Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2 Kue Seharga Seratus Ribu

Share

Bab 2 Kue Seharga Seratus Ribu

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2023-10-26 15:14:11
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.

Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?"

"Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik."

"Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."

Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih."

"Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco.

"Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri.

"Ada satu hal yang perlu kamu lakukan."

"Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli."

"Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."

Selama tiga tahun bergabung dengan militer, Ardika tidak hanya memimpin bawahan untuk berperang. Dia juga membangun sebuah kerajaan bisnis di luar negeri yang bernama Grup Angkasa Sura!

Dia akan menggunakan Grup Angkasa Sura untuk membantu Luna.

"Siap!" jawab Draco tanpa ragu. "Bos, aku akan segera datang ke Kota Banyuli. Ketika kamu menghilang, ada orang-orang yang mulai bergerak di luar sana maupun di dalam. Aku harus melaporkan beberapa hal kepadamu langsung."

"Baik."

...

Grup Angkasa Sura masuk ke Kota Banyuli dengan kehebohan besar.

Malam itu, seperti ledakan bom yang besar, kabar tersebut langsung tersebar di seluruh Kota Banyuli.

Semua orang tahu bahwa hal itu akan mengubah situasi kekuatan keluarga besar di Kota Banyuli.

Grup Angkasa Sura merupakan perusahaan pemodal kelas atas yang memiliki modal investasi dalam jumlah besar. Mereka berfokus pada bisnis investasi.

Kalau salah satu keluarga di Kota Banyuli berhasil bekerja sama dengan Grup Angkasa Sura, kekuatan keluarga tersebut pasti akan meroket dan menduduki puncak Kota Banyuli.

Keesokan harinya, Ardika meninggalkan rumah sakit dan pergi ke kediaman Keluarga Basagita.

Vila Keluarga Basagita.

Hari ini Tuan Besar Basagita berulang tahun yang ke-70, suasana seluruh vila Keluarga Basagita tampak sangat bahagia dan juga meriah.

"Wulan Basagita, memberikan hadiah satu vas seharga 1,2 miliar."

"Wisnu Basagita, memberikan hadiah satu patung emas seharga 800 juta."

Melihat satu per satu orang yang datang memberi hadiah, Tuan Besar Basagita yang duduk di kursi utama menunjukkan ekspresi gembira.

Suasana di dalam vila begitu bahagia, tetapi pada saat ini ....

"Luna Basagita, memberikan hadiah kue buatan sendiri seharga ... seratus ribu."

Semua orang tertegun secara serentak, mereka pun menatap Luna yang membawa kue dengan ekspresi aneh.

"Memalukan! Kamu membawa hadiah seperti itu untukku?"

Ekspresi Tuan Besar Basagita sangat masam.

"Kakek, aku ...."

Luna menundukkan kepalanya, ketika ingin menjelaskan, kakak sepupu yang bernama Wulan pun memotongnya dengan ekspresi sinis, "Luna, hari ini ulang tahun Kakek yang ke-70. Hadiah yang kami berikan bernilai ratusan juta sampai miliaran. Kenapa kamu malah membawa kue busuk seperti itu? Kenapa ada cucu pelit sepertimu?"

Hubungan Wulan selalu tidak baik dengan Luna, dia juga iri karena Luna lebih cantik darinya.

Luna merasa sangat sedih. Dia menundukkan kepalanya sambil menjelaskan, "Kakak, aku juga nggak ingin memberikan satu kue saja. Tapi sekarang, keluarga kami terlilit utang, perusahaan juga hampir bangkrut. Jadi ...."

"Kenapa? Berlagak miskin lagi? Memangnya miskin itu bisa dijadikan alasan?"

Plak!

Sambil mendengkus dingin, Wulan mengangkat tangan kanannya dan menjatuhkan kue tersebut ke lantai.

"Anjing saja nggak mau makan kue busuk seperti itu. Aku nggak tahu kenapa kamu berani memberikan hadiah seperti itu kepada Kakek."

Melihat kue yang jatuh berantakan tersebut, mata Luna mulai memerah.

Luna menghabiskan waktu sepanjang malam untuk membuat kue tersebut, itu adalah niat yang tulus. Siapa sangka, keluarganya malah tidak menghargainya.

Saat ini, kakaknya Wulan yang bernama Wisnu berjalan mendekat sambil menatap Luna dengan jijik.

"Luna, jangan-jangan kamu hanya ingin memberikan hadiah murah, lalu datang makan enak, ya?"

