All Chapters of Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa: Chapter 41 - Chapter 50

117 Chapters

41. Imam

Dari halaman belakang, Alula beranjak meninggalkan Lutfan. Ia kapok ke sana lagi. Wanita itu memilih membantu Marni di dapur saja. Nur yang ganti turun tangan membantu putranya membersihkan ikan.“Sambalnya saya ulek, ya, Mbak? Tapi tolong dibumbui dulu. Takut nggak enak,” ujar Alula.“Siap.” Marni pun mengambil gula dan garam, lalu menaburkan ke dalam cobek yang sudah berisi sambal tomat dan terasi yang sudah digoreng.Alula mulai mengulek sambal itu.“Mbak Alula rumahnya mana?” tanya Marni.“Saya nggak punya rumah, Mbak. Saya tinggal di panti, daerah Purwoasri.”“Ooh. Maaf.”“Nggak perlu minta maaf, Mbak. Biasa saja.” Alula tertawa kecil.“Mbak Alula katanya mahasiswi Mas Lutfan? Semester berapa?”“Betul, saya mahasiswanya, saya semester akhir, mbak. Kalau Mbak Marni sering kemari?”“Iya, setiap hari malah.”Keduanya bercakap-cakap akrab. Sampai sambal Alula siap. Nur dan Lutfan muncul dari belakang membawa ikan yang sudah bersih dan siap digoreng.“Nih, baru boleh dimakan, bersih.
Read more

42. Dosbing

Mereka mulai salat. Tidak dipungkiri, Lutfan begitu gugup sebab ada makmum lain selain ibunya dan Marni. Beruntung itu salat Zuhur hingga ia tidak harus mengeraskan suara bacaan. Jika salat yang harus mengeraskan suara, sudah dipastikan bacaannya akan terdengar bergetar.Selesai salat dan wirid, Lutfan menghadap belakang hendak mencium tangan Nur. Per sekian detik, pandangannya bertubrukan dengan bola mata Alula. Lagi, hatinya berdesir. Pria itu memilih menghadap kiblat lagi.‘Allah, dekatkan jika memang kami berjodoh. Dan hapus perasaan aneh ini jika kami tidak ditakdirkan bersama.’ Dalam tengadah, Lutfan menyisipkan sebuah bait doa.‘Allah, terima kasih untuk air mata, hinaan, tapi sepaket dengan pertolongan-Mu hari ini. Terus kuatkan hamba.’ Sisi hati Aula juga meminta.Setelah berdoa, Alula melepas mukena. Diikuti Nur dan Marni.“Rumah Ibu design-nya benar-benar keren.” Suara Alula terdengar dari belakang Lutfan.“Keren apanya. Biasa saja ini. Keren itu rumah bertingkat, mewah, ad
Read more

43. Sadar Diri

“Apa!” pekik Alula seraya menatap pria di sampingnya."Ekspresinya biasa saja kali. Kenapa terkejut?" Lutfan memicing."Kok, bisa?"“Mana saya tahu.”“Tunggu, jangan-jangan Alula lain. Bukan Alula saya.”Lutfan manggut-manggut. “Mungkin. Memang ada banyak nama Alula lain di kampus seangkatanmu?”Alula menggeleng. “Entahlah. Saya juga kurang tahu.”“Coba kamu cek sendiri. Mungkin pengumumannya sudah ada.”Alula lekas membuka ponsel dan mencari grup kelas yang chat-nya ribuan dan banyak sekali yang menandai namanya.Wanita itu menyisir pelan tanpa mau membaca pesan yang dirasa tidak penting. Tiba di sebuah file berbentuk P*F, ia pun mengunduhnya.“Alula Hasna,” gumam Alula membaca nama sendiri.“Dosen pembimbing Lutfan Nasrul Haq, S.Pd.I, M.Pd.I.” Alula kembali mengeja.Benar saja, namanya bersanding dengan nama Lutfan sebagai dosen pembimbingnya. Di kelasnya pun, baru tiga anak yang sudah mulai skripsi.“Alula kamu bukan?”“Iya.”“Tapi kamu jangan geer. Itu murni pihak kampus yang mene
Read more

