“Mau makan apa? Mau aku pesankan sesuatu?”Anan Pradipta baru selesai dari meetingnya. Di siang hari yang lumayan terik namun sesekali cuaca juga labil bak remaja yang terlambat dijemput pacarnya. Pria itu sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya entah apa sementara Kinar dengan nyaman menarikan jari-jarinya di atas keyboard laptopnya.“Soto. Aku mau soto,” jawab Kinar lama sampai Anan mengangkat kepalanya dari ponselnya. “Aku mau soto,” katanya sekali lagi.“Aku pesankan.” Kembali Anan memfokuskan matanya di layar ponsel namun urung saat Kinar berseru dengan kencang.“Tidak mau!” Kinar nyengir. “Soto paling enak makan ditempat. Jangan pesan apa pun! Kita makan di luar saja.”“Oke.” Anan tidak bisa melawan kehendak sang istri. Bukankah itu hal yang wajar? Apa namanya, ngidam, ya? Ah, iya, benar ngidam. Ternyata Kinar mulai memasuki fase mengidam dan Anan harus berusaha keras serta sigap untuk bisa menuruti apa saja yang menjadi kemauan sang istri. “Ini ngidam yang pertama, ‘kan? Kamu in
Baca selengkapnya