Share

85

Penulis: Lavender
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-07 11:05:29

Setelah obrolan subuh buta itu, baik Anan maupun Kinar tetap bersikap biasa saja seolah tidak ada yang terjadi. Lagi pula, dalam sebuah hubungan bersikap saling terbukan bukanlah hal yang aneh. Kinar Dewi meski terlihat keras kepala, nyatanya ada sisi lembut di dalam hatinya yang memendam perasaan sakit akibat kejadian masa lalu di hidupnya. Sama halnya dengan Anan yang menutup rapat-rapat jati dirinya dan hanya mengatakan semuanya kepada Kinar.

“Kenapa harus berpakaian santai seperti ini?” tanya Anan yang tidak mengerti kenapa Kinar menyuruhnya mengenakan pakaian olahraganya. Ini bukan gaya Anan sama sekali ketika hendak pergi ke kantor. “Aku juga harus ke kantor. Tidak mungkin menyempatkan diri untuk berganti pakaian dulu.”

“Ini masih terlalu pagi untuk kamu membuang-buang tenaga. Kenapa harus mengenakan pakaian ini?” Kinar menepuki bagian pundak Anan dengan pelan dan tersenyum manis. “Bukankah kamu hanya perlu mengenakannya saja? Diam!” perintah Kinar tegas. “Ini pagi hari yang men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua CEO   86

    Anan Pradipta menyusuri jalanan sepanjang kota Bandung menuju kantornya. Kedua tangannya memegang kendali mobil dengan mata yang terus melirik-lirik ke arah istrinya. Jelas sudah wajah Kinar penuh binar alih-alih perasaan bersalah. Dan Anan baru menyadari jika kejutan itu adalah bagian dari rencananya. Kenapa Anan tidak peka sama sekali, ya? Anan terus merutuki dirinya sendiri. Merasa bodoh dan memang begitu adanya dirinya.“Kamu punya rencana sesederhana ini tapi tidak memberitahuku. Kamu kenapa begitu sering membuat aku terkena serangan jantung, sih!?” omel Anan yang di balas dengan kekehan oleh Kinar. “Sekarang kamu tertawa penuh kemenangan!” dengkus Anan memalingkan wajahnya ke depan. Menatapi kanan dan kiri jalanan yang mulai padat merayap.“Salah kamu kenapa tidak memperhatikan dengan saksama apa yang aku kenakan. Harusnya kamu sadar ketika aku memilih menunggu kamu di tempat parkir. Jelas-jelas ada kemungkinan jika aku akan menjadi penguntitmu. Tapi ngomong-ngomong, aku keren,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Menjadi Istri Kedua CEO   87

    “Saya rasa mereka cocok,” kata Teguh melaporkan hasil intaiannya kepada Anan. Keakraban yang Kinar dan Zumarnis bangun terlihat begitu jelas. Keduanya berjalan dan saling bergandengan bak dua saudara yang telah lama tidak bertemu di sebuah pusat perbelanjaan. “Ibu Zumarnis juga mengantarkan Ibu Kinar ke dokter kandungan pilihannya. Dokter Ari Suseno menjadi pilihannya. Jika saya tidak salah ingat, dia salah satu teman kuliah Bapak semasa di kampus dulu.”Anan menggulir potret di mana Mama dan istrinya berjalan bersisian dan begitu akrab. Paper bag yang Kinar bawa dan sebagian berada di tangan Zumarnis menandakan jika keduanya baru saja shopping. Hasrat wanita jika sudah bersama tidak bisa ditangguhkan lagi. Mereka akan melakukan banyak hal yang menurutnya seru sampai kedua kakinya lelah melangkah.“Ah, dia.” Anan memandangi dengan saksama dokter kandungan yang Kinar dan Zumarnis kunjungi. “Saya kenal dia,” ucap Anan dengan senyum tipis yang Teguh angguki. “Kabarnya dia kabur dari ruma

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Menjadi Istri Kedua CEO   88

    Banyu Himawan semakin kehilangan kendali dalam dirinya. Ketika Zahra Amir tidak lagi peduli terhadapnya, maka yang Banyu lakukan adalah acuh. Banyu melampiaskan kebebasannya sepuas yang dirinya mau dan menjadikan ini sebagai kesempatan langka yang harus dirinya pergunakan. Pergi ke mana pun yang Banyu mau, bersama siapapun yang Banyu mau bahkan menginap di tempat Ivana sesuka hatinya tanpa peduli jika wanita berstatus janda itu mengomel sepanjang malam. Yang Banyu pikirkan hanyalah memuaskan rasa senangnya dan menikmati momen kebebasan ini.“Kamu punya rumah!” seru Ivana frustrasi saat Banyu mendatangi rumahnya dengan kondisi tubuh sempoyongan mabuk. Banyu hanya memberikan cengiran khasnya yang membuat Ivana kian kesal dan meluapkan amarahnya lewat omelan. “Setidaknya jika ingin mabuk, jangan mendatangi rumahku. Kamu bisa pergi ke mana pun yang kamu mau dan dengan siapapun. Kamu mengganggu ketenanganku, tahu!”Banyu menggelengkan kepalanya yang semakin membuat Ivana berkacak pinggang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Menjadi Istri Kedua CEO   89