44. Nomor Baru

Malam harinya, Alula, Aprilia, dan Fauzi melakukan video call bertiga. Mereka teman satu angkatan yang umurnya sama-sama lebih tua dari teman sekelas.Fauzi, mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan mengambil prodi Akuntansi Syari’ah. Usianya 25 tahun. Sebenarnya ia sudah sukses dengan memiliki bisnis kafe geprekan dan mi yang sedang viral. Hanya saja, pria itu kuliah karena paksaan orang tuanya. Ia sebenarnya enggan kuliah sampai akhirnya jadi mahasiswa abadi yang tidak lulus-lulus.Aprilia, ia teman sekelas Alula. Wanita berusia 24 tahun sama dengan Alula ini kuliah setelah dua tahun di rumah saja. Ia bisa kuliah karena orang tuanya mendapatkan rezeki. Lahan tandus milik orang tuanya yang dulunya ditanami pohon mangga, dibeli pihak pemerintah untuk pembangunan bandara baru Kediri.Fauzi dan dua wanita itu, dipertemukan ketika tahun kedua Alula kuliah saat berlangganan di kafe geprekan milik Fauzi yang berlokasi di dekat kampus hingga akhirnya mereka bersahabat karib.“Alhamdu
Read more

45. Mabuk

Malam selepas resepsi, Yongki mengunci diri di kamar tamu. Ia membawa semua kunci cadangan bersamanya agar tidak ada yang bisa mengganggu. Pria itu juga tidak peduli dengan Aruni.Bukannya langsung berbaring selepas salat Isya, Yongki justru berjalan menuju jendela. Matanya menyisir beberapa orang yang membersihkan sisa resepsi.Di samping jendela itu, berkali-kali ia menghubungi Alula, tetapi tidak diangkat. Pria itu mendengkus kesal karena nomornya sepertinya malah diblokir.“Saya Lutfan, calon suami Alula.” Ucapan seorang pria asing, bermasker, tadi siang terus mengusik Yongki. Pria itu tidak suka ada pria lain yang dekat dengan Alula.“Apa iya Alula bisa semudah itu mencari penggantiku? Apa benar pria itu calon suami Alula yang baru?” Yongki mengepalkan kuat tangannya.Yongki egois, ia akui itu. Ia sudah beristri, tetapi tetap mengharapkan bisa bersanding dengan Alula lagi. Pernikahannya dengan Aruni adalah kesalahan besar dan sebaiknya memang harus diakhiri secepatnya. Pernikahan
Read more

46. Kuhalalkan

Pagi hari, Alula sudah siap dengan tunik berwarna sage, celana leging hitam, dan pasmina warna hitam pula. Seperti biasa, agar tidak terlihat pucat, ia sedikit membubuhkan mekap tipis pada wajah.Sempurna. Ia sudah terlihat sangat cantik.Bisa dibilang, Alula itu paripurna dari segi fisik dan kecerdasan. Hanya saja, berbanding terbalik dengan nasib dan asal-usulnya.Ponsel Alula berdenting. Ada pesan dari Aprilia yang memberi tahu sudah ada di depan panti. Alula pun lekas mencangklong tas dan bergegas keluar. Gedung panti sepi karena anak-anak sudah berangkat sekolah semua.“Beb, kangeen!” Aprilia berlari menyambut Alula yang baru keluar. Keduanya berpelukan erat.“Ah, beberapa waktu nggak ketemu rasanya kayak udah tahunan,” keluh Aprilia.Alula tertawa. “Lebay!”“Lihat isper makin cantik hatiku semakin kebat-kebit. Sini peluk juga.” Fauzi ikut mendekat.Alula dan Aprilia pun mengurai pelukan.“Tuh, tiang listrik halalan toyyiban kamu peluk sepuasnya,” timpal Alula sambil tertawa.“Ka
Read more

47. Liar

“Bukan apa-apa. Ayok berangkat!” Alula menyeret tangan Fauzi sebelum bertanya banyak hal lagi. Bisa-bisa ia di-bully dua sahabatnya itu kalau tahu ada sedikit kedekatan dengan Lutfan.“Bu, aku berangkat.” Alula mendekati Jannah, mencium tangan wanita itu takzim. Diikuti dua temannya.“Ya, hati-hati di jalan.”Dari panti, tiga makhluk Adam itu sampai juga di kampus. Di jalan, entah sudah berapa banyak gombalan yang dikeluarkan Fauzi untuk Alula sampai Wanita itu kenyang. Gombalan itu sebagai lauk nasi geprek yang dimakan Alula di mobil. Sampai mual-mual Alula dibuatnya.“Aku nanti mau ke perpustakaan langsung, ya. Nggak apa-apa, La, aku nggak ngantar kamu ke ruang dosen?” tanya Aprilia setelah mereka turun dari mobil Fauzi.Ketiganya belum beranjak.“Nggak apa-apa lagi. Nanti cuma nemuin Pak Lutfan bentar buat formalitas dulu sebelum bimbingan resmi. Si Paus aja yang lebay pakai acara mau ngantar. Duh, aku deg-degan, Ges.”“Tenang, La. Semalam aku sudah survei ke beberapa temanku yang
Read more

