Rindu yang tadinya bergelora kini padam terguyur rasa kecewa di hati. Darline tak mampu merangkai kata lainnya, kecuali menjawab, “Iya, Mas. Nggak apa.” Bibir berkata iya, tapi hati Darline menelan rasa kecewanya. Tapi apa mau dikata, pekerjaan tetaplah pekerjaan. Tidak mungkin dia menuntut suaminya untuk tinggal di rumah selama yang dia inginkan. Lalu suara Darline terdengar lagi, “Tapi ... Mom akan tidur di mana, Mas?” “Nah itu dia. Biasanya dia kalau berkunjung ke sini, selalu di hotel. Tapi ini tadi, kata Gael Mom bilang mau nginap di rumah kita. Ya, kasihkan saja kamar tamu untuk ibuku pakai. Untuk makan malam, kalau kalian mau makan di luar, pergi keluar saja. Akan kusiapkan driver.” “Aku capek, Mas. Makan di rumah aja.” “Ya, sudah. Pesan delivery aja, ya?” “Err, nggak perlu, Mas. Aku sudah masak.” Darline tidak berniat untuk menutupi kepergian ibunya bersama Hailley. Tapi lidahnya juga terasa kelu untuk memberitahukan hal itu. Rasanya dia seperti mengadu jika dia membe
Read more