"Bagaimanapun, Kakek menyiapkan banyak makanan enak dan mahal di ulang tahun kali ini. Kalian sekeluarga pasti nggak pernah melihatnya, 'kan?"

Seketika, semua orang tertawa terbahak-bahak.

"Benar kata Wisnu. Sepertinya kalian sekeluarga datang untuk makan gratis."

"Tapi, kalian tentu saja nggak berhak makan makanan enak dan mahal ini."

"Suruh bagian dapur masak mi untuk mereka saja."

"Jangan meninggikan mereka. Mereka hanya perlu makan makanan sisa semalam saja. Bagi mereka, makanan sisaan semalam sudah termasuk makanan enak."

Tuan Besar Basagita juga ikut tertawa. Dia lalu berkata dengan ekspresi lebih tenang, "Masak mi saja buat mereka, lagi pula masakan sisa itu buat anjing."

"Kakek memang baik hati. Luna, cepat ucapkan terima kasih sama Kakek," ucap Wulan dengan tatapan sinis.

Luna menggigit bibirnya dengan mata merah, dia juga tidak menjawab.

"Sudah, bentar lagi kita akan mulai makan. Wulan, cepat atur orang-orang untuk duduk."

Tuan Besar Basagita tidak peduli dengan reaksi Luna, melainkan memberikan perintah sambil melambaikan tangannya.

Setelah mendapat perintah dari Tuan Besar Basagita, Wulan segera berdiri dan berkata, "Bagi keluarga yang berkontribusi 20 miliar ke atas, duduk di meja utama."

"Keluarga yang berkontribusi 10 miliar ke atas, duduk di baris pertama."

"Keluarga yang berkontribusi 2 miliar ...."

...

Tak lama kemudian, semua orang sudah duduk.

Hanya Luna sekeluarga yang berdiri dengan ekspresi canggung.

Luna lalu bertanya dengan wajah merah, "Wulan, kami duduk di mana?"

Wulan menjawab dengan sinis, "Duduk di mana? Bukannya ada kursi dan meja lipat di pojokan? Kalian duduk saja di sana. Aku akan menyajikan tiga mangkuk mi untuk kalian nanti."

Tindakannya benar-benar sangat merendahkan. Sambil menahan air mata, Luna berkata, "Kita adalah keluarga, kenapa kamu sengaja memperlakukan kami seperti itu?"

Wulan menjawab dengan ekspresi sinis, "Kenapa? Nggak terima? Semua kursi di sini hanya untuk orang-orang yang berkontribusi. Makin besar kontribusi yang diberikan, tempat duduknya makin bagus. Begitu juga sebaliknya."

Pada saat ini, terdengar suara dari depan pintu, "Kalau begitu, orang yang berkontribusi 20 triliun duduk di mana?"

Berkontribusi 20 triliun?

Siapa yang punya nyali untuk berkata seperti itu?

Semua orang melihat ke sumber suara, lalu menyadari kehadiran Ardika di depan pintu.

Seketika, semua orang tertawa terbahak-bahak.

"Aku kira siapa, ternyata Ardika si idiot!"

"Memangnya dia tahu 20 triliun itu berapa angka nolnya? Sepertinya dia bahkan nggak bisa berhitung dengan benar."

Sambil menepuk pegangan kursi, Tuan Besar Basagita berkata, "Kalau kamu bisa berkontribusi 20 triliun, aku bahkan berani memberikan kursi ini kepadamu."

"Sayangnya, seorang idiot sepertimu bahkan nggak bisa mengeluarkan satu perak pun."

Ucapan itu membuat semua orang kembali tertawa.

Wulan pun ikut mengoceh dengan ekspresi jijik, "Luna, beraninya kamu membawa si idiot itu ke kediaman Keluarga Basagita? Memangnya kamu nggak malu, ya?"

Luna sekeluarga benar-benar ingin mencari tempat untuk bersembunyi.

"Dasar idiot, kenapa kamu datang ke sini? Cepat pergi!" Ibu mertuanya yang bernama Desi Liwanto mengangkat tangan untuk menampar Ardika, tetapi Ardika berhasil menghindarinya.

Semua orang tertegun, lalu menatap Ardika dengan ekspresi aneh.

Biasanya si idiot ini selalu dipukul, apa yang terjadi hari ini?

Apakah dia sudah sembuh?