48. Cemburu

“Maksud Bapak?” Mata Alula membola.“Ah, tidak. Tadi hanya ingat seseorang dan keceplosan gitu aja nyebut nama kamu. Lupakan. Sini, saya lihat proposalmu dulu. Sudah ada judul?” Lutfan mulai membuka proposal Alula. Ia berusaha menampik pikiran buruk tentang mahasiswi di hadapannya.“Sudah, Pak. Itu judulnya baru saya tulis pakai pensil.”“Efektivitas Pendidikan Agama Islam untuk Membangun Kesiapan Siswa Terjun di Masyarakat.” Lutfan membaca judulnya.“Kenapa memilih judul ini?” Pria itu bertanya dengan masih memfokuskan pandang pada proposal Alula.“Karena sesuai yang sudah saya amati bahwa siswa lulusan madrasah atau sekolah berbasis Islam yang menekankan pelajaran agama secara bersungguh-sungguh, akan lebih siap jika terjun pada masyarakat luas. Contoh kecilnya menjadi imam salat, menjadi imam tahlil, mereka berani bicara di depan orang banyak.”Lutfan mengangguk-angguk. “Tapi boleh saya revisi sedikit judulnya?”Alula mengangguk. “Monggo.”“Kata untuk di judul, diganti dalam saja.
Read more

49. Di Hotel

Alula dan Fauzi langsung melihat siapa pemilik suara berat itu.“Pak Lutfan!” pekik keduanya bersamaan.“Masa depan? Apa maksud Bapak?” Kali ini Fauzi bertanya secara berani. Ia berdiri. Persetan dengan rasa hormat.“Masa depan skripsi. Alula, ini ada buku yang bagus untukmu.” Lutfan berkilah.Alula spontan ikit berdiri dan menerima buku diktat itu. “Buat saya?”“Ya, tapi kamu atur sendiri pinjamnya lewat perpustakaan.”“Terima kasih.”Lutfan mengangguk, lalu meninggalkan Alula dan Fauzi setelah melirik sekilas pada Fauzi.“Perhatian banget kayaknya dosen itu sama kamu,” protes Fauzi. Ia kembali duduk. Diikuti Alula.“Ya, namanya juga mahasiswa bimbingan pertama di semester baru. Aku dispesialkan, dong,” ujar Alula jemawa.Fauzi mencebik. “Jangan-jangan dia suka sama kamu?”Alula hanya terkikik. “Jangan ngawur.”“Kamu nggak ngerti. Aku sebagai sesama pria bisa ngebaca gimana pandangan matanya.”“Sok tahu. Wes, stop gibah. Jadi gimana? Ada lowongan kerja nggak?”“Enggak. Kamu pikir aku
Read more

50. Pesan Pertama

Yongki tidak jadi pergi ke sekolah padahal ia sudah memakai pakaian resmi. Pria itu meminta izin pada kepala sekolah untuk cuti sehari lagi dan izin pun turun.Orang rumah mengira Yongki ke sekolah, padahal pria itu justru menuju hotel. Rasa pusing yang dirasa, membuat pria itu lebih baik beristirahat di sana. Jika di rumah, ia bertambah muak kalau Aruni yang dilihatnya.Dalam tidur, Yongki bermimpi hal tabu yang dilakukan bersama Alula. Pria itu merasa bahagia karena Alula menggoda dan melayani biologisnya dengan sangat piawai. Namun, hampir saja mencapai puncak, pria itu terbangun.“Astaga, kenapa hanya sebuah mimpi?”“Aku tersiksa, La,” gumam pria itu.Yongki berusaha berendam di bath-up agar rasa mengganggu khas pria dewasa yang tengah menyelimutinya lekas enyah. Ia berusaha meredam semua itu meski darahnya terasa mendidih dari ujung kaki ke ujung rambut. Ia butuh pelampiasan, tetapi sekuat tenaga ditahan.“Alula, andai kau di sisiku, andai kau yang jadi istriku. Aaarrgh!” Pria it
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status