All Chapters of Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa: Chapter 61 - Chapter 70

117 Chapters

61. Siapa Kamu!

“Hey, lepaskan dia!” Suara teriakan terdengar saat Lutfan baru saja membuka pintu mobil.Seorang pria turun dari sepeda motor, lalu melayangkan tinju ke wajah pria yang hendak menggoda Alula.Bugh!Pria itu terjerembap ke aspal.Pria penolong itu mencengkeram kerah kaus pria penggoda dan kembali memukuli bertubi-tubi.“Mas Yongki sudah!” Teriakan Alula membuat Lutfan yang hendak mendekat untuk membantu, urung.Lutfan memilih memaku langkahnya.“Mas, udah!” Alula menarik lengan Yongki yang masih membabi-buta menghajar pria kurang ajar tadi.“Kamu kenal sama dia, La?” tanya Yongki setelah menyudahi pukulan. Napasnya memburu.Alula menggeleng. “Enggak. Hanya saja tadi minta nomerku pas aku lagi kerja, tapi aku nggak hafal nomorku.”“Pergi sebelum kuremukkan tulangmu!” pekik Yongki.Pria itu berdiri tertatih sambil mendesis. Ia juga memegangi bibirnya yang berdarah.“Dan jangan lagi menggoda pacarku ini kalau kamu tidak ingin masuk liang lahat!”“Aku akan kembali. Ingat itu!” Pria itu pun
Read more

62. Di Bawa ke Mana?

“Lepas!” Alula kembali memekik.“Ini aku Yongki,” ujar pria itu.“Mas Yongki? Ngapain?”Yongki pun menurunkan masker dari wajah. “La, aku udah bilang jangan kerja malam kayak gini lagi. Sekarang ayo ikut aku. Kita selesaikan semua malam ini juga.” Yongki mencekal tangan Alula.“Apa maksudmu selesaikan malam ini juga!”“Kita akan tidur bersama, syukur-syukur kamu langsung hamil. Biar ada alasan aku menikahimu.”“Dangkal sekali pikiranmu! Mas, lepasin!”Yongki menurunkan paksa Alula dari sepedanya. Sepeda itu diambrukkan begitu saja.“Alula Sayang. Kumohon ayo ikut aku. Kita mulai malam ini untuk mengakhiri semua. Hanya kamu yang bisa membantuku lepas dari pernikahan dengan Aruni.”Alula menggeleng. “Aku nggak mau!"Bukannya pergi, Yongki justru mencium sekilas bibir Alula.“Toloong!”Yongki membekap mulut wanita itu segera setelah berteriak.Sebelum Alula berontak lebih brutal, Yongki mengeluarkan saputangan dari saku, lantas menggunakannya untuk membekap Alula.Pelan tetapi pasti, tub
Read more

63. Ada Urusan

“Bu, kalau aku bawa Alula pulang ke rumah, Ibu keberatan nggak?” tanya Lutfan.Karena pikiran buntu, Lutfan tidak bisa memutuskan ke mana Alula harus dibawa. Opsi terbaik adalah menelepon Nur. Beruntung teleponnya dijawab setelah tiga kali menghubungi.“Loh, loh, sek sek. Ini ada apa tiba-tiba malam-malam kamu mau bawa Alula ke rumah? Jangan bilang kamu nyulik dia?”“Astagfirullah. Enggaklah, Bu. Kalau aku nyulik dia, ngapain juga telepon Ibu. Kalo aku nyulik, udah kubawa kabur. Justru aku ini tadi menolongnya.”Lutfan pun menceritakan kronologi kejadian yang sebenarnya.“Kalau aku bawa pulang ke panti, takut digebukin orang-orang dikira malah aku nanti yang dituduh bertindak hal buruk pada Alula mengingat ini udah menjelang pagi. Diajak ke hotel, malah berabe.”“Ya udah, bawa pulang ke rumah aja. Biar Ibu yang rawat dia.”“Siap. Makasih, Bu.”“Ibu tunggu di rumah.”Setelah panggilan dimatikan, Lutfan menoleh kursi belakang di mana Alula berada.“Dalam kondisi tertidur pun, kamu sanga
Read more

