"Plak ...."Begitu Futari selesai berbicara, pundaknya langsung ditepuk. Akibat pukulan itu, Futari berseru kaget. Dia menatap Ardika dengan sorot mata agak marah."Kak Ardika, kenapa kamu memukulku?!"Ardika berkata dengan kesal, "Kamu ini masih muda, tapi sudah licik saja, ya. Kamu memanfaatkanku lagi, 'kan?!""Baiklah. Maafkan aku, Kak Ardika. Bantu aku sekali ini saja, ya ...."Sambil menarik-narik lengan Ardika, Futari mulai menunjukkan sikap manjanya.Melihat tingkah adik iparnya itu, hati Ardika langsung meleleh. Dia buru-buru menarik lengannya dan berkata, "Oke, oke, oke, aku bantu kamu."Adik iparnya yang satu ini, masih semuda ini saja bisa memainkan trik "meluluhkan pria" seperti ini. Beberapa tahun lagi, bukankah dia akan menjadi "malapetaka" bagi para pria?Ardika berjalan berdampingan dengan Futari. Sambil memperhatikan Raina yang melangkah dengan sepatu hak tingginya seolah-olah tidak memedulikan siapa pun itu, dia bertanya dengan datar, "Tapi, Raina ini juga aneh, menga
Read more