Tak lama kemudian, Hailley bersuara. “Ya, halo, Daddy! Aku menelpon dari nomorku.”Hailley terdiam sejenak, lalu bicara lagi sambil melirik sinis pada Darline.“Nggak ada apa-apa sih. Hanya mau mengecek benar nggak ini nomor Daddy. Karena bisa aja Tante Darline sengaja ngasih yang salah.”‘Astagaaa ...’ Darline mengurut dadanya meski hanya di dalam benaknya.“Iya, iya, ini mau ke salon. Ngomong-ngomong, yang aku bilang kamarku harus lengkap fasilitasnya, itu daddy masih kurang 3 hal.”Darline jadi penasaran. Dia diam dan semakin menyimak.“Dengar baik-baik, Daddy. Satu, aku mau netflix. Dua, aku mau wifi khusus untukku. Dan tiga, aku mau kunci kamarku sepesial. Yang artinya aku pegang sendiri dan nggak ada kunci cadangan.”Lalu gadis itu melirik ke arah Darline sembari berkata, “Aku nggak mau ada orang lain yang memasuki kamarku tanpa izin!”Darline merasa hatinya teriris. Tapi saat ini cukuplah menghela napas jauh-jauh agar segala sakit hatinya pun bisa terbuang jauh-jauh bersama hel
Read more