“Apa kamu ini sudah kehilangan akal sehatmu? Bagaimana kamu meminta waktuku di saat resepsi pernikahanku berlangsung?” seru Kaivan seraya menghunuskan tatapan dingin dan tajam pada Citra yang berdiri di hadapannya.Ya, kini Kaivan berada tepat di hadapan Citra. Hal gila yang telah Kaivan putuskan yaitu meninggalkan Krystal sendirian hanya untuk menemui Citra. Terpaksa Kaivan harus melakukan ini. Kaivan tidak memiliki pilihan lain. Jika Kaivan membiarkan Citra menemuinya dan Krystal—dia takut Citra akan berbicara yang tidak-tidak. Andai saja dulu dirinya tidak jadi memakai jasa wedding organizer milik Citra tidak akan menjadi seperti ini.Awalnya ketika Kaivan kembali bertemu dengan Citra; Kaivan pikir tidak akan ada pembahasan di masa lalu. Karena memang Kaivan saat ini hanya menganggap Citra sebagai teman lama. Kala dulu Citra sudah pergi, Kaivan berpikir bahwa itu adalah keinginan Citra. Pun Kaivan enggan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Citra. Mungkin karena dulu Kaiva
Tangis Krystal mendera di dalam taksi. Bayangannya mengingat dengan jelas suaminya berciuman dengan wanita lain. Sesak. Bagai tertancap pisau rasanya, Krystal tak sanggup menahan luka ini. Ingin rasanya Krystal berlari dari kenyataan. Berharap semua ini hanya mimpi tapi kenyataannya tidak. Ini semua adalah nyata. Krystal melihat dengan jelas dengan mata kepalanya sendiri.“Kamu jahat, Kai,” isak Krystal pilu. Tangisnya terdengar bahwa dia begitu menderita.Ya, Krystal tak lagi memedulikan penampilannya. Gaun pengantinnya sudah kacau. Make up yang tak lagi sempurna. Rambut pun sudah berantakan. Bahkan mata Krystal sudah dipenuhi maskara dan eyeliner yang hancur melebur menjadi satu.“Nyonya, di belakang ada dua mobil sport yang mengikuti kita,” kata sang sopir taksi seraya melirik dari kaca spion.Krystal masih terisak—dia menoleh ke belakang dengan mata yang masih memerah akibat tangis yang tak kunjung reda. Dan seketika raut wajah Krystal berubah mendapati dua mobil yang mengikuti ta
Aryan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Saat darah disudut bibirnya mulai menetes, dia segera menghapusnya dengan sapu tangan. Sesekali Aryan menatap Krystal yang duduk di sampingnya tampak begitu hancur dan terluka. Riasan wajah Krystal berantakan. Ya, Aryan sejak tadi hanya diam. Dia tak mengajak Krystal bicara. Karena dia tahu saat ini Krystal membutuhkan waktu. Pun Aryan sengaja membawa Krystal karena dalam keadaan seperti ini, Krystal pasti tidak memiliki tempat di mana untuk menenangkan diri.Mobil yang dilajukan Aryan mulai memasuki sebuah hotel mewah di Kawasan Jakarta Selatan. Aryan sengaja membawa Krystal ke hotel. Saat ini yang Krystal butuhkan adalah menenangkan diri.“Turunlah, Krys. Kita sudah sampai,” ucap Aryan yang langsung membuyarkan lamunan Krystal. “Kita sudah sampai?” Krystal mengedarkan pandangannya, menatap dirinya dan Aryan berada di sebuah hotel berbintang lima Kawasan Jakarta Selatan. Sejenak, Krystal terdiam melihat Aryan membawanya ke sebuah hot
Krystal menatap ke arah jendela kamar hotelnya—malam semakin larut. Awan terlihat mendung. Tak ada bulan atau bintang yang menghiasi langit luas. Mendungnya awan sama dengan wajah Krystal yang tampak muram. Pancaran sinar kebahagiaan di mata Krystal tak lagi ada. Semuanya lenyap seakan diterpa badai. Manik mata cokelat muda Krystal yang indah telah tertutup oleh kesenduhan dan kepedihan yang mendalam. Mata Krystal memerah dan kelopak matanya sembab.Ya, sepulangnya Aryan; Krystal kembali menangis. Menangisi luka yang dia alami saat ini. Dalam benak Krystal menyadari bahwa dulu pasti Livia terluka seperti dirinya. Krystal pernah egois meminta Kaivan memilih antara dirinya dan Livia. Namun, Krystal melakukan itu karena Kaivan tidak mau melepaskannya. Ada rasa bersalah dalam diri Krystal. Lepas dari Livia berselingkuh tetapi Krystal pernah melukai Livia. Hati wanita mana yang bisa menerima suami yang begitu dicintai menyentuh wanita lain? Krystal mulai menyeka air matanya yang kembali
