Share

73

Sejak semalam setelah asumsi jika Kinar hamil tercetus, Anan menjadi rungsing sendiri. Pria itu mengeluh tidak bisa terlelap yang membuat Kinar kesal setengah mati. Rengekan demi rengekan Anan suarakan membuat Kinar muak dengan sendirinya. Apa pun alasan yang telah Kinar gunakan sebagai jawaban tidak menjadikan Anan tenang dan semakin ribut bak angin putting beliung.

“Ayolah, Nar. Ini sudah subuh, loh,” kata Anan merayu Kinar untuk mengecek air kencingnya. “Katanya waktu yang paling tepat untuk mengecek keakuratan air kencing adalah pagi hari di saat kamu merasakan ingin pipis. Ayolah, Nar.” Sekali lagi masih terus merayu.

Kinar berdecak sebal. Perilaku Anan mirip anak kecil yang sedang merengek meminta mainan kesukaannya. Rasa kantuk Kinar belum sepenuhnya terbayarkan karena Anan mengusiknya terus-menerus. Dan sungguh suaminya itu tidak merasa bersalah sama sekali dengan bertingkah seperti ini di pagi buta.

“Langsung ke rumah sakit, ‘kan, bisa,” jawab Kinar santai seraya memeluk guli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status