Share

Bab 2263 Lisman

Penulis: Sarjana
Ardika tahu jelas.

Hainiken bisa berdiri kokoh selama bertahun-tahun, kekuatan pengamanan internal tempat ini pasti bukan hanya sekadar puluhan orang petugas keamanan pecundang ini.

Dalam kondisi linglung, Mitha mengeluarkan walkie-talkie, lalu berteriak dengan suara melengking, "Lisman, cepat kemari sekarang juga! Ada orang luar kota yang menghantam kepalaku dengan botol anggur! Dia bahkan mengatakan ingin merobohkan Hainiken!"

"Kamu bawa orang-orangmu kemari sekarang juga."

"Habisi dia! Kamu harus habisi dia!"

Setelah meneriakkan beberapa patah kata itu, Mitha juga tidak bisa bertahan lagi. Dia langsung terjatuh ke lantai dan jatuh pingsan.

Dua menit kemudian.

Pintu ruangan ditendang hingga terbuka dari luar.

Belasan orang pria bersetelan jas langsung menerjang masuk.

Penampilan fisik orang-orang ini tidak terlihat terlalu meyakinkan. Kalau dibandingkan dengan puluhan orang pria kekar sebelumnya, orang-orang ini adalah tipe orang yang akan terabaikan.

Namun, hanya dengan melihat peli
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2264 Jiwa yang Menarik

    "Dengar-dengar, dia pernah terlibat dalam kasus pembantaian keluarga yang mengenaskan. Dalam satu malam, dia menghabisi musuhnya keluarga yang berjumlah 36 orang, lalu kabur ke luar negeri, bahkan masuk dalam daftar orang yang dicari pihak pemerintahan Negara Nusantara.""Siapa sangka ternyata dia bersembunyi di Hainiken, menjalani hidup dengan tenang tepat di bawah pengawasan pihak kepolisian!"Saat ini, bahkan orang-orang yang masih asing mendengar nama Lisman, begitu mendengar ini, ekspresi mereka saat menatap Lisman langsung berubah.Kasus pembantaian keluarga dengan mengenaskan yang terjadi beberapa tahun yang lalu, sangatlah terkenal di ibu kota provinsi.Sejak kejadian itu pula, nama Lisman ini mengguncang seluruh ibu kota provinsi. Bahkan sampai orang-orang kalangan atas membicarakannya pun, ekspresi mereka akan berubah.Selama ini, sosok yang luar biasa ganas ini tidak melarikan diri ke luar negeri, melainkan bersembunyi di Hainiken. Hal ini benar-benar di luar bayangan semua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2265 Sampah Negara Jepara

    "Bagaimana kalau begini saja ...."Saat berbicara, Lisman langsung melangkah maju, lalu mengangkat lengannya dan membalikkan sebuah meja panjang.Saat itu juga, meja panjang yang dipenuhi dengan botol anggur itu langsung terjatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping.Dalam sekejap, berbagai aroma alkohol bergabung menjadi satu dan menyelimuti seluruh ruangan.Pecahan-pecahan botol yang berserakan di lantai, membuat orang bergidik ngeri hanya dengan melihatnya saja.Lisman mengalihkan pandangannya ke arah Ardika. Sambil menyipitkan matanya, dia berkata dengan tersenyum palsu, "Bocah, dengan mempertimbangkan Nona Rosa, kalau kamu merangkak di atas ini, lalu bersujud sebanyak 49 kali di hadapanku, aku akan menganggap masalah ini berakhir sampai di sini.""Adapun mengenai kamu bilang kamu ingin merobohkan Hainiken, aku juga akan berpura-pura nggak mendengarnya.""Bagaimana?"Mendengar kata-katanya, suara orang-orang tersentak langsung memenuhi ruangan tersebut.Merangkak di lantai yang su

