Semua Bab Belenggu Cinta Sang Billionaire: Bab 141 - Bab 150

296 Bab

Bab 141. I’ll Never Break Your Heart

Krystal menyisir rambut panjangnya seraya mematut cermin. Setelah rambut panjangnya tertata dengan rapi, Krystal kembali meletakan sisirnya ke atas meja rias. Sesaat Krystal melirik jam dinding—waktu menunjukan pukul tujuh malam tetapi Kaivan belum juga kembali pulang. Mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Itu yang ada di dalam benak Krystal. Pun Krystal memilih untuk tidak menghubungi nomor Kaivan. Krystal tidak ingin mengganggu Kaivan yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.Kini Krystal bangkit berdiri dari kursi meja rias. Lalu dia menjatuhkan pelan bokongnya di ranjang dan menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang. Terlihat Krystal memejamkan mata lelah. Ya, Krystal terlihat lelah. Lelah dengan semua masalah yang hadir di hidupnya. Dulu, Krystal pernah menjadi sosok yang egois karena meminta Kaivan untuk memilih dirinya atau Livia. Tentu Krystal tahu dirinya tak luput dari kesalahan. Terkadang cinta selalu membuat egois. Pernah Krystal ingin menyerah dan merelakan Kaivan namu
Baca selengkapnya

Bab 142. Menjelang Resepsi Pernikahan

Berita tentang resepsi pernikahan telah terdengar. Menikah dengan pengusaha ternama di Indonesia membuat Krystal selalu menjadi sorotan para media. Tak sesekali media banyak mengatakan Krystal adalah sosok Cinderella. Mulai dari pekerjaan yang hanya sebagai Ballerina, dan juga orang tua Krystal yang telah tiada bukanlah dari kalangan pengusaha. Hal itu yang membuat Krystal tak henti-hentinya menjadi pembicaraan publik. Akan tetapi, Krystal mengabaikan semua komentar yang ada. Ya, tentu Krystal mengabaikan komentar-komentar yang ada. Karena memang banyak orang yang berkomentar negative dan tak sedikit yang berkomentar positive. Krystal beryukur karena ada yang masih memberikan komentar positive. Setidaknya dari sini Krystal belajar bahwa tidak semua orang di dunia menyukai kita. Pun Krystal tidak berhak untuk menghakimi orang-orang yang tidak menyukainya. Semua orang yang ada di dunia ini berhak untuk memilih menyukai dan tidak menyukai.Seumur hidup, Krystal memang tidak pernah menyan
Baca selengkapnya

Bab 143. Menjelang Resepsi Pernikahan II

Krystal menundukan kepalanya kala ditatap dingin oleh Elisa—ibu mertuanya. Sedangkan Felicia begitu setia di samping Krystal seakan siap membela Krystal dari cercaan ibunya sendiri. Sejenak, Krystal berusaha untuk tidak takut kala ditatap oleh ibu mertuanya. Namun, nyatanya sorot mata dingin Elisa kerap membuat tubuh Krystal seakan membeku.“Kenapa kamu hanya memakai pakaian seperti ini, Krystal? Apa kamu tidak memiliki pakaian lagi?” seru Elisa dengan sorot mata tajam.“Ma—”“Diam, Felicia! Mama sedang berbicara dengan Krystal! Jangan memotong ucapan Mama!” tegas Elisa pada putri bungsunya.Krystal melihat pada Felicia, dan memberikan sebuah senyuman tulus yang mengisyaratkan agar Felicia tidak perlu membelanya. Ya, Krystal hanya tidak mau jika sang adik ipar harus disalahkan. Andai saja, Krystal tahu mertuanya akan datang—dia tidak akan memilih memakai dress santai bahan kaus dengan motif hello kitty.Krystal mengatur napasnya. Lalu dia mengalihkan memberanikan diri mengalihkan pand
Baca selengkapnya

