

Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi dingin. "Sudah kubilang, kamu jangan menyesal ....""Oke, jangan bilang aku nggak memberimu kesempatan!"Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, dia sudah disela oleh manajer pria itu. Sambil mengusap-usap wajahnya yang sebelumnya dihantam oleh kartu akses itu, dia mencibir dan berkata, "Serang! Usir bocah yang menyelinap masuk ini keluar!"Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membalas bocah itu.Begitu dia selesai berbicara, para petugas keamanan itu langsung menerjang ke arah Ardika dengan ganas.Sebagai petugas keamanan kompleks orang-orang kaya, tentu saja kemampuan mereka jauh melampaui petugas keamanan biasa di luar sana. Orang-orang ini adalah prajurit pensiunan.Namun, tentu saja mereka bukan tandingan Ardika."Bam ... bam ... bam ...."Dengan iringan serangkaian hantaman, disertai dengan serangkaian suara kesakitan teredam, para petugas keamanan itu langsung tergeletak tak berdaya di lantai.Berhubung para petugas keamanan ini
Read more

Bab 2209 Dipecat

Beberapa orang staf pihak manajemen vila yang sedari tadi mengikuti manajer pria itu dari belakang, juga tercengang.Awalnya mereka melihat Sutandi sekeluarga melontarkan ejekan dan sindiran terhadap Ardika, jadi mereka sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Ardika jelas-jelas sudah mengatakan dirinya adalah pemilik vila nomor satu, bahkan vila tersebut adalah pemberian dari Jace untuknya. Akan tetapi, mereka hanya menganggap ucapan Ardika sebagai lelucon.Siapa sangka, itu benar-benar kebenaran."Pak ... Pak Gevon, apa kamu nggak salah? Ini adalah bocah miskin yang menyelinap masuk dengan berpura-pura menjadi kurir pesan antar!""Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri gurunya sekeluarga mengejeknya dan menyindirnya. Bahkan gurunya sendiri saja nggak percaya dia adalah pemilik vila ini!""Apa kamu yakin kamu nggak salah?!""Semua orang di ibu kota provinsi tahu pemilik vila nomor satu ini adalah Pak Jace. Bagaimana mungkin tokoh hebat seperti Pak Jace menghadiahkan vila untuk bo
Read more

Bab 2210 Panggilan Telepon dari Futari

Suasana hati Ardika langsung berubah menjadi baik. Sambil tersenyum, dia berkata, "Futari, aku baru datang ke ibu kota provinsi beberapa hari, masih sangat sibuk. Katakan saja, kamu mau makan apa, mau main apa, aku akan membawamu! Anggap saja sebagai bentuk permintaan maaf dariku!"Setelah berinteraksi dengan Futari cukup lama, Ardika juga sudah sedikit berpengalaman dalam menghadapi gadis muda seperti adik iparnya ini."Nah, begini masih lumayan!"Futari mendengus dengan arogan, lalu berkata, "Karena kamu begitu tahu diri, nanti saat aku melapor pada Kak Luna, aku akan bilang kamu baik-baik saja di sini, nggak pergi menemui wanita.""Eh, aku memang nggak pergi menemui wanita sama sekali, oke?!"Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Makin lama, adik iparnya yang satu ini makin cerdas saja. Sekarang gadis muda itu sudah mulai "memerasnya"."Hehe, itu belum tentu, aku harus lihat dengan mata kepalaku sendiri!"Futari berkata dengan nada bicara arogan sekaligus malu-malu, "Begi
Read more
PREV
1
...
219220221222223
...
226
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status