64. Menjaga

"Masalah saya? Apa, Bu?" Alula memastikan."Ah, bukan apa-apa.""Ya sudah, saya turun di sini saja.""Iya. Ibu tunggu di panti."Alula pun turun.Mobil yang ditumpangi Nur dan Lutfan berjalan lebih dulu ke panti. Sementara Alula mendirikan sepeda, lalu mengayuhnya.Saat pagi seperti ini, belum ramai orang hingga tidak ada yang curiga kenapa sepeda Alula sampai tergeletak di situ.Sepanjang perjalanan menuju panti, air mata Alula lagi-lagi menitik. Kejadian semalam terus mengusik pikirannya. Hampir saja dunianya luluh lantak kalau Yongki berhasil merenggut kesuciannya.Dengan dalih bisa bersama, Yongki begitu nekat dan menghalalkan segala cara termasuk berniat membuatnya hamil. Seumur hidup, bahkan Alula berjanji tidak mau itu terjadi. Hamil di luar nikah adalah kutukan baginya.Hamil di bawah pernikahan siri saja menyesakkan, apalagi harus hamil tanpa ikatan pernikahan. Apa yang dialami almarhumah sang ibu, sudah cukup menjadi pelajaran penting di hidupnya untuk lebih berhati-hati.Ti
Read more

65. Pucat Pasi

Alula yang hendak mendekat, urung. Kakinya yang gemetar, dikuat-kuatkannya berjalan mundur. Tangannya berpegangan pada dinding agar tubuhnya tidak sampai limbung.Wanita itu tadi belum sepenuhnya terlelap, hanya tidur-tidur ayam. Ia mendengar suara gumam orang di depan dan berniat melihat siapa yang ada di sana. Mungkin Nur belum pulang dan ternyata benar. Namun, pernyataan Lutfan membuatnya sangat terkejut dan memilih berpura-pura tidak mendengar.Alula kembali membaringkan tubuh. Di pikirannya, banyak hal bertumpuk yang saling tindih. Lamaran? Lutfan? Kepala Alula hampir meledak dibuatnya.Ia tidak lagi menangis. Masalah Yongki menyingkir dengan sendirinya. Fokusnya kini tentang lamaran. Jika Lutfan benar akan melamarnya besok, apa yang harus dilakukan? Menerima atau menolaknya? Atau meminta waktu dulu?Cukup lama Alula merenung sambil menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong sebelum suara dua wanita mendekat. Gadis itu pura-pura terpejam lagi dengan posisi miring.Nur te
Read more

66. Bekas

“La, bangun, Nak.” Jannah menyentuh sambil sedikit menggoyang tubuh Alula.Alula membuka pelan matanya yang terasa panas dan merah.“Kamu sakit?”“Rasanya panas, Bu,” keluh Alula.“Minum obat, ya. Sebentar, Ibu ambilkan makan dulu yang baru. Ini udah dingin gini,” gumam Jannah sambil menyentuh makanan yang tidak disentuh Alula. Nasinya pun sudah agak kering.Jannah bergegas menuju rumahnya untuk mengambilkan Alula makanan dan obat. Ia kembali dengan membawa nampan berisi nasi, sayur, dan lauk.“Makan dulu. Baru nanti minum obat.”Alula menggeleng. “Pait, Bu.”“Dipaksa, perutmu biar ada isinya.”Dengan berat hati, Alula menyendok makanan dan memakannya. Baru sampai mulut, ia merasa mual dan langsung bersusah payah berjalan menuju kamar mandi. Dalam kamar mandi, Alula muntah-muntah.Jannah menghampirinya.“Kamu masuk angin mungkin, La.” Jannah memijat tengkuk Alula.“Ibu buatkan teh hangat dulu. Ayo Ibu bantu kembali ke kamar. Udah salat Asar?”Alula menggeleng.“Sekalian ambil wudu, ya
Read more

67. Harga Kegadisan

Tangan Lutfan mengepal. Ia tidak sepenuhnya percaya dengan ucapan Yongki, tetapi tetap saja terpengaruh. Pria itu berusaha menguasai diri.“Bekas apa maksudmu? Kamu pernah menciumnya seperti pada video di CCTV itu? Saya sudah tahu.”“Bagaimana kalau lebih dari itu? Kalau kami pernah 'itu' dan bagaimana kalau ternyata dia hamil anak saya? Apa kamu tetap mau?” Yongki terus berusaha memanas-manasi Lutfan agar berhenti mendapatkan Alula. Ia masih ingin memperjuangkan sang mantan.Lutfan hanya tersenyum meskipun batinnya meronta rasa penasaran. “Pria buruk rupa seperti saya, sangat bahagia mendapatkan wanita cantik seperti Alula. Entah dia bekasmu atau bekas orang lain, saya tidak peduli. Dan ... jika ternyata dia hamil anakmu, selamat. Kamu telah memberikan benihmu untuk saya rawat. Itu artinya apa? Kamu akan kehilangan kesempatan menjadi seorang ayah. Tenang, saya pria baik yang tidak akan menyia-nyiakan anakmu.”Yongki merasa umpannya tidak berhasil disambar. Pria itu menatap Lutfan taj
Read more