Bab 144. Sebuah Memori yang Sulit Terlupakan

Citra menatap sebuah bingkai foto yang berisikan foto miliknya dan Kaivan. Tampak di foto itu dia dan Kaivan tampak seperti pasangan yang berbahagia. Memiliki foto bersama Kaivan adalah hal yang tersulit. Selama ini Kaivan tidak pernah mau berfoto. Tapi akhirnya sebelum Citra meninggalkan Indonesia—dia berhasil mengambil beberapa fotonya dengan Kaivan. Mulai dengan memeluk dan mencium rahang Kaivan. Walau wajah Kaivan tak pernah senyum sedikit pun tetapi pria itu tetap mempesona dengan segala pembawaannya.“Nyonya Citra, apa Anda hari ini jadi ingin bertemu dengan Tuan Kaivan?” tanya Marike—asisten pribadi Citra yang sejak tadi begitu setia berada di samping Citra.Citra terdiam sejenak mendengar apa yang dikatakan oleh Marike. Tampak sepasang iris mata hitamnya menunjukan kebingungan. Tampak wanita itu terlihat memikirkan sesuatu. Suatu hal yang rasanya Citra tak yakin. Namun, Citra tak menampik kalau dirinya menginginkan bertemu Kaivan. Tetapi semuanya menjadi sangat rumit.“Marike,
Baca selengkapnya

Bab 145. Resepsi Pernikahan

Hari ini adalah hari yang telah ditunggu Kaivan dan Krystal. Ya, mereka mengadakan resepsi pernikahan megah di salah satu hotel berbintang lima. Setelah perjuangan panjang mereka, akhirnya mereka tiba pada hari yang telah mereka nanti-nantikan. Pun pernikahan ini telah didekorasi dengan konsep yang Krystal inginkan. Awalnya, Kaivan ingin Doni yang mengurus segala pernikahannya tetapi ternyata Krystal menginginkan sendiri mengurus segala pernikahannya. Seperti saat ini, di belakang Krystal sudah ada gaun pengantin yang sangat indah. Gaun ini adalah gaun yang juga Krystal inginkan. Segala sesuatunya memang yang Krystal inginkan. Sedangkan Kaivan tentu hanya mendukung segala apa yang Krystal inginkan. Bisa dikatakan gaun ini bukanlah gaun mewah dengan banyaknya taburan hiasan berlian. Tidak. Ini adalah gaun pengantin yang tampak sederhana tetapi tetap berkelas. Alasan Krystal ingin memilih sendiri karena Krystal tidak ingin Kaivan memesan gaun pengantin dengan hiasan berlian.“Nyonya K
Baca selengkapnya

Bab 146. Pernikahan yang Kacau

“Apa kamu ini sudah kehilangan akal sehatmu? Bagaimana kamu meminta waktuku di saat resepsi pernikahanku berlangsung?” seru Kaivan seraya menghunuskan tatapan dingin dan tajam pada Citra yang berdiri di hadapannya.Ya, kini Kaivan berada tepat di hadapan Citra. Hal gila yang telah Kaivan putuskan yaitu meninggalkan Krystal sendirian hanya untuk menemui Citra. Terpaksa Kaivan harus melakukan ini. Kaivan tidak memiliki pilihan lain. Jika Kaivan membiarkan Citra menemuinya dan Krystal—dia takut Citra akan berbicara yang tidak-tidak. Andai saja dulu dirinya tidak jadi memakai jasa wedding organizer milik Citra tidak akan menjadi seperti ini.Awalnya ketika Kaivan kembali bertemu dengan Citra; Kaivan pikir tidak akan ada pembahasan di masa lalu. Karena memang Kaivan saat ini hanya menganggap Citra sebagai teman lama. Kala dulu Citra sudah pergi, Kaivan berpikir bahwa itu adalah keinginan Citra. Pun Kaivan enggan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Citra. Mungkin karena dulu Kaiva
Baca selengkapnya

Bab 147. Dua Pria Saling Berkelahi

Tangis Krystal mendera di dalam taksi. Bayangannya mengingat dengan jelas suaminya berciuman dengan wanita lain. Sesak. Bagai tertancap pisau rasanya, Krystal tak sanggup menahan luka ini. Ingin rasanya Krystal berlari dari kenyataan. Berharap semua ini hanya mimpi tapi kenyataannya tidak. Ini semua adalah nyata. Krystal melihat dengan jelas dengan mata kepalanya sendiri.“Kamu jahat, Kai,” isak Krystal pilu. Tangisnya terdengar bahwa dia begitu menderita.Ya, Krystal tak lagi memedulikan penampilannya. Gaun pengantinnya sudah kacau. Make up yang tak lagi sempurna. Rambut pun sudah berantakan. Bahkan mata Krystal sudah dipenuhi maskara dan eyeliner yang hancur melebur menjadi satu.“Nyonya, di belakang ada dua mobil sport yang mengikuti kita,” kata sang sopir taksi seraya melirik dari kaca spion.Krystal masih terisak—dia menoleh ke belakang dengan mata yang masih memerah akibat tangis yang tak kunjung reda. Dan seketika raut wajah Krystal berubah mendapati dua mobil yang mengikuti ta
Baca selengkapnya