    “Pada akhirnya, setiap pasangan akan selalu punya cerita yang tidak disamakan dengan masa lalunya.” Anan memulai dengan tujuan membuka diri secara perlahan kepada Kinar. Agar istrinya itu tidak lagi menaruh salah paham walaupun tidak pernah seperti itu sejauh ini. “Aku senang karena kamu yang berada di sisiku. Satu hal yang ingin aku katakan bahwa kamu sungguh-sungguh baik kepadaku dan bersabar menerima kisah kelamku.”Kinar tersenyum tipis. Mengembuskan napasnya setelah menariknya dalam-dalam. Kinar tahu ke mana arah dan tujuan topik yang Anan angkat ini. Tidak jauh-jauh dari Ivana dan rumah tangganya yang telah terlewat tanpa sebuah kenangan. Pastinya ada kenangan meski tidak seindah bayangan yang Anan harapkan. Memangnya kita bisa memilih sebuah kehendak ketika menginginkan sesuatu? Takdir Tuhan yang Kinar tahu, datangnya selalu berbeda yang di dalamnya mempunyai arti serta tujuan yang berbeda.“Anggap saja pembelajaran.” Kinar menjawab setelah memakan camilan malamnya. Anan membel

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Menjadi Istri Kedua CEO   90

    Obrolan semalam sebelum tidur bersama Anan hanyalah sebuah rangkaian non formal demi menjaga komunikasi yang baik. Kinar tahu, memiliki pasangan adalah sebuah cara termudah bagi kita untuk memanfaatkan kesempatan. Mengeluarkan unek-unek dan segala masalah yang datang menghampiri. Sementara Kinar adalah wanita yang tidak mau rugi atau lebih tepatnya tidak suka membeberkan masalah dirinya kepada orang luar sekalipun itu keluarganya sendiri. Sudah ada Anan, maka akan Kinar pergunakan dengan sebaik mungkin.“Kamu mau ke mana?” tanya Anan yang merubah posisi tidurnya dengan memeluk guling. Kedua kelopak matanya masih terpejam dengan sempurna dan Kinar yang melihat itu hanya mendengkus. “Ini sabtu dan aku libur. Seharusnya kamu tidur dan jangan pergi ke mana-mana,” sambungnya tanpa merasa bersalah sama sekali.“Wanita hamil tidak dianjurkan untuk menjadi pemalas.”Kinar berjalan menuju kamar mandi dan menutup pintunya. Menyalakan shower lekas mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Membuka po

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Menjadi Istri Kedua CEO   91

    Saat kembali dari belanja bersama Desi, mata Kinar membulat sepenuhnya. Terkejutnya tidak main-main melihat rumahnya penuh sesak dengan beberapa mobil yang berjejer. Ada Mama mertuanya yang sedang memberi petunjuk dan arahan kepada para pegawai berseragam hitam putih itu. Mengeluarkan dan menurunkan kotak makanan dari dalam mobil dan meletakkannya ke rumah santai dekat taman buatannya. Kinar belum sepenuhnya mengetahui apa yang sedang terjadi dan apa yang tengah dilakukan Zumarnis. Hanya helaan napas panjangnya yang terdengar membuat Desi menoleh menatapnya dengan cepat.“Jika saya tidak salah menyimpulkan, mungkin Nyonya ingin membagi-bagikan kotak makanan kepada para tetangga, Bu. Ibu sudah memberitahu, ‘kan jika Ibu hamil? Kemungkinan besar seperti itu,” ungkap Desi setelah menjadi pemerhati selama beberapa detik. “Biasanya, beberapa orang ada yang memakai cara seperti ini untuk berbagi kebahagiaan kepada orang lain Bu,” sambung Desi setelah terdiam cukup lama.“Iya, tapi ini cukup

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Menjadi Istri Kedua CEO   92