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Abdul Nasir
sesama manusia kenapa hanya harta saja yang dipandang.
goodnovel comment avatar
Wida Widyaati
saya sudah membaca
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3 Calon Pewaris

    "Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid

    Last Updated : 2023-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 4 Herkules

    Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd

    Last Updated : 2023-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 5 Ketakutan

    Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s

    Last Updated : 2023-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 6 Restoran Gatotkaca

    "Ck." Saking marahnya, Tina pun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku ingin melihatnya. Nggak perlu yang terlalu jauh, apakah kamu tahu hari ini Tuan Muda Tony mengajak mereka makan di mana?""Lantai tiga Restoran Gatotkaca! Tempat yang selamanya nggak mungkin dimasuki oleh pecundang sepertimu."Ketika mendengarnya, kedua mata Desi tampak berbinar. Dia lalu berkata, "Lantai tiga Restoran Gatotkaca? Tempat itu hanya bisa dipesan oleh anggota emas."Di Kota Banyuli, Restoran Gatotkaca termasuk restoran kelas atas. Orang yang menghabiskan puluhan miliar baru bisa mendapatkan kartu anggota emas. Di Keluarga Basagita, hanya Tuan Besar Basagita seorang yang memiliki kartu anggota emas.Adapun lantai tiga ke atas, biaya yang perlu dihabiskan oleh anggota bahkan lebih mengejutkan.Tina menoleh ke arah Ardika, lalu tersenyum sambil berkata, "Ardika, itulah perbedaan antara kamu dan Tuan Muda Tony. Aku nggak tahu kenapa kamu masih percaya diri untuk berada di sisi Luna.""Tina, nggak usah pe

    Last Updated : 2023-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 7 Ingin Bertemu Orang Penting

    "Bukankah bosnya Kak Herkules itu Tuan John?"Tina tidak bisa menahan tawanya, lalu berkata, "Ardika, apakah kamu tahu siapa Tuan John? Dia adalah orang penting yang sangat berkuasa. Seorang bos preman yang bahkan harus dihormati oleh Ayahku. Beraninya kamu bilang Tuan John datang meminta maaf? Kamu ingin mati, ya?""Tina, kalau kamu nggak percaya, kamu boleh ikut ke atas," jawab Ardika dengan santai. Namun, Tina malah memelototinya.Setelah sadar kembali dari keterkejutan, Tony pun berkata sambil tersenyum, "Aku rasa dia melihat mobil Tuan John di depan pintu, jadi sengaja berkata seperti itu. Untung saja nggak ada orang luar di sini. Kalau sampai Tuan John mendengar ucapannya, kita semua akan mati."Semua orang langsung terkejut."Aku benar-benar nggak tahan lagi!" bentak Desi dengan kesal sambil menepuk meja. "Tiap hari hanya bisa bersikap bodoh seperti itu, memalukan saja! Cepat pergi, kalau nggak, aku akan menghajarmu.""Ardika, kamu pergi dulu .... Aku akan pulang setelah makan."

    Last Updated : 2023-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 8 Memukul Tuan Muda Axel

    Tina tampak berseri-seri, dia juga ingin melihat orang penting tersebut."Luna, ayo kita tunggu di depan pintu lift," ajak Tina sambil menarik baju Luna."Nggak usah, aku akan pulang bersama Ardika ...."Setelah minum satu gelas anggur, wajah Luna yang sedikit mabuk tampak kemerahan.Tina pun menasihatinya dengan kesal, "Aduh, kenapa kamu terus memikirkan Ardika si idiot itu? Kali ini adalah kesempatan yang sangat langka. Kalau kita bisa meninggalkan kesan baik untuk orang penting itu, utang keluarga kalian nggak perlu dikhawatirkan lagi, 'kan?""Hmm ... baiklah."Tak lama kemudian, Axel mengangkat panggilan telepon.Semua orang langsung menahan napas.Apakah orang penting tersebut akan turun?Setelah beberapa saat, Axel pun meletakkan ponselnya dengan ekspresi tak berdaya. Dia lalu berkata, "Ayahku baru saja meneleponku, dia bilang perjamuannya sudah selesai dan orang penting tersebut sudah pergi lebih awal.""Aduh, kita kurang beruntung, nggak bisa bertemu orang penting itu ...."Sem

    Last Updated : 2023-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 9 Keluarga Basagita yang Tidak Tahu Malu

