“Jangan! Baiklah, perhiasanmu saya terima dengan terpaksa.” Nur pun menerima, lalu memasukkan perhiasan Alula ke dalam tas.“Sudah. Puas kamu?” lanjut Nur sambil menatap Alula.Alula tersenyum, lalu mengangguk.“Baiklah, Sus. Sekarang infusnya boleh dilepas,” ucap Alula.Dengan hati-hati, perawat akhirnya melepas jarum infus dari punggung tangan Alula.“Sudah selesai. Sekarang sudah boleh pulang. Jaga kesehatan, ya, Mbak. Jangan lupa pola makan dan istirahatnya dijaga,” pesan perawat.“Iya, Sus. Terima kasih.”“Sama jangan lupa, tebus obat di apotek. Sudah?"Alula menggeleng."Ambil dulu obatnya, cukup tunjukkan resep dan nota pembayaran. Kalau begitu, saya permisi."Ucapan perawat ditanggapi Alula dan Nur dengan anggukan dan ucapan terima kasih.Tepat saat perawat keluar ruang rawat, ponsel Nur berdering. Ia meminta izin Alula mengangkat telepon dan mengode agar Alula tetap diam di tempat, tidak keluar ruangan dulu.“Waalaikumussalam. Iya, Le.” Nur berbicara dengan ponselnya.Alula
Read more