68. Dicuri

Jannah tergopoh-gopoh keluar dari rumah. Sementara Alula masih berada di kamar, enggan menanggapi yang sedang rame di luar.“Ada apa ini? Kenapa membuat onar di sini?” pekik Jannah geram.“Mana Alula?” tanya Rohima.“Ada. Kenapa?”“Berani-beraninya dia memasukkan Yongki ke penjara! Apa maksudnya?”Jannah tertawa. “Ibu tanya apa maksudnya? Bu, putra Ibu telah berusaha melecehkan Alula. Masih tanya juga.”“Tidak mungkin putra saya berbuat seperti itu!”“Di kantor polisi sudah ada bukti kalau Ibu mau lihat. Silakan ke sana, jangan malah ke sini.”“Alula, jangan sembunyi kamu! Keluar!” Aruni ikut berteriak.Jannah mengusap dada sambil beristigfar. “Alula tidak bisa diganggu. Dia sakit karena trauma atas perbuatan Yongki.”“Lepaskan Mas Yongki dari penjara! Alula!” Aruni tidak terpengaruh dengan ucapan Jannah. Ia berderap menuju gedung panti.Jannah berlari mengejar. “Berhenti kamu!”Rohima menahan Jannah. “Biarkan. Ini masalah mereka berdua.”“Risti! Telepon Faqih suruh pulang! Ada orang
Read more

69. Dicabut Saja

“Iyalah, kamu pikir aku cewek apaan yang sembarangan mengobral donat?” Alula belum sadar kalau yang bertanya itu bukan Aprilia karena masih terpejam. Sebab suaranya sama-sama suara wanita. Ia belum terlalu hafal dengan suara orang yang bertanya tersebut.“Selama sama Mas Yongki, dia sopan, sangat menjaga diri dan menjagaku. Pegangan tangan aja jarang. Paling-paling hanya boncengan. Itu aja aku menjaga jarak aman. Baru setelah kami pisah, dia berubah drastis. Aku kayak nggak kenal lagi sama dia.”Aprilia masih terpaku melihat kedatangan seseorang yang tidak dikenalnya dan tiba-tiba bertanya kepada Alula hal intim itu.“Nak, tolong tanyakan pada Alula. Kalau Lutfan menerima dia apa adanya, apa dia mau menerima lamaran itu?” bisik orang itu kepada Aprilia. Ia adalah Nut.Aprilia mengangguk meski belum sepenuhnya tahu siapa wanita di sampingnya itu.“Kalau menurutku, bibirmu yang terenggut paksa itu musibah, bukan karena kemauanmu, kan?” tanya Aprilia.“Jelas bukan, Pril. Sejak dulu selal
Read more

70. Bukan Beli Cabe

“Apa karena kamu kasihan sama dia? Masih cinta sama dia?” tanya Lutfan.Alula menggeleng. “Bukan seperti itu. Hanya saja saya capek kalau berurusan sama mereka. Mereka pasti akan terus mendesak saya mencabut laporan dan bahkan bukan tidak mungkin akan melakukan hal lebih bahaya sama saya. Saya hanya ingin hidup tenang.”Lutfan mengembuskan napas panjang. “Orang-orang lemah seperti kamu inilah yang membuat hukum di negeri ini tidak bisa berdiri tegak sebagaimana mestinya. Dengan alasan takut, tidak mau ribet, atau ingin hidup tenang, membuat kamu atau mereka yang lemah tidak mau mengusut secara tuntas. Dan itu cenderung membuat para penjahat kayak Yongki seperti di atas angin. Mereka bahagia. Sebab dengan mudah menekan orang sepertimu hingga bebas dari hukuman.”Alula diam, masih mengamati pemandangan luar melalui jendela.“Alula, mantanmu itu akan merasa terlalu percaya diri kalau kamu mencabut laporan. Apa yang di pikirkannya? Alula pasti masih cinta sama aku, makanya nggak tega meli
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status