All Chapters of Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa: Chapter 91 - Chapter 100

117 Chapters

91. Pengadilan Agama

Lutfan dengan cepat mengurus semua persiapan administrasi pernikahan. Alula hanya tinggal menyerahkan berkas-berkas yang diperlukan. Pria itu tidak mau membuang waktu sebelum masalah datang mengacaukan semuanya lagi. Semua dipersiapkan dengan hati-hati dan belum banyak orang tahu selain keluarganya dan keluarga panti agar tidak ada yang berusaha mengacau. Bukan takut akan ancaman Aruni dan Adi, hanya saja meminimalisir kesalahan dan masalah.Selama mengurus pernikahan, Lutfan begitu protektif. Ia tidak membiarkan Alula keluar panti sendirian. Apalagi jika keluar lama. Alula selalu dalam pantauan Jannah.Fauzi juga belum tahu rencana pernikahan Alula sebab Aprilia memang masih tutup mulut.Berhubung Jasman tidak mau menjadi wali nikah atau wali adhal dan nasabnya masih menjadi kesangsian, dengan didampingi Lutfan, Alula mengajukan permohonan ke Pengadilan Agama agar walinya saat menikah nanti, diganti wali hakim.Pagi ini, Alula menunggu Lutfan yang katanya akan datang untuk mengurus k
Read more

92. Gadis Premuim

“Ta-tapi kenapa mendadak, Bu?” gagap Alula.“Nggak mendadak. Seminggu lalu Ibu sudah rembukan sama Bu Jannah. Buat kejutan untukmu. Adik-adikmu yatim piatu semua juga sudah diundang. Acara mereka nanti bakda Asar, bakda Isya' acaramu. Kamu tenang saja, Ibu juga sudah menyewa MUA buat dandani kamu. Ini, cobalah dulu bajunya. Semoga pas.” Nur berbicara menggebu-gebu sambil memberikan paper bag pada Alula.“Nak Aprilia, jangan pulang dulu. Biar sekalian hadir di acara Alula.""Siap, Bu.""Ibu lihat dulu ke rumah ibumu, lihat tukang lagi masang dekorasi buat acara nanti malam. Kamu di sini saja, jangan ikut bantu-bantu. Nanti capek.” Nur membelai pipi Alula sayang sebelum pergi.Alula dan Aprilia saling pandang, tanpa kata. Terlebih Alula sampai menganga.“Wow, wow! Ajaib bener calon mertuamu itu,” ujar Aprilia histeris.“Kayak gitu baiknya. Gimana aku nggak klepek-klepek coba? Gimana aku mau nolak paksaan anaknya coba?” ujar Alula sambil menatap Aprilia.“Iya, sih, bikin ngiri. Calon ibu
Read more

93. Bisakah Membatalkan?

Setelah acara selesai, Alula meminta bantuan Aprilia membawa bantaran dari Lutfan ke kamarnya.“Pril, nanti tidur di sini aja, besok aja pulangnya. Udah malem,” ujar Alula. Keduanya berjalan dari rumah Jannah menuju panti.“Iya, aku juga udah izin orang rumah. La, ini ada lima juta kayaknya,” tunjuk Aprilia pada buket uang.“Aku kok takut, ya, Pril. Kesannya kayak aku dibeli sama mereka. Aku takut nanti setelah nikah, mereka memperlakukanku dengan buruk karena merasa mereka telah membeliku. Aku sadar diri, Pril. Sebenarnya nggak pantes dapat sebanyak ini.” Alula berhenti, menatap hantaran berisi alat kecantikan di tangannya. Aprilia ikut berhenti."La, ini belum seberapa. Di novel online yang sering kubaca, malah ribuan dolar dikasih cuma-cuma.""Itu dunia halu, Mpril! Ini duniaku, bukan dunia gadis miskin yang dinikahi CEO.""Ya, anggap aja begitu."“Trus lagi dulu Bu Nur pernah bilang beliau cuma karyawan, kuli. Nah, barang sebanyak ini dari mana? Aku takut dari bosnya. Nanti aku ga
Read more