    Tina juga mendengkus dingin.Tony yang menyipitkan matanya tiba-tiba mengangguk, lalu berkata dengan nada bercanda, "Ardika, boleh juga. Kamu yang rayakan saja, biar aku bisa melihatnya."Tony malas berdebat dengan seorang pecundang.Lagi pula dengan keuangannya, selama Tony mau, dia bisa membuat Luna hidup mewah setiap hari.Kali ini, dia akan membiarkan Ardika mengacaukannya.Tanpa kekurangan yang ditunjukkan oleh si pecundang, kehebatan Tony tentu saja tidak terlihat, 'kan?Desi langsung mengabaikan Ardika, dia lalu bertanya, "Tony, apakah kamu bisa mengundang Kak Herkules ke pesta ulang tahun Luna? Kami harus berterima kasih kepadanya karena sudah membayar utang."Senyuman di wajah Tony langsung menghilang.Hari ini, dia sempat menelepon Herkules. Setelah memarahinya, Herkules langsung menutup telepon dengan kesal. Siapa sangka ternyata Herkules malah membayar utangnya, hal itu sudah cukup mengejutkan Tony.Mengundang Herkules ke ulang tahun Luna?Tony tidak percaya dia punya kehor

    Last Updated : 2023-10-26
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 10 Hadiah Ulang Tahun

    Apa?Utangnya sudah dibayar?Mana mungkin? Bukankah Herkules sudah marah?Wulan dan yang lainnya langsung bengong, bahkan Tuan Besar Basagita juga tertegun. Dia menggaruk telinga sambil bertanya, "Kalian ... kalian benar-benar berhasil mendapatkan uangnya?"Sambil mengangguk, Luna segera memberikan buktinya dengan hormat."Kakek, ini ceknya, Kakek lihat dulu."Setelah melihatnya beberapa kali, Tuan Besar Basagita pun menghela napas lega. Dia lalu mengangguk dan berkata, "Ini memang cek milik perusahaan Herkules."Ekspresi tegang di wajah setiap anggota Keluarga Basagita pun menjadi lebih lega.Kalau bisa mendapatkan uangnya, hal itu membuktikan bahwa Herkules tidak marah. Keluarga Basagita juga akan baik-baik saja."Huh! Kalian kira utangnya dibayar gara-gara kalian? Jangan mimpi!" Saat ini, Wulan tiba-tiba maju ke depan dan berkata, "Kalau bukan karena aku dipukul oleh Kak Herkules, mana mungkin kalian bisa mendapatkan uangnya?""Pasti karena Kak Herkules ingin meminta maaf kepadaku,

    Last Updated : 2023-10-26

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1746 Kemari

    Ekspresi Luna juga sedikit pucat, tetapi dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang dan berkata dengan dingin, "Memangnya kalau suamiku nggak memperlakukan mereka seperti itu, Grup Kamel akan melepaskan kami?"Melihat Andrew begitu menyedihkan, dia merasa ketakutan sekaligus puas."Eh ... ini ...."Semua orang di dalam ruangan itu terdiam. Apa maksud Luna, dia ingin hancur bersama?"Bam!"Tepat pada saat ini, Ardika mengambil sebotol anggur, lalu menggunakan botol anggur itu untuk memukuli kepala Andrew tanpa ragu.Saat itu juga, botol anggur pecah, kepala Andrew juga berdarah. Dia merasa kesakitan setengah mati.Ardika melirik Piom dan Lando dengan sorot mata dingin. "Kalau kalian mengucapkan satu kalimat omong kosong lagi, aku akan menghantam kepalanya dengan satu botol anggur.""Kamu!"Piom membuka mulutnya, tetapi segera menutup mulutnya.Dia takut Ardika benar-benar memukuli Andrew sampai mati. Saat itu tiba, dia juga akan ikut terseret dalam masalah.Orang-orang lainnya juga tidak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1745 Andrew Berlutut

    "Sayang, bantu aku pegang sebentar, ya."Dengan seulas senyum tipis menghiasi wajahnya, Ardika menyerahkan cangkir tehnya kepada Luna."Ajal sudah hampir menjemputnya, tapi bocah ini masih sempat berlagak hebat?"Ada banyak orang yang mencibir.Ketua pengawal itu menerjang di paling depan. Saat ini, ekspresi marah juga sudah mulai terlihat di wajahnya."Cari mati!"Dia mengayunkan lengannya, lalu mengarahkan tinjunya ke arah bahu Ardika dengan keras.Kalau bukan karena Andrew memberi perintah untuk mematahkan lengan dan kaki Ardika terlebih dahulu, dia akan langsung melayangkan tinjunya ke arah tengkuk Ardika, Ardika pasti akan mati saat itu juga."Sayang, hati-hati!"Luna berseru dengan kaget."Nggak apa-apa," kata Ardika dengan tenang. Saat ini, dia masih menghadap Luna, belum sempat menoleh.Tepat pada saat tinju lawan hampir mengenai pundaknya, akhirnya dia mulai bergerak.Bagaikan ada sepasang mata di belakang kepalanya, Ardika kelihatan seperti melayangkan tamparan ke arah belaka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1744 Hak Kekebalan Diplomatik