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2266 Unggul Telak

    Pria pendek itu mengeluarkan suara terendam. Dengan ekspresi kesakitan menghiasi wajahnya, dia mencengkeram dadanya, lalu menundukkan kepalanya. Saat itu juga, dia tampak panik.Kurang dari satu sentimeter dari patahan belati itu yang terlihat di luar permukaan kulitnya.Sisanya sudah tertancap masuk ke dalam dadanya."Bam ...."Ardika melangkah maju, melayangkan satu tendangan hingga membuat tubuh bocah itu terpental. "Sampah Negara Jepara yang telah masuk dalam daftar orang yang dicari! Ternyata Hainiken memang tempat yang sangat kotor! Sudah seperti tempat sampah saja!"Tubuh pria pendek itu menghantam lantai dengan keras. Dia kembali berteriak dengan menyedihkan, menggunakan bahasa Negara Jepara untuk meneriakkan beberapa patah kata. Kemudian, sambil mencengkeram dadanya, dia tergeletak di lantai, tidak berani bergerak lagi.Hanya saja, dia menatap Ardika dengan tatapan yang sangat tajam.Tentu saja Ardika tidak akan melirik sampah itu.Dia sangat percaya diri pada serangannya send

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2267 Kamu Ingin Mengingatkan Aku

    Lisman berusaha keras untuk mengangkat kepalanya, dia menatap Ardika dengan lekat. Kelabang hitam di wajahnya itu bergerak dengan makin dramatis.Dia sama sekali tidak menyangka. Jelas-jelas dia membawa belasan orang petarung yang luar biasa, bahkan memiliki seorang ahli bela diri Negara Jepara di pihaknya.Dengan kekuatan seperti ini, bahkan tidak ada pihak mana pun di seluruh dunia preman ibu kota provinsi yang mampu menandingi kekuatan luar biasa ini.Namun, begitu bertemu dengan Ardika, kekuatan luar biasa ini malah berubah menjadi sangat lemah, seakan-akan sama sekali tidak berdaya.Kekuatan luar biasa yang ditunjukkan oleh Ardika membuat Lisman mengurungkan niatnya untuk memanggil bala bantuan lagi.Setelah berpikir demikian, Lisman berkata dengan napas terengah-engah, "Malam ini aku mengaku kalah!"Ardika menarik kembali kakinya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, seharusnya kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan. Lakukan saja."Lisman mengatupkan bibirnya de

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2268 Tidak Ada Hal Baik yang Datang Sendiri

    'Dasar sialan!''Apa yang dimaksudnya dengan hak penggunaan?''Kata-kata ini benar-benar nggak enak didengar. Apa dia pikir aku adalah sebuah alat?'Api amarah langsung menyala-nyala di kedua mata Rosa.Namun, detik berikutnya ekspresi amarah di wajahnya langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dia menyunggingkan seulas senyum, lalu menyelipkan rambutnya di belakang telinganya dan berkata, "Ya, benar. Aku turun untuk mengingatkanmu hal ini. Bagaimanapun juga, aku adalah tipe orang yang selalu memenuhi janjiku.""Bagaimana kalau aku memesan sebuah kamar di hotel, lalu kita bicarakan perlahan-lahan?"Ardika tercengang. Awalnya dia mengira wanita ini akan marah saking malunya. Siapa sangka wanita ini malah mengikuti alur pembicaraannya, bahkan menyarankan untuk memesan kamar hotel, lalu berbicara baik-baik dengannya.Apa yang bisa dibicarakan oleh seorang pria dan wanita di dalam sebuah kamar yang sama?Ardika memperhatikan Rosa dengan saksama. Hingga wajah Rosa sudah sedikit memerah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2269 Bayang-Bayang Negara Jepara

    Futari mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan kasihan. Perhatiannya terhadap Ardika diutarakannya dengan jelas dalam ucapannya.Walaupun dulu dia juga sudah pernah menghadapi beberapa masalah bersama Ardika, tetapi itu hanyalah konflik-konflik kecil.Menggunakan botol anggur untuk menghantam kepala orang lain sudah merupakan tindakan yang ekstrem.Akan tetapi, bukan hanya itu saja yang terjadi malam ini. Malam ini terjadi pemotongan jari, bahkan ada orang Negara Jepara yang hampir meregang nyawa. Ini benar-benar membuatnya ketakutan.Reaksi pertamanya adalah dia bukannya merasa senang memiliki seorang kakak ipar dengan kemampuan bela diri yang luar biasa, melainkan mengkhawatirkan keselamatan Ardika.Bagaimanapun juga, malam ini orang-orang yang terlibat dalam konflik dengan kakak iparnya memiliki latar belakang yang luar biasa.Ardika mengangkat lengannya dan menepuk dahi Futari. "Dari mana kamu mempelajari kata-kata seperti itu? Apa maksudmu dengan kakak sepupumu menjadi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2270 Pergi Bekerja