    “Anan,” panggil Adrian yang meski telah legowo dalam menerima nasihat Anan beberapa detik lalu soal perjodohannya dengan salah seorang pengusaha ternama di Indonesia. Mata sayu Adrian melukiskan sejuta luka yang oleh orang-orang sekitarnya tidak terlihat begitu jelas. Samar dan tidak akan terlihat dalam sekali pandang. Kecuali saat menatapi netra gelap itu. Lukanya benar-benar terlihat.“Kamu tidak akan iri dengan kehidupan yang kamu miliki sekarang ini. Pencapaian yang kamu dapat dengan segudang prestasi yang telah kamu sabet. Meski diadopsi, faktanya kamu memang cetakan yang ditakdirkan untuk berhasil. Kamu membuat bangga keluarga Pradipta dan Zumarnis penuh kegirangan menyambutmu atas segala keberhasilanmu,” tutur Adrian disertai tawanya yang sumbang. “Lalu aku?” tunjuknya pada dirinya sendiri. “Aku produk gagal yang sampai kapanpun tidak akan bisa sejajar denganmu.”Mendengar itu, baik Anan maupun Kinar hanya terdiam. Lebih tepatnya sengaja mengunci mulut mereka untuk tidak member

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Menjadi Istri Kedua CEO   93

    Zahra tidak tahu harus membangun obrolan yang seperti apa kepada Banyu. Hubungan ini telah berubah menjadi sebuah kehambaran dan dingin. Mulai ada jarak yang tercipta yang tidak Zahra sadari sejak kapan. Dunia Zahra bukan lagi tertuju pada Banyu melainkan sosok Anan Pradipta yang sepenuhnya telah memenuhi hati dan pikirannya. Sedangkan Banyu yang acuh terhadapnya tidak lagi memiliki arti apa-apa di mata Zahra.“Mau aku masakkan sesuatu?” tawar Banyu seraya meletakkan ponselnya. Pria itu menyeduh kopi panasnya yang masih mengepulkan asap dan meletakkannya kembali usai puas membaui aromanya. “Oh, bau kopi ini lebih pekat dari biasanya. Apa ini kopi yang berbeda?”“Dari Medan. Rina memberikannya padaku setelah cuti pulang kampong. Bagaimana? Apakah lebih terasa pekat untuk kopinya? Ini di buat dan diracik dengan cara manual. Aku bisa mencium wanginya hingga ke hidungku.” Zahra tersenyum.“Ah, pantas saja. Saat bersambut dengan lidahku, rasanya begitu kuat. Kamu harus mencobanya saat terb

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua CEO   127

    “Aduh lupa!”Teriakan Ara membuat Kinar yang sedang santai menikmati minuman dinginnya terpaksa harus menoleh. Ara si pemilik suara kecil agak cempreng dengan rambut berwarna merah gelap membuat Kinar geleng-geleng kepala. Bukan sekali, dua kali Ara menjadi heboh sendiri. Namun terlalu sering sehingga Kinar hafal betul dengan wanita yang lebih muda dua tahun di bawahnya itu.“Nggak kamu catat dulu?” tanya Kinar kalem.“Kamu kalem banget, sih, Nar?” Ara terkekeh dengan kepala bergoyang mirip bolo-bolo. “Padahal aku ini nggak ada kalemnya sama sekali tapi kamu sabar banget menghadapi aku yang super random ini.”“Aku juga random kok.” Kinar membela dirinya sendiri.Kinar sungkan saat ada orang lain yang menilai dirinya hanya dari covernya saja. Kinar selalu mendapat penilaian positif dan itu sedikit membuatnya sungkan. Yang sebenarnya terjadi adalah kebalikannya. Kinar juga punya momen-momen tertentu untuk meledak. Kinar juga bisa marah pada hal-hal kecil yang membuat orang sekitarnya te

  • Menjadi Istri Kedua CEO   126

    Prinsip hidup yang selama ini Anan pegang cukup sederhana. Dengan tidak mencampuri urusan orang lain, arti dari ketenangan yang sebenarnya sudah Anan dapatkan. Tapi namanya manusia memang suka lupa diri dan semena-mena.Di saat Anan bersikeras tidak mau mendengar apa pun masalah dan keluh kesah orang lain, justru Tuhan mempertemukan dengan manusia-manusia yang sifatnya meribetkan. Dan Anan harus menjadi pendengar yang baik sedangkan itu tidak pernah tersemat sedikit pun di dalam dirinya.“Kita terlalu keras, ya?” tanya Kinar sembari merapikan dasi dileher Anan. “Aku terdengar kejam.”“Itu demi kebaikan mereka. Lagi pula mereka datang kepada kita sudah bentuk kesalahan fatal. Kita hanyalah saudara jauh dan yang seharusnya mereka datangi adalah keluarganya.” Anan tetap tidak mau salah dan pendapatnya adalah yang paling benar.Kinar mengembuskan napasnya. Tangan kanannya mengusap jas Anan seolah ada debu yang menempel di sana.“Kalau itu terjadi pada anakmu ….” Kinar tak kuasa melanjutka