94. Siapa Kamu?

“Bu, kenapa bilang kayak gini?” Alula menggenggam telapak tangan Jannah.“Ibu nggak rela kamu sama dia, Nak. Katakanlah Ibu ini jahat atau menilai orang dari tampilan luar. Tapi Ibu betul-betul belum bisa menerima kenyataan ini meskipun Ibu paksa. Ibu memang terus memantaumu atas permintaan Lutfan, tapi tetap saja sebenarnya Ibu ingin kamu kabur, pergi."“Bu, aku udah khatam sama pria tampan dan mereka makan ati, kan? Semoga yang ini enggak. Semoga Pak Lutfan bener-bener bisa memenuhi tanggung jawab sebagai suami, nggak neko-neko, dan yang penting nggak selingkuh. Mana ada yang mau diajak selingkuh sama pria mohon maaf, jelek kayak gitu?” Alula mencoba bercanda.“Apa kamu benar-benar sudah mantap, La?”“Iya, Bu. Aku udah bukan anak kecil, aku udah dewasa. Memang udah waktunya nikah. Ada pria baik meskipun dia kayak gitu, sikapnya over protektif, dia menawarkan keseriusan, ya aku terima. Apalagi Bu Nur baik banget. Ibu tahu itu. Di mana lagi ada ibu mertua baiknya kayak gitu? Masalah w
Read more

95. Dibohongi

“La, kamu ngundang aktor Billy Davidson?” bisik Aprilia. “Enggak. Pertanyaanmu aneh-aneh,” jawab Alula. "Pria itu mirip Billy Davidson versi lokal." “Permisi, apa saya bisa membawa istri saya keluar?” tanya pria yang masih berdiri di ambang pintu itu lagi. “Istri? Maksudmu apa, sih? Siapa kamu? Istrimu nggak ada di sini.” Alula mencecar tak sabar. Pria itu tidak menjawab, hanya tersenyum dan berjalan mendekati Alula. “Siapa kamu? Dari tadi ditanya bukannya jawab malah nekat mendekat.” Jannah menghadang sebelum pria itu sampai di hadapan Alula. “Saya–“ “Atau kami akan teriak biar kamu digebuki orang yang ada di luar! Pergi sebelum kamu babak-belur!” Aprilia ikut pasang badan. “Saya ini–“ “Tolong! Ada penyusup!” teriak Aprilia. “Pak Lutfan, datanglah! Ke sinilah karena istrimu mau diculik lelaki tampan. Eh!” Aprilia memukul mulutnya. Alula masih memicing, menatap pria itu dalam. “Tolong!” Aprilia kembali berteriak. “Ada apa ini, kok, minta tolong? Fan, cepat bawa Alula kelu
Read more

96. Sebuah Penjelasan

Ego Alula meminta untuk berontak dan pergi dari acara itu, tetapi nalurinya justru diam dan menikmati prosesi demi prosesi sakral yang terjadi. Tidak dipungkiri, ia terharu, sedikit rasa bahagia, tetapi di satu sisi tidak membenarkan kebohongan Lutfan. Entah apa maksudnya, akan ditanyakan nanti.Lutfan lega luar biasa meski mungkin nanti istrinya meminta penjelasan sambil ngereog. Tidak apa, kalau sudah halal, bebas menenangkan dan menjelaskan dengan cara apa saja.Setelah berkas pernikahan selesai, itu artinya Lutfan sudah sah memiliki Alula baik dari sisi agama maupun negara. Lafal hamdalah terus digaungkan pria itu di hatinya.Beberapa foto dan video merekam semua prosesi tersebut. Tidak lupa juga, penyerahan mahar.Acara sederhana yang dimaksud Nur ternyata tidak sesederhana yang diucapkan. Setelah penghulu pergi, Alula diminta untuk berganti gaun untuk selanjutnya acara temu pengantin, sungkeman, dan walimatul ‘ursy.“Udah, jangan mikir aneh-aneh. Pasti Pak Billy kw punya alasan
Read more

97. Pesan Pertama

“Ya Allah, sejak kapan dosen ini jadi lebay kayak gini?” gerutu Alula sambil memutar bola mata.“Sejak tadi menghalalkanmu, menyebut namamu atas nama Allah. Kamu itu candy, manis, dan bikin candu.” Lutfan mendekatkan lagi tubuhnya.“Sana keluar.” Alula mendorong suaminya agar menjauh. Lutfan tertawa kecil.“Oke, Sayang. Cepat ganti baju, kita lakukan prosesi acara selanjutnya.” Lutfan mengecup sekilas pipi Alula, lalu berjalan membuka pintu, dan keluar.Sementara Alula masih mematung bersandar pada dinding. Ia mengerjap beberapa kali karena serangan yang membuatnya senam jantung itu, lalu memegangi pipi.“Ayo Ibu bantu ganti pakaian. Sebentar lagi ada acara temu manten sekalian walimah.” Nur menyentuh lengan Alula, memintanya duduk di kursi rias.Alula hanya mengangguk, masih berdebar-debar.“Lutfan itu kalau sudah sangat dekat dengan seseorang, bakalan jahil dan usil. Ibu sudah pernah bilang kayaknya. Jadi, kamu harus membiasakan diri. Diapakan kamu tadi?”“Bu, apa Ibu dan Pak Lutfan
Read more