    Keluarga Septio adalah keluarga kaya lama, relasi mereka sangatlah luas. Jadi, seharusnya mereka bisa menemukan orang-orang yang memenuhi kualifikasinya.Tentu saja, kalau pada akhirnya orang yang dicarikan oleh Levin tidak bisa membuat Ardika puas, Ardika juga tidak keberatan untuk menggerakkan relasinya dan sumber dayanya sendiri.Hanya saja, meminta orang-orang itu datang ke ibu kota provinsi, dia merasa itu sudah agak berlebihan.Levin langsung setuju. "Kak Ardika, aku mengenal beberapa orang yang pasti andal dalam hal melindungi orang. Tapi, harga yang mereka minta nggak rendah."Ardika berkata dengan santai, "Uang bukan masalah selama kemampuan mereka setara dengan harga itu."Malam hening itu berlalu dengan cepat.Pagi keesokan harinya.Saat Ardika terbangun dari tidurnya, Levin sudah membawakan sarapan secara pribadi.Saat Ardika sedang sarapan bersama Futari, dia menerima pesan dari Vita. Wanita itu mengatakan pagi-pagi sekali Jeslin sudah bergegas pergi ke Grup Goldis untuk m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2271 Kasih Sayang Seorang Guru

    "Nggak perlu bekerja?"Sutandi berkata dengan marah, "Ardika, ada apa dengan sikapmu ini?""Aku baru saja bilang padamu untuk bangkit kembali dari tempatmu terjatuh, kamu menganggap ucapanku seperti angin lalu, ya?!""Kamu nggak ingin bekerja, apa yang ingin kamu lakukan?""Menjalani hari-harimu tanpa melakukan apa-apa? Atau mengandalkan bualan-bualan yang nggak ada artinya itu untuk memuaskan martabat sendiri, membuat diri sendiri mati rasa?""Tahukah kamu demi mendapatkan pekerjaan untukmu Jeslin telah berupaya sekeras apa dan telah menggunakan semua relasi yang bisa digunakannya?!""Ardika, kamu nggak bisa mengecewakan Jeslin, juga nggak bisa mengecewakanku!"Sutandi mengucapkan kata-kata itu dengan diliputi perasaan sakit hati.Mengingat kemarin demi memuaskan martabat sendiri Ardika telah membual dengan mengatakan dirinya adalah pemilik vila nomor satu Gunung Halfi, hatinya telah diliputi kekecewaan terhadap muridnya itu."Ardika, kata-kataku kemarin memang kurang enak didengar, t

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2277 Siapa Pecundang yang Sebenarnya

    Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2276 Setengah Jam Sudah Cukup

    Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2275 Beberapa Proyek

    Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2274 Gaji Bulanan Enam Juta

    "Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2273 Mulai Bekerja

    Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2272 Arogan

    Panggilan telepon baru saja berakhir, Ardika sudah menerima sebuah notifikasi menerima transfer dana.Sutandi mentransfer 20 juta untuknya, memintanya untuk membeli setelan pakaian formal yang cocok dengannya saat dalam perjalanan menuju Grup Goldis.Ardika hanya bisa menerima niat baik Sutandi itu dengan tidak berdaya.Kalau dia tidak terima, gurunya itu pasti akan meneleponnya dan mengguruinya lagi.Adapun mengenai setelah formal, Ardika tidak membelinya, juga tidak berencana untuk memakainya.Bagaimana mungkin seorang bos perlu berpenampilan sama seperti karyawan saat pergi ke perusahaan sendiri?Setelah memberi tahu Futari untuk bersenang-senang sendiri di rumah, Ardika mengendarai mobil yang diberikan oleh Jace padanya itu menuju ke area pusat bisnis paling mewah di ibu kota provinsi.Gedung Goldis tetap terlihat sangat mencolok. Saat mendongak dan melihatnya, gedung tersebut tetap memberikan gejolak emosi yang besar bagi orang yang melihatnya.Pria dan wanita yang keluar masuk ge