  • Menjadi Istri Kedua CEO   125

    Tentang hidup ….Kinar Dewi tidak mengharapkan apa-apa selain baik-baik saja. Maksud dari baik-baik saja di sini bukan sekadar adem ayem dengan segudang uang dan fasilitas yang telah terpenuhi. Namun jauh dari masalah walaupun itu mustahil. Namun setidaknya meminimalisir problem selalu Kinar usahakan.Seperti pagi ini contohnya. Tidak tahu dari mana datangnya. Kinar tidak mau menebak atau menyalahkan salah satu pihak. Bagi Kinar, masalah itu tercipta karena ada pihak-pihak tertentu yang terlibat. Mau dibalas penuh emosi bak kebakaran jenggot, masalah itu telah tercipta. Dan konyol kalau misalnya masalah itu muncul sendiri.“Jadi siapa yang mulai duluan?” tanya Kinar tegas dan jelas.Semua mata yang ada di ruang tamu rumahnya menatap Kinar dengan tatapan mata yang berbeda-beda. Anan yang santai sambil menarik napasnya dalam-dalam. Kinar tahu, semalaman Anan lembur karena ini awal bulan dan baru bisa memejamkan matanya subuh tadi. Sekarang pukul tujuh pagi yang artinya tidur Anan amatla

  • Menjadi Istri Kedua CEO   124

    “Emang orangnya kayak gitu?” tanya Anan sambil mendorong troli belanja. Kinar mengajak Anan berbelanja sayur, buah dan kebutuhan lainnya. Mumpung sekalian dekat dengan supermarket.Anan mendengar ucapan terakhir Rika yang menurutnya amatlah nyelekit. Sedangkan Kinar memberi respons yang santai dan biasa saja. Seakan-akan memang istrinya itu sudah biasa mendengar kalimat tersebut.“Mungkin,” jawab Kinar sekenanya sambil memasukkan buah-buahan ke dalam troli. “Aku ketemu dan kenal Rika di komunitas menulis beberapa tahun yang lalu. Dan kita nggak dekat-dekat banget buat bertukar nasib hidup.”“Kamu nggak kesinggung? Minimal kamu keluarin ekspresi marahlah biar dia sungkan dan jera.”“Buat apa?” Kinar membalikkan tubuhnya ke belakang di mana Anan berdiri. “Kalau aku marah, aku nggak ada bedanya sama dia dan aku punya level yang sama kayak dia sedangkan aku paling anti buat lakuin itu.”“Kenapa?” Anan penasaran dan terus mengejar jawaban dari Kinar. “Sesekali marah nggak akan bikin kamu r

  • Menjadi Istri Kedua CEO   123

    “Sebenarnya titik kehidupan masing-masing orang itu berbeda.” Kinar mengatakan sesuai pengalaman yang pernah dialaminya. “Aku berada di posisi ini karena aku pernah merasakan titik terendah dalam hidupku yang mana aku ingin mati. Tapi aku sadar, semengenaskan apa pun kehidupanku waktu itu, selalu ada takdir milik orang lain yang paling mengerikan. Dan untuk itu aku hanya bisa mensyukuri jalanku.”Rika hanya mengangguk. Rekan sesama penulis Kinar itu sedang mencurahkan isi hati dan pikirannya. Yang jika Kinar menilai itu adalah sebuah ujian yang tiap-tiap orang selalu merasakannya. Kinar enggan berkomentar panjang lebar. Toh masa-masa sulit yang pernah Kinar lalui telah lewat. Sekarang yang tersisa hanyalah secuil nasihat dan kenangan yang memang patut untuk dikenang.“Orang-orang kalau ngomong selalu enak.” Rika seruput es tehnya. “Tau kok soalnya cuma tinggal ngomong doang. Enak ya jadi kamu, seneng ya jadi kamu, nggak perlu effort berlebih hidup kamu udah kejamin. Andai mereka tau g

