Kinar Dewi memilih cokelat dingin sebagai minumannya di siang yang terik ini. Bandung dan cuacanya sesekali menjadi sahabat dekat namun bisa juga berlaku seperti musuh. Hanya saat hujan mengguyur bumi pasundan, Kinar akan membutuhkan cokelat panas sebagai temannya. Tapi kali ini, selain teriknya matahari yang menyengat kulit, Kinar juga ingin misuh-misuh. Anan Pradipta penyebabnya. Pria itu merusak mood Kinar yang setengah matu jungkir balik mengembalikannya.“Bapak mengajak saya bertemu hanya untuk menikmati cokelat dingin ini di restoran baru, begitu?” Kinar tersenyum sinis dengan wajah penuh kekesalan. “Bapak memang pengangguran, sekarang saya yakin.”“Sesibuk-sibuknya saya, ketika saya bisa menyisihkan waktu untuk menemui kamu, maka jawabannya harus ‘ya’. Kamu dilarang menolak ajakan saya bahkan perintah saya. Saya tidak menerima itu semua.”Kinar menggelengkan kepalanya penuh keheranan. Karena memang percuma mendebat seorang Anan Pradipta yang punya jawaban atas seribu tanya sela
Read more