98. Mengungkap Alasan

Lutfan mendekat, lalu menarik sang istrinya agar lekas masuk. Lantas, mengunci pintu.“Kenapa teriak?”“Bapak nggak pakek baju!”“Tapi pakai sarung, ‘kan?”Alula mengangguk, belum membuka wajah. “Tapi tetep aja horor!”Lutfan tergelak.“Sekarang sudah pakai baju koko. Kamu bisa buka.”Perlahan, Alula membuka telapak tangannya dan benar, Lutfan sudah berpakaian lengkap.“Niat banget ngerjai saya! Saya keluar ajalah.” Alula bersiap keluar kamar, tetapi Lutfan berhasil menarik tubuh istrinya.“Nggak boleh keluar. Bersihkan cepat mekapmu, mandi, lalu kita salat. Mas juga batal lagi wudhunya karena nyentuh kamu."Alula mengangguk. Dengan micellar water yang dibawa, ia mulai membersihkan mekap di meja rias milik Lutfan. Meskipun laki-laki, pria itu punya perabotan lengkap di kamarnya. Setelah itu mandi dan berwudu.Bersama Lutfan, Alula berjamaah salat Zuhur. Jika dulu pernah berjamaah Zuhur statusnya masih dosen mahasiswi, sekarang sudah jadi suami istri.Keduanya beribadah dengan khusyuk.
Read more

99. Habis itu ....

Azan Subuh mulai bersahutan. Alula membuka mata saat ruhnya sudah terkumpul sempurna ketika bangun tidur. Ia sedikit terlonjak ketika ada tangan melingkar di perutnya. Wanita itu mengingat-ingat dan baru sadar kalau sekarang telah bersuami.Dengan hati-hati, Alula melepaskan diri dari tangan itu. Ia lantas berdiri dan meraba kepala. Hijab sudah terlepas jarumnya. Lalu merasakan inti tubuhnya. Tidak terasa apa-apa, tidak perih. Ia mendes*h lega. Itu artinya, Lutfan semalam belum menjamahnya.Alula langsung menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah memakai baju, hijab, dan mukena lengkap, ia baru membangunkan Lutfan. Wanita itu belum siap melepas hijab jika di hadapan suaminya.“Mas, bangun!” Alula menggoyang tubuh Lutfan, berpenghalang kain mukena hingga tidak membatalkan wudu.Lutfan menggeliat, lalu menatap Alula sambil menyipitkan mata sebab silau dengan cahaya lampu.“Masyaallah, bidadari. Apa aku sedang ada di surga?” gumam pria itu sambil menguap.Alula tertawa. “Jangan l
Read more

100. Ampun, Kapten!

“Habis itu apa?” todong Alula.Lutfan hanya mengedipkan mata.Setelah sarapan, Lutfan pamit kepada Nur untuk pergi berdua dengan Alula. Tentu saja wanita paruh baya itu mengizinkan. Asal tidak jauh-jauh karena pamali pengantin baru langsung pergi jauh.“Kita mau ke mana, Mas?” tanya Alula ketika ia digandeng Lutfan keluar rumah menuju garasi.“Ke suatu tempat agar kita bisa leluasa berduaan, nggak diganggu orang.”Lutfan menuju Pajero Sport warna hitam dan membukakan pintu untuk istrinya. Alula tersenyum, lalu masuk. Beberapa saat kemudian, Lutfan duduk di kursi kemudi. Keduanya melenggang ke jalan raya.“Ikut Mas dulu ke kampus. Mau presensi dan ngasih tugas ke anak-anak.”“Nggak ambil cuti?”“Enggak. Cutinya nanti habis resepsi. Ini hari Sabtu, besok Minggu. Ada waktu panjang buat kita."Alula makin merasa waswas.“Minta nomor rekeningnya, Sayang. Biar Mas bisa transfer uang nafkah dan uang belanja ke kamu. Oh, ya, Mas lihat maharnya juga masih berserakan di kamar tamu. Belum kamu b
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status