"Baiklah, Ardika, aku akui aku sudah meremehkanmu. Hari ini kamu berhasil lolos.""Tapi lain kali, kamu nggak akan seberuntung ini lagi.""Kita lihat saja nanti!"Selesai berbicara, Werdi langsung berbalik, hendak meninggalkan tempat tersebut.Dia sudah malu setengah mati, tidak ingin berlama-lama di tempat itu lagi.Melihat pemandangan itu, Kalris dan Raina juga ingin ikut pergi."Eh, tunggu dulu, apa aku sudah mengizinkan kalian pergi?"Tiba-tiba, Ardika melontarkan kalimat itu dengan acuh tak acuh.Gagal memfitnahnya, mereka ingin pergi begitu saja?Oh, tidak bisa.Lihat nanti? Kenapa harus menunggu nanti?Malam ini dia akan menangani beberapa orang itu."Eh, Ardika, apa maksudmu? Kami ingin pergi, membutuhkan persetujuan darimu?""Memangnya kamu pikir kamu siapa?!"Werdi dan yang lainnya berbalik, menatap Ardika dengan tatapan dingin, tampak diliputi amarah.Malam ini mereka benar-benar malu setengah mati.Ardika tidak memedulikan mereka. Dia melirik Mitha sekilas, lalu berkata, "B
Rosa mengerutkan keningnya.Walaupun dia juga tidak setuju dengan tindakan Mitha, Werdi dan yang lainnya, tetapi bisa-bisanya Ardika ingin menantang Hainiken. Pria ini sudah sedikit tidak tahu diri.Mitha menyunggingkan seulas senyum palsu dan berkata, "Tuan Ardika, bicara itu nggak boleh sembarangan.""Aku hanya menjalankan tugas sesuai aturan. Sejak awal kamu memang nggak berhak untuk muncul di acara kalangan kelas atas seperti ini.""Aku hanya akan mengatakan satu kalimat lagi. Kamu pergi sendiri, atau orang-orangku yang membantumu.""Apa pilihanmu?"Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak memilih keduanya.""Bagus, bagus, aku sudah memberimu pilihan, tapi kamu tetap saja keras kepala!"Mitha langsung melambaikan tangannya dan berkata, "Serang!""Bocah ini cukup pandai bertarung, serang saja secara bersamaan!"Begitu dia selesai berbicara, belasan orang pria kekar dengan ekspresi ganas langsung menerjang ke arah Ardika."Kak Ardika, kamu ...."Saking ketakutannya, Fut
"Bam ....""Kamu adalah dalang di balik pemfitnahanku, 'kan? Kamu masih berani maju dengan percaya diri?""Bam ....""Keluarga Gunardi bahkan masih belum masuk dalam kategori keluarga kaya, siapa yang memberimu nyali bersikap begitu arogan?""Bam ....""Masih ingin memintaku untuk berlutut dan bersujud atau nggak?""Bam ...."Kali ini, Ardika bahkan sudah malas untuk melayangkan tamparan. Dia langsung memainkan tendangan.Akibat tendangan Ardika, Werdi terpental ke sana kemari di permukaan lantai ruangan tersebut sambil mengeluarkan teriakan menyedihkan tanpa henti.Sepanjang proses ini berlangsung, bahkan sudah ada kursi, meja dan yang lainnya yang hancur. Namun, Ardika sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.Melihat sosok Tuan Muda Keluarga Gunardi saat ini ditendang ke sana kemari oleh Ardika seperti bola, raut wajah para nona itu pun mulai memucat. Mereka mulai diliputi perasaan takut.Bibir Kalris juga gemetaran, raut wajahnya mulai memucat.Awalnya dia juga ingin
Ardika mencibir dan berkata, "Kalau berlian itu benar-benar ditemukan di tubuhku, kamu pasti sudah mengambil pisau dan memotong jariku secara pribadi, 'kan?""Tuan Ardika, kamu ini hanya cari ribut saja!"Mitha tetap bersikeras mempertahankan opininya. "Sudah kubilang, hal ini perlu diselidiki dengan saksama. Bahkan kalau pihak yang berwenang menyelidiki sebuah kasus, juga butuh waktu, apalagi Hainiken.""Sepertinya bukan ini yang kamu katakan tadi."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Bukankah tadi kamu bilang aturan Hainiken adalah hukum?""Sebelumnya saat kamu baru masuk dengan membawa anak buahmu dan memintaku untuk menyerahkan berliannya, apa kamu ada bilang butuh waktu untuk menyelidikinya?""Kamu langsung meyakini aku yang telah mencuri berlian itu. Bagi orang yang nggak tahu, mungkin akan mengira orang-orang Hainiken adalah detektif andal.""Sekarang di saat diri sendiri yang berada di posisi yang nggak menguntungkan, kamu mulai berbicara tentang hukum denganku? Menuntut adan