    "Luna, sekarang hanya dengan satu kalimat dariku, para pengawalku akan menghajar suamimu sampai mati!""Oh ya, aku lupa memberitahumu, mereka memiliki status utusan luar negeri Negara Enggrim.""Dengan kata lain, biarpun mereka menghajar orang hingga mati di sini, mereka juga memiliki hak kekebalan diplomatik.""Apa kamu mengerti apa itu hak kekebalan diplomatik?!"Menghadapi pertanyaan mendesak dari Andrew, ekspresi Luna berubah menjadi pucat pasi, ketakutan tampak jelas di matanya.Tentu saja dia tahu apa artinya hak kekebalan diplomatik.Itu artinya biarpun orang-orang Andrew menghajar Ardika hingga mati di sini, juga tidak akan menghadapi tuntutan hukum.Saat ini, Andrew mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Eh, bocah Negara Nusantara, kamu sudah berhasil menyulut amarahku. Bagus, luar biasa bagus.""Sekarang biarpun kamu berlutut meminta maaf padaku, aku juga nggak akan melepaskanmu!"Semua orang menatap Ardika dengan tatapan ajal akan segera m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1743 Aku Adalah Hukum Langit

    Jangankan Beryl yang hanya seorang Miss Gamiga, bahkan kalaupun dia dewi yang turun dari kayangan pun, Ardika tidak akan berpikiran untuk berbelas kasihan pada wanita seperti itu."Hehe, memangnya rakyat jelata sepertimu bisa apa?"Beryl tertawa dingin meremehkan, dia menatap Ardika dengan sorot mata penuh kebencian.Walaupun dia tidak sepenuhnya khawatir Ardika bisa melakukan apa yang dikatakannya, tetapi ucapan pria itu telah mengekspos isi hatinya yang paling dalam.Dia tidak peduli apakah dia dipermainkan oleh Andrew atau tidak.Karena sebelum dia menggoda pria itu, dia sudah mempersiapkan mentalnya.Bagi orang yang bermimpi pun bahkan ingin meningkatkan status sosial sendiri, selama Andrew membawanya ke acara formal, selama dia mendampingi pria itu, nilai dirinya sudah meningkat secara signifikan.Karena itulah, Andrew bahkan tidak perlu membayarnya.Masing-masing dari mereka mendapatkan kebutuhan masing-masing.Hanya saja, dia tidak bisa terima orang lain yang mengungkapkan pemik

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1742 Bagaimana Kalau Dua Ratus Triliun

    Menghadapi kontrak pengalihan saham di hadapannya, api amarah mulai membara di mata Luna.Namun, dia tidak menyalahkan Ardika telah bertindak gegabah memukuli orang hingga menyebabkan situasi menjadi seperti sekarang ini.Sebelumnya, Zilwar membawa orang-orang bersenjata api untuk memaksanya menyerahkan Grup Hatari.Sekarang, Andrew menggunakan alasan mengadakan perjamuan malam, memasang jebakan dan menunggu mereka masuk dalam jebakan.Ada banyak pihak yang menargetkan Grup Hatari.Situasi seperti ini sangat sulit untuk dihindari.Biarpun Ardika tidak menghajar Givon, apa mungkin Andrew tidak bisa menggunakan cara lain lagi?Tentu saja tidak.Luna tahu sejak dia menyetujui ajakan Piom untuk menghadiri perjamuan malam ini, hal-hal seperti ini sudah tidak bisa dia hindari.Selalu ada alasan yang cocok untuk mereka.Namun, marah juga tidak ada gunanya.Grup Kamel yang luar biasa kuat dan berpengaruh, membuat Luna merasa sangat tidak berdaya.Melihat keraguan Luna, Andrew tertawa dingin da

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1741 Tujuan yang Sebenarnya Terungkap

