“Maka jangan menikah,” kata Anan yang keluar dari dalam lalu duduk di samping Kinar. Senyumnya terukir dengan sangat manis namun siapa yang sangka perkataannya cukup nyelekit untuk di dengar? “Menikah bukan soal mewahnya tempat, gedung, sajian makanan atau apa pun yang faktanya cukup mencekik kamu. Biaya, seadanya saja. Mahar yang perlu kamu siapkan cukup yang tidak memberatkan kamu tapi juga tidak merendahkan pihak mempelai wanita. Jadi, jika kendala biaya masih menjadi topiknya, maka lebih baik urungkan saja dulu.”Kinar tidak bisa berbuat banyak mendengar nasihat yang Anan berikan. Meski melihat ekspresi di wajah saudara jauhnya menahan amarah, seluruh keuangan di sini tetap Anan yang memberikan. Sedangkan Kinar hanya bertugas mengaturnya. Membuat list dari apa-apa saja yang diperlukan dalam satu bulan dan membatasi semua pengeluaran seminim mungkin. Jadi tidak semena-mena Kinar bisa membantu keluhan saudaranya yang hendak menikah.“Saya hanya meminta tolong. Kinar, kamu bisa, ‘kan
Read more