  • Menjadi Istri Kedua CEO   122

    “Kali ini tentang apa?”Kinar menyeruput cokelat dinginnya dengan santai dan hidupnya memang sesantai itu sekarang. Setelah menjadi Nyonya Pradipta, kegiatan Kinar selain menulis adalah berkumpul bersama para kalangan atas. Yang jika Kinar jabarkan bagaimana rasanya … itu membosankan. Jujur saja, Kinar lebih suka hidupnya yang sederhana dan biasa-biasa saja. Tidak banyak kegiatan selain menulis, rebahan, menonton sendirian di bioskop dan makan nasi padang. Bonusnya jalan-jalan sore di alun-alun dan belie s krim.Dalam benak Kinar terbersit kerinduan masa lalunya yang sangat sulit untuk dirinya ulang kembali. Bukannya tidak mau kembali ke masa itu. Kinar hanya harus bertindak penuh kehati-hatian. Karena siapa, sih, yang nggak kenal sama keluarga Pradipta?Media yang tersembunyi di dalam pelosok saja tahu mereka. Maka dari itu Kinar harus menyamar terlebih dulu jika ingin menikmati masa lalunya. Agar orang-orang tidak tahu identitasnya terlebih wajahnya yang sudah tersorot oleh penjuru

  • Menjadi Istri Kedua CEO   121

    “Segala sesuatu di dunia ini ada harganya. Tidak ada nilai yang tidak bisa diubah menjadi uang. Orang yang berani mengatakan cinta adalah hal tidak ternilai itu seperti pencuri yang mencuri barang gratis. Jika kamu tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang, itu karena kamu tidak punya cukup uang.”Kinar Dewi hanya memandangi Ivana dengan sungguh-sungguh. Wanita elegan itu menyeruput kopi panasnya yang masih mengeluarkan asap dengan santai. Sore hari di Bandung dan kemacetan yang terjadi di mana-mana. Semilir angin dan gulungan awan hitam bisa Kinar lihat dari kaca jendela. Tempat duduknya memiliki spot tertuju ke mana saja dan pojokan adalah favorit Kinar sejak dulu.“Uang lagi dan cinta bukan sesuatu yang harus kita khawatirkan. Aku membeli Banyu bukan dengan hatiku meski ada kontrak di atas hitam putih tapi uangku lebih berkuasa. Itulah kenapa kita perlu menjadi kaya agar bisa membeli apa pun yang kita mau. Ini terdengar egois karena tidak semua orang terlahir dengan privilege. Ya

  • Menjadi Istri Kedua CEO   120

    Pada akhirnya ....Di dunia ini, ada tiga jenis manusia, yaitu, ada yang seperti makanan, selalu dibutuhkan orang lain, ada yang seperti obat, diperlukan oleh orang lain saat sakit, dan ada yang seperti penyakit, selalu dibenci oleh orang lain.Kinar membaca tulisannya sendiri dengan saksama lalu memberi penjelasan hanya dalam benaknya saja. Kinar malas untuk menjabarkan dengan mengetikkan di layar laptopnya. Selain terlalu panjang dan berbelit-belit, Kinar sedang melawan moodnya yang berantakan.Hari ini Kinar sedang mati kebosanan. Jalan satu-satunya adalah hengkang dari rumah dan berakhir di ruangan Anan. Ternyata pilihan untuk ke kantor Anan juga bukan sesuatu yang tepat. Suaminya itu sedang sibuk dan Kinar tidak punya objek untuk melampiaskan marahnya. Ugh, rasanya dongkol luar biasa.“Mau es krim, Bu?” tawar Kamila yang masuk setelah mengetuk pintu. Senyum wanita yang usianya sepantaran dengan Anan itu terukir. “Akan saya belikan.” Kamila sudah akan membawa kedua kakinya menuju

  • Menjadi Istri Kedua CEO   119

    “Jika sudah tidak bisa berjuang, baiknya jangan memberi harapan kosong.” Itu hanya sepenggal saran yang bisa Anan berikan kepada Teguh. “Dia juga manusia sama seperti kamu. Pastinya saat ada harapan yang telah dia lambungkan lalu tidak bisa digapainya, rasa sakit menyerangnya. Jadi putuskan saja ingin mengambil langkah yang bagaimana. Maju atau mundur, berhenti atau bertahan.”Teguh diam. Duduk dengan wajah penuh kebingungan dan sorot mata yang lelah. Teguh belum mendapatkan keputusan hendak membawa hubungan bersama Rani ke mana. Jika tujuannya adalah pelaminan, itu sudah dari awal Teguh angankan kala hubungan ini terbentuk. Namun restu yang tak kunjung datang membuat Teguh serba galau. Harus bagaimana?“Kamu ini pria. Sejatinya kamu akan memperjuangkan apa yang menurut kamu tepat dan nyaman di hatimu. Tidak lembek seperti kerupuk terguyur air,” cibir Anan. Meski kalimatnya tidak sadis, seharusnya itu mampu menembus harga diri Teguh untuk bisa bangkit dari keterpurukannya. “Jika di aw

DMCA.com Protection Status