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2271 Kasih Sayang Seorang Guru

    "Nggak perlu bekerja?"Sutandi berkata dengan marah, "Ardika, ada apa dengan sikapmu ini?""Aku baru saja bilang padamu untuk bangkit kembali dari tempatmu terjatuh, kamu menganggap ucapanku seperti angin lalu, ya?!""Kamu nggak ingin bekerja, apa yang ingin kamu lakukan?""Menjalani hari-harimu tanpa melakukan apa-apa? Atau mengandalkan bualan-bualan yang nggak ada artinya itu untuk memuaskan martabat sendiri, membuat diri sendiri mati rasa?""Tahukah kamu demi mendapatkan pekerjaan untukmu Jeslin telah berupaya sekeras apa dan telah menggunakan semua relasi yang bisa digunakannya?!""Ardika, kamu nggak bisa mengecewakan Jeslin, juga nggak bisa mengecewakanku!"Sutandi mengucapkan kata-kata itu dengan diliputi perasaan sakit hati.Mengingat kemarin demi memuaskan martabat sendiri Ardika telah membual dengan mengatakan dirinya adalah pemilik vila nomor satu Gunung Halfi, hatinya telah diliputi kekecewaan terhadap muridnya itu."Ardika, kata-kataku kemarin memang kurang enak didengar, t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2270 Pergi Bekerja

    Keluarga Septio adalah keluarga kaya lama, relasi mereka sangatlah luas. Jadi, seharusnya mereka bisa menemukan orang-orang yang memenuhi kualifikasinya.Tentu saja, kalau pada akhirnya orang yang dicarikan oleh Levin tidak bisa membuat Ardika puas, Ardika juga tidak keberatan untuk menggerakkan relasinya dan sumber dayanya sendiri.Hanya saja, meminta orang-orang itu datang ke ibu kota provinsi, dia merasa itu sudah agak berlebihan.Levin langsung setuju. "Kak Ardika, aku mengenal beberapa orang yang pasti andal dalam hal melindungi orang. Tapi, harga yang mereka minta nggak rendah."Ardika berkata dengan santai, "Uang bukan masalah selama kemampuan mereka setara dengan harga itu."Malam hening itu berlalu dengan cepat.Pagi keesokan harinya.Saat Ardika terbangun dari tidurnya, Levin sudah membawakan sarapan secara pribadi.Saat Ardika sedang sarapan bersama Futari, dia menerima pesan dari Vita. Wanita itu mengatakan pagi-pagi sekali Jeslin sudah bergegas pergi ke Grup Goldis untuk m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2269 Bayang-Bayang Negara Jepara

    Futari mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan kasihan. Perhatiannya terhadap Ardika diutarakannya dengan jelas dalam ucapannya.Walaupun dulu dia juga sudah pernah menghadapi beberapa masalah bersama Ardika, tetapi itu hanyalah konflik-konflik kecil.Menggunakan botol anggur untuk menghantam kepala orang lain sudah merupakan tindakan yang ekstrem.Akan tetapi, bukan hanya itu saja yang terjadi malam ini. Malam ini terjadi pemotongan jari, bahkan ada orang Negara Jepara yang hampir meregang nyawa. Ini benar-benar membuatnya ketakutan.Reaksi pertamanya adalah dia bukannya merasa senang memiliki seorang kakak ipar dengan kemampuan bela diri yang luar biasa, melainkan mengkhawatirkan keselamatan Ardika.Bagaimanapun juga, malam ini orang-orang yang terlibat dalam konflik dengan kakak iparnya memiliki latar belakang yang luar biasa.Ardika mengangkat lengannya dan menepuk dahi Futari. "Dari mana kamu mempelajari kata-kata seperti itu? Apa maksudmu dengan kakak sepupumu menjadi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status