    Mendengar ucapan Andrew, mata semua orang di dalam ruangan tersebut langsung membelalak, perasaan gugup menyelimuti hati mereka.Bagaimanapun juga, mereka adalah anggota kalangan kelas atas, tentu saja mereka pernah mendengar tentang tim militer asing Negara Enggrim.Walaupun tidak bisa dibandingkan dengan tim militer asing Galea, tetapi tim militer asing Negara Enggrim juga terkenal sangat kuat.Dengan kata lain, belasan orang pengawal yang dibawa oleh Andrew kemari, semuanya sudah berpengalaman di medan perang, sudah pernah membunuh banyak orang.Nyawa Ardika sudah pasti akan melayang!Kalimat inilah yang tebersit dalam pikiran banyak orang saat ini.Menghadapi kaum elite tim militer asing, biarpun hari ini Ardika tidak mati, dia juga akan mengalami penderitaan yang luar biasa!Tidak menyadari sosok Ardika yang berada di sampingnya tetap tenang, saat ini hawa dingin sudah menyelimuti hati Luna.Walaupun dia tidak tahu bagaimana kekuatan para pengawal ini sebenarnya, tetapi hanya mend

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1740 Tim Militer Asing

    Apalagi baik Luna maupun Felda, fokus dua orang wanita ini hanya tertuju pada Ardika. Mereka bahkan sangat jarang meliriknya.Ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh Andrew, yang selalu mencari kesenangan dengan menaklukkan wanita."Tuan Andrew!"Tepat pada saat suasana di tempat ini menegang, tiba-tiba seseorang berlari masuk dengan langkah terhuyung-huyung menuju ke arah Andrew.Andrew menoleh, dia langsung berkata dengan terkejut, "Givon, ada apa denganmu?"Orang yang tiba-tiba muncul ini adalah Givon yang telah pergi tadi.Lubang hidungnya disumbat dengan tisu, keningnya diperban, serta aroma obat menusuk dari sekujur tubuhnya, membuat Andrew mengerutkan kening dengan jijik dan melangkah mundur satu langkah secara naluriah."Tuan Andrew, tolong tegakkan keadilan untukku!"Givon menoleh, menunjuk Ardika, lalu berteriak dengan sedih, "Sebelum Tuan datang, aku hanya mengucapkan beberapa patah kata bercanda dengannya, tapi suami benalu Luna itu langsung menghajarku di hadapan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1739 Menghina Anjing

    Sementara itu, pemikiran orang-orang lainnya juga hampir sama dengan Piom.Menurut mereka, tak lama lagi Ardika pasti akan berlutut.Hanya ada dua orang yang tidak berpikiran demikian.Orang pertama adalah Felda. Wanita ini duduk di tempat duduk semula sambil menatap orang-orang itu dengan tersenyum tipis.Sejak awal, dia hanya menyaksikan pemandangan itu layaknya seorang penonton, sama sekali tidak berniat untuk membela siapa pun.Orang yang kedua adalah Luna.Mendengar Andrew meminta Ardika untuk berlutut dan meminta maaf, amarah Luna benar-benar tersulut. Api amarah tampak jelas di matanya."Sayang, jangan marah, duduklah."Saat ini, Ardika menarik lengan Luna, mengisyaratkan istrinya untuk duduk dengan tenang.Luna mengerutkan keningnya, tetapi dia tetap duduk kembali ke tempat duduk semula.Dia tidak tahu mengapa Ardika masih bisa begitu tenang di saat seperti ini. Namun, karena Ardika sudah berkata demikian, seharusnya suaminya sudah punya cara untuk menangani situasi ini.Meliha

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1738 Kesempatan untuk Mengaku Salah

    Grup Kamel sudah lama menargetkan Hongkem.Bermula dari Yaori hingga Weigus, mereka semua diinstruksikan untuk membeli Hongkem.Sebelumnya, saat Hongkem menjalankan proses investasi melalui lelang saham, Grup Kamel juga sudah menyusun banyak rencana.Bukan hanya menginvestasikan modal besar, juga menggerakkan relasi seperti Keluarga Rewind Kota Gamiga, meminta Wirhan, salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga mendatangi Kota Banyuli secara pribadi untuk menguasai Hongkem.Dengan pengaruh Grup Kamel di dunia investasi dan perencanaan mereka yang matang, hampir tidak mungkin terjadi kejadian tak terduga.Boleh dibilang mereka sudah pasti bisa membeli Hongkem.Namun, di saat-saat genting terakhir, Ardika malah memanfaatkan Yayasan Investasi Staris untuk "memanen buah".Grup Kamel sudah berdiri selama ratusan tahun, belum pernah mengalami kegagalan dan kerugian seperti itu.Hal ini adalah sesuatu hal yang tidak bisa diterima, baik bagi para petinggi Grup Kamel lainnya maupun Andrew sendi

DMCA.com Protection Status