Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b
"Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a
Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu
Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir
Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak
Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir
Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu
"Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a
Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b
Panggilan telepon baru saja berakhir, Ardika sudah menerima sebuah notifikasi menerima transfer dana.Sutandi mentransfer 20 juta untuknya, memintanya untuk membeli setelan pakaian formal yang cocok dengannya saat dalam perjalanan menuju Grup Goldis.Ardika hanya bisa menerima niat baik Sutandi itu dengan tidak berdaya.Kalau dia tidak terima, gurunya itu pasti akan meneleponnya dan mengguruinya lagi.Adapun mengenai setelah formal, Ardika tidak membelinya, juga tidak berencana untuk memakainya.Bagaimana mungkin seorang bos perlu berpenampilan sama seperti karyawan saat pergi ke perusahaan sendiri?Setelah memberi tahu Futari untuk bersenang-senang sendiri di rumah, Ardika mengendarai mobil yang diberikan oleh Jace padanya itu menuju ke area pusat bisnis paling mewah di ibu kota provinsi.Gedung Goldis tetap terlihat sangat mencolok. Saat mendongak dan melihatnya, gedung tersebut tetap memberikan gejolak emosi yang besar bagi orang yang melihatnya.Pria dan wanita yang keluar masuk ge
"Nggak perlu bekerja?"Sutandi berkata dengan marah, "Ardika, ada apa dengan sikapmu ini?""Aku baru saja bilang padamu untuk bangkit kembali dari tempatmu terjatuh, kamu menganggap ucapanku seperti angin lalu, ya?!""Kamu nggak ingin bekerja, apa yang ingin kamu lakukan?""Menjalani hari-harimu tanpa melakukan apa-apa? Atau mengandalkan bualan-bualan yang nggak ada artinya itu untuk memuaskan martabat sendiri, membuat diri sendiri mati rasa?""Tahukah kamu demi mendapatkan pekerjaan untukmu Jeslin telah berupaya sekeras apa dan telah menggunakan semua relasi yang bisa digunakannya?!""Ardika, kamu nggak bisa mengecewakan Jeslin, juga nggak bisa mengecewakanku!"Sutandi mengucapkan kata-kata itu dengan diliputi perasaan sakit hati.Mengingat kemarin demi memuaskan martabat sendiri Ardika telah membual dengan mengatakan dirinya adalah pemilik vila nomor satu Gunung Halfi, hatinya telah diliputi kekecewaan terhadap muridnya itu."Ardika, kata-kataku kemarin memang kurang enak didengar, t
Keluarga Septio adalah keluarga kaya lama, relasi mereka sangatlah luas. Jadi, seharusnya mereka bisa menemukan orang-orang yang memenuhi kualifikasinya.Tentu saja, kalau pada akhirnya orang yang dicarikan oleh Levin tidak bisa membuat Ardika puas, Ardika juga tidak keberatan untuk menggerakkan relasinya dan sumber dayanya sendiri.Hanya saja, meminta orang-orang itu datang ke ibu kota provinsi, dia merasa itu sudah agak berlebihan.Levin langsung setuju. "Kak Ardika, aku mengenal beberapa orang yang pasti andal dalam hal melindungi orang. Tapi, harga yang mereka minta nggak rendah."Ardika berkata dengan santai, "Uang bukan masalah selama kemampuan mereka setara dengan harga itu."Malam hening itu berlalu dengan cepat.Pagi keesokan harinya.Saat Ardika terbangun dari tidurnya, Levin sudah membawakan sarapan secara pribadi.Saat Ardika sedang sarapan bersama Futari, dia menerima pesan dari Vita. Wanita itu mengatakan pagi-pagi sekali Jeslin sudah bergegas pergi ke Grup Goldis untuk m
Futari mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan kasihan. Perhatiannya terhadap Ardika diutarakannya dengan jelas dalam ucapannya.Walaupun dulu dia juga sudah pernah menghadapi beberapa masalah bersama Ardika, tetapi itu hanyalah konflik-konflik kecil.Menggunakan botol anggur untuk menghantam kepala orang lain sudah merupakan tindakan yang ekstrem.Akan tetapi, bukan hanya itu saja yang terjadi malam ini. Malam ini terjadi pemotongan jari, bahkan ada orang Negara Jepara yang hampir meregang nyawa. Ini benar-benar membuatnya ketakutan.Reaksi pertamanya adalah dia bukannya merasa senang memiliki seorang kakak ipar dengan kemampuan bela diri yang luar biasa, melainkan mengkhawatirkan keselamatan Ardika.Bagaimanapun juga, malam ini orang-orang yang terlibat dalam konflik dengan kakak iparnya memiliki latar belakang yang luar biasa.Ardika mengangkat lengannya dan menepuk dahi Futari. "Dari mana kamu mempelajari kata-kata seperti itu? Apa maksudmu dengan kakak sepupumu menjadi