“Jika kamu tidak memiliki perasaan apa pun, maka kamu tidak mungkin berciuman dengan wanita itu, Kaivan.”Suara Krystal begitu keras dan lantang mengatakan itu. Napasnya memburu. Amarahnya seolah akan meledak. Ingatan Krystal berputar mengingat dengan jelas kala Kaivan berciuman dengan Citra. Mata Krystal terlihat jelas menunjukan luka dan kekecewaan yang mendalam. Dia melangkah menjauh dari Kaivan. Sungguh, Krystal tidak mau lagi menatap Kaivan. Semua yang ditutupi Kaivan membuat hati Krystal hancur.Kaivan mengembuskan napas berat mendengar Krystal kembali mengungkit dirinya yang ‘Dicium’ oleh Citra. Di sini Krystal salah paham. Kaivan tidak mungkin berciuman dengan Citra. Ya, Kaivan tak akan mungkin mengkhianati istrinya sendiri.“Krys, kamu salah paham,” ucap Kaivan dengan nada penuh permohonan agar Krystal mau mendengarkan penjelasannya.“Salah paham apa? Hah? Bahkan kamu meninggalkan pernikahan kita hanya demi Citra. Di mana letak salah pahamnya, Kaivan? Di mana!!” teriak Krysta
Kaivan menatap cemas Krystal yang tengah diperiksa oleh sang dokter. Tampak raut wajah Kaivan menjadi panik dan ketakutan yang melanda dirinya. Kaivan tak henti-henti mengumpati atas kebodohan dirinya sendiri. Andai dia menceritakan lebih awal maka hal ini tidak akan pernah terjadi. Ya, Kaivan memang menyesali semuanya. Dia tahu ini adalah kesalahan terbesarnya. Namun, menyesal sekarang adalah percuma. Semua telah terjadi. Fokus Kaivan saat ini adalah mengurus kekacauan ini. Kaivan yakin berita di luar sana tentang dirinya dan Citra telah tersebar luas.Saat sang dokter sudah memeriksa keadaan Krystal; Kaivan segera mendekat pada dokter itu dengan wajah yang semakin panik.“Bagaimana keadaan istriku?” tanya Kaivan dengan raut wajah cemas pada sang dokter.“Tuan Kaivan, istri Anda baik-baik saja. Tapi saya minta jangan membuat istri Anda memikirkan sesuatu hal yang membebaninya. Kandungan masih trimester pertama sangat rawan, Tuan. Terlebih saat ini kondisi kandungan Nyonya Krystal lem
“Maaf mengganggu waktu, Paman dan Bibi. Tapi ada hal yang ingin aku sampaikan pada kalian.”Suara Citra dengan bibir bergetar dan nada yang terdengar penuh rasa bersalah. Citra menundukan kepalanya, tak berani menatap Farel dan Elisa.Tampak Farel terdiam kala mendengar apa yang diucapkan oleh Citra. Pun Elisa ikut terdiam kala mendengar apa yang diucapkan oleh Citra.“Apa yang ingin kamu sampaikan, Citra?” Farel bertanya dengan tatapan dingin pada Citra.“Aku ingin minta maaf untuk kejadian hari ini, Paman. Sungguh, aku minta maaf. Ini semua kesalahanku. Bukan kesalahan Kaivan. Dengan segala kerendahan hatiku, aku minta maaf pada Paman dan Bibi. Akibat berita yang tersebar hari ini, pasti keluarga Paman menanggung malu,” ucap Citra dengan nada yang penuh rasa bersalah dan mata yang mulai berembun. Farel mengembuskan napas kasar. “Kenapa kamu melakukan ini, Citra? Kamu tahu hari ini adalah hari resepsi pernikahan Kaivan dan Krystal. Di sini bukan hanya nama baik Kaivan yang dipertar
Pelupuk mata Krystal bergerak. Perlahan Krystal mengerjapkan mata dan mulai membuka matanya. Saat Krystal melihat cahaya matahari menembus jendala—dia langsung menyipitkan matanya. Memijat pelan pelipisnya. Kepalanya sedikit pusing. Krystal berusaha menggali ingatannya di mana dia berada. Sebuah kamar megah yang dia yakin bahwa kamar ini adalah hotel berbintang lima. Akan tetapi, kenapa bisa ada di kamar hotel ini? Apa yang terjadi padanya?“Kamu sudah bangun?” Suara berat Kaivan sontak membuat Krystal terkejut.“K-Kaivan?” Krystal terperanjat terkejut melihat Kaivan masuk ke dalam kamar. Seketika Krystal membatu. Melihat Kaivan membuat ingatannya langsung terkumpul. Bagaikan kepingan-kepingan puzzle yang kembali menyatu.Ya, Krysal mengiat semuanya. Kejadian di pesta, lalu berakhir dengan tadi malam dirinya berdebat dengan Kaivan dan dirinya pun pingsan. Semua penjelasan Kaivan yang mucul dalam benak Krystal saat ini. Namun, nyatanya penjelasan itu hanya bagaikan omong kosong belaka
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k