Bab 148. Menyusul Krystal

Aryan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Saat darah disudut bibirnya mulai menetes, dia segera menghapusnya dengan sapu tangan. Sesekali Aryan menatap Krystal yang duduk di sampingnya tampak begitu hancur dan terluka. Riasan wajah Krystal berantakan. Ya, Aryan sejak tadi hanya diam. Dia tak mengajak Krystal bicara. Karena dia tahu saat ini Krystal membutuhkan waktu. Pun Aryan sengaja membawa Krystal karena dalam keadaan seperti ini, Krystal pasti tidak memiliki tempat di mana untuk menenangkan diri.Mobil yang dilajukan Aryan mulai memasuki sebuah hotel mewah di Kawasan Jakarta Selatan. Aryan sengaja membawa Krystal ke hotel. Saat ini yang Krystal butuhkan adalah menenangkan diri.“Turunlah, Krys. Kita sudah sampai,” ucap Aryan yang langsung membuyarkan lamunan Krystal. “Kita sudah sampai?” Krystal mengedarkan pandangannya, menatap dirinya dan Aryan berada di sebuah hotel berbintang lima Kawasan Jakarta Selatan. Sejenak, Krystal terdiam melihat Aryan membawanya ke sebuah hot
Baca selengkapnya

Bab 149. Penjelasan Kaivan

Krystal menatap ke arah jendela kamar hotelnya—malam semakin larut. Awan terlihat mendung. Tak ada bulan atau bintang yang menghiasi langit luas. Mendungnya awan sama dengan wajah Krystal yang tampak muram. Pancaran sinar kebahagiaan di mata Krystal tak lagi ada. Semuanya lenyap seakan diterpa badai. Manik mata cokelat muda Krystal yang indah telah tertutup oleh kesenduhan dan kepedihan yang mendalam. Mata Krystal memerah dan kelopak matanya sembab.Ya, sepulangnya Aryan; Krystal kembali menangis. Menangisi luka yang dia alami saat ini. Dalam benak Krystal menyadari bahwa dulu pasti Livia terluka seperti dirinya. Krystal pernah egois meminta Kaivan memilih antara dirinya dan Livia. Namun, Krystal melakukan itu karena Kaivan tidak mau melepaskannya. Ada rasa bersalah dalam diri Krystal. Lepas dari Livia berselingkuh tetapi Krystal pernah melukai Livia. Hati wanita mana yang bisa menerima suami yang begitu dicintai menyentuh wanita lain? Krystal mulai menyeka air matanya yang kembali
Baca selengkapnya

Bab 150. Aku Mau Kita Bercerai!

“Jika kamu tidak memiliki perasaan apa pun, maka kamu tidak mungkin berciuman dengan wanita itu, Kaivan.”Suara Krystal begitu keras dan lantang mengatakan itu. Napasnya memburu. Amarahnya seolah akan meledak. Ingatan Krystal berputar mengingat dengan jelas kala Kaivan berciuman dengan Citra. Mata Krystal terlihat jelas menunjukan luka dan kekecewaan yang mendalam. Dia melangkah menjauh dari Kaivan. Sungguh, Krystal tidak mau lagi menatap Kaivan. Semua yang ditutupi Kaivan membuat hati Krystal hancur.Kaivan mengembuskan napas berat mendengar Krystal kembali mengungkit dirinya yang ‘Dicium’ oleh Citra. Di sini Krystal salah paham. Kaivan tidak mungkin berciuman dengan Citra. Ya, Kaivan tak akan mungkin mengkhianati istrinya sendiri.“Krys, kamu salah paham,” ucap Kaivan dengan nada penuh permohonan agar Krystal mau mendengarkan penjelasannya.“Salah paham apa? Hah? Bahkan kamu meninggalkan pernikahan kita hanya demi Citra. Di mana letak salah pahamnya, Kaivan? Di mana!!” teriak Krysta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
30
DMCA.com Protection Status