Ardika tahu jelas.Hainiken bisa berdiri kokoh selama bertahun-tahun, kekuatan pengamanan internal tempat ini pasti bukan hanya sekadar puluhan orang petugas keamanan pecundang ini.Dalam kondisi linglung, Mitha mengeluarkan walkie-talkie, lalu berteriak dengan suara melengking, "Lisman, cepat kemari sekarang juga! Ada orang luar kota yang menghantam kepalaku dengan botol anggur! Dia bahkan mengatakan ingin merobohkan Hainiken!""Kamu bawa orang-orangmu kemari sekarang juga.""Habisi dia! Kamu harus habisi dia!"Setelah meneriakkan beberapa patah kata itu, Mitha juga tidak bisa bertahan lagi. Dia langsung terjatuh ke lantai dan jatuh pingsan.Dua menit kemudian.Pintu ruangan ditendang hingga terbuka dari luar.Belasan orang pria bersetelan jas langsung menerjang masuk.Penampilan fisik orang-orang ini tidak terlihat terlalu meyakinkan. Kalau dibandingkan dengan puluhan orang pria kekar sebelumnya, orang-orang ini adalah tipe orang yang akan terabaikan.Namun, hanya dengan melihat peli
"Dengar-dengar, dia pernah terlibat dalam kasus pembantaian keluarga yang mengenaskan. Dalam satu malam, dia menghabisi musuhnya keluarga yang berjumlah 36 orang, lalu kabur ke luar negeri, bahkan masuk dalam daftar orang yang dicari pihak pemerintahan Negara Nusantara.""Siapa sangka ternyata dia bersembunyi di Hainiken, menjalani hidup dengan tenang tepat di bawah pengawasan pihak kepolisian!"Saat ini, bahkan orang-orang yang masih asing mendengar nama Lisman, begitu mendengar ini, ekspresi mereka saat menatap Lisman langsung berubah.Kasus pembantaian keluarga dengan mengenaskan yang terjadi beberapa tahun yang lalu, sangatlah terkenal di ibu kota provinsi.Sejak kejadian itu pula, nama Lisman ini mengguncang seluruh ibu kota provinsi. Bahkan sampai orang-orang kalangan atas membicarakannya pun, ekspresi mereka akan berubah.Selama ini, sosok yang luar biasa ganas ini tidak melarikan diri ke luar negeri, melainkan bersembunyi di Hainiken. Hal ini benar-benar di luar bayangan semua
"Bagaimana kalau begini saja ...."Saat berbicara, Lisman langsung melangkah maju, lalu mengangkat lengannya dan membalikkan sebuah meja panjang.Saat itu juga, meja panjang yang dipenuhi dengan botol anggur itu langsung terjatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping.Dalam sekejap, berbagai aroma alkohol bergabung menjadi satu dan menyelimuti seluruh ruangan.Pecahan-pecahan botol yang berserakan di lantai, membuat orang bergidik ngeri hanya dengan melihatnya saja.Lisman mengalihkan pandangannya ke arah Ardika. Sambil menyipitkan matanya, dia berkata dengan tersenyum palsu, "Bocah, dengan mempertimbangkan Nona Rosa, kalau kamu merangkak di atas ini, lalu bersujud sebanyak 49 kali di hadapanku, aku akan menganggap masalah ini berakhir sampai di sini.""Adapun mengenai kamu bilang kamu ingin merobohkan Hainiken, aku juga akan berpura-pura nggak mendengarnya.""Bagaimana?"Mendengar kata-katanya, suara orang-orang tersentak langsung memenuhi ruangan tersebut.Merangkak di lantai yang su
Pria pendek itu mengeluarkan suara terendam. Dengan ekspresi kesakitan menghiasi wajahnya, dia mencengkeram dadanya, lalu menundukkan kepalanya. Saat itu juga, dia tampak panik.Kurang dari satu sentimeter dari patahan belati itu yang terlihat di luar permukaan kulitnya.Sisanya sudah tertancap masuk ke dalam dadanya."Bam ...."Ardika melangkah maju, melayangkan satu tendangan hingga membuat tubuh bocah itu terpental. "Sampah Negara Jepara yang telah masuk dalam daftar orang yang dicari! Ternyata Hainiken memang tempat yang sangat kotor! Sudah seperti tempat sampah saja!"Tubuh pria pendek itu menghantam lantai dengan keras. Dia kembali berteriak dengan menyedihkan, menggunakan bahasa Negara Jepara untuk meneriakkan beberapa patah kata. Kemudian, sambil mencengkeram dadanya, dia tergeletak di lantai, tidak berani bergerak lagi.Hanya saja, dia menatap Ardika dengan tatapan yang sangat tajam.Tentu saja Ardika tidak akan melirik sampah itu.Dia sangat percaya diri pada serangannya send
Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika
Orang ini tidak lain adalah Juki, Kepala Departemen PUPR.Setelah dia buka suara, empat petinggi departemen di bawah naungan pemerintah ibu kota provinsi juga ikut maju dan menyapa Ardika. Mereka semua bersikap penuh hormat pada Ardika.Menyaksikan pemandangan itu, semua karyawan di tempat tersebut pun tercengang.Kalris tercengang!Jeslin juga tercengang!Apakah adegan di hadapan mereka ini nyata?Ardika bisa memanggil petinggi dari lima departemen hanya dengan satu panggilan telepon? Mereka benar-benar tidak bisa memercayai hal ini.Selain itu, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, orang-orang ini tidak hanya tiba dalam setengah jam, bahkan tiba lebih awal, tetapi tetap saja menunjukkan bahwa mereka khawatir Ardika telah menunggu lama!Bagaimana mungkin?!Hal yang lebih tidak bisa mereka berdua terima lagi adalah, beberapa orang petinggi departemen ini bersikap penuh hormat di hadapan Ardika yang mereka pandang rendah, seolah-olah Ardika adalah seorang tokoh besar yang sangat he
"Kalau sampai kamu mengucapkan beberapa kata lagi, dia nggak bisa terima, lalu bunuh diri dengan melompat dari gedung, kita harus bagaimana?"Kalris berbicara dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. Ucapannya hanya dipenuhi dengan sindiran."Itu salahnya sendiri, siapa suruh mentalnya serapuh itu, nggak ada hubungannya dengan kita!"Dengan memasang ekspresi dingin, Jeslin berkata dingin, "Ardika, cepat minta maaf pada Tuan Muda Kalris dan rekan-rekan ini!""Kalau nggak, kamu baru mulai bekerja kurang dari setengah jam saja, kamu sudah dipecat! Aku juga yang malu!"Saat ini, Jeslin benar-benar sudah muak pada Ardika.Sebagai seorang pria dewasa, Ardika bukan hanya tidak punya kemampuan, sekarang demi harga diri sendiri, Ardika malah kembali membual, dipermalukan oleh orang lain.Apalagi, itu terjadi tepat di hadapannya.Bagi orang yang tidak mengenal Ardika, ya sudah. Akan tetapi, apa gunanya pria itu membual di hadapannya?Setelah diusir oleh keluarga istrinya di Kota Banyuli,
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu tunggu saja. Dalam setengah jam, kamu akan malu sendiri."Melihat Ardika masih bersikap begitu arogan, sekujur tubuh Kalris sampai gemetaran saking kesalnya.Biarpun hanya kerabat jauh, dia adalah keponakan Wilgo. Bahkan di kalangan kelas atas ibu kota provinsi, orang lain juga akan mempertimbangkannya dan memanggilnya Tuan Muda Kalris.Bahkan dia saja tidak punya cara untuk membuat Juki dan yang lainnya mempertimbangkannya dan menandatangani kontrak pembelian.Setelah berpura-pura melakukan panggilan telepon, orang kampungan seperti Ardika malah berani mengatakan dalam setengah jam dia ingin Juki dan yang lainnya datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak.'Cih, memangnya dia pikir dia siapa?!'Kalris tidak tahan melihat Ardika berlagak hebat seperti itu, dia benar-benar ingin melayangkan satu tamparan keras ke wajah bocah itu.Namun, dia juga tahu konsekuensi dari melakukan hal seperti itu adalah, kemungkinan besar sebelum di
Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak
Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir
Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu
"Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a
Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b