All Chapters of Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa: Chapter 11 - Chapter 20

117 Chapters

11. Perasaan Macam Apa Ini?

Yongki hanya melihat sekilas ketika sang istri menggoda. “Bang.” Aruni mendekat, mengalungkan lengan di leher sang suami. “Ini masih siang, Run.” Yongki melepaskan tangan Aruni ketika wajah wanita itu mendekati wajahnya. Yongki paham, Aruni akan menciumnya. “Dari kemarin kamu terus mengabaikanku. Kenapa? Apa kamu masih kepikiran Alula?” Aruni meraba dada sang suami lembut. Ya! Yongki ingin berteriak kata itu di hadapan Aruni. Namun, ia tahan demi menjaga perasaan sang istri. Ia mencoba bersabar menghadapi Aruni. Menghapus pahatan perasaan tidak semudah menghapus tulisan di atas tanah. Ada pepatah yang mengatakan cinta bisa tumbuh pada pandangan pertama, tetapi melupakannya tidak semudah membuka mata. “Aku mau ada urusan. Mau mandi bentar, nanti mau ke laundry daerah Jalan Hayam Wuruk. Katanya, di sana setrikanya rusak.” Yongki beralasan. Ia mendorong pelan tubuh Aruni, lantas berjalan menuju lemari. Aruni kembali memeluk Yongki dari belakang. “Sentuh aku, Bang. Aku pasrahkan dir
Read more

12. Kamu Cemburu?

Alula menunduk, berusaha abai dengan kedatangan Yongki. Ia mengikat kuat kasur busanya dengan tali rafia sampai tangannya terasa panas. Ia lampiaskan kekesalan, kekecewaan, dan sedihnya pada tali tersebut. Satu bulir air matanya lolos dan dihapus kasar. Ia belum berani menatap pria itu.“Harusnya aku marah sama kamu, memakimu. Tapi aku nggak bisa. Aku takluk dengan perasaanku sendiri saat melihatmu. Katakan, apa salahku sampai kamu menghilang kemarin?” Yongki kembali mencecar.Alula mempercepat berkemasnya. Semua buku sudah dimasukkan ke koper. Tinggal mengikat kasur agar mudah diboncengnya.“Alula, jangan diam saja!” Kali ini, suara Yongki meninggi. Ia mencekal lengan Alula, tetapi lekas ditepis kasar.“Lalu aku harus apa selain diam? Lalu aku harus apa saat keluarga tiriku menyuruhku pergi, membuangku sampai aku sekarat. Kamu malah menikahi orang yang selalu membuat hidupku menderita. Kamu pikir aku harus apa?” Sesuai perkataan Jannah, Alula memilih jujur.“Alula, apa maksudmu? Kamu
Read more

13. Kukembalikan

Alula tertawa sumbang.“Nggak ada kata cemburu pada suami orang dalam kamus hidupku. Pulanglah! Aku nggak mau ada masalah karena kamu ada di sini. Kalau Aruni atau keluargamu sampai tahu, aku yang kena!”“Anggap ini bantuanku untuk yang terakhir. Setelah ini, sesuai permintaanmu, aku akan jadi suami yang baik untuk Aruni. Apa kamu puas?”Tanpa memedulikan raut wajah tidak suka dari Alula, Yongki menurunkan kasur dan memasukkannya ke gedung panti. Mau tidak mau, Alula mengekor.“Loh, ada Yongki?” Jannah yang baru datang dari dalam rumahnya, memicing ketika melihat ada pria itu di sana.Yongki tersenyum, menghampiri Jannah setelah menurunkan kasur, dan mencium tangan wanita paruh baya itu takzim.“Tadi kebetulan ketemu Alula di kos-kosannya. Lihat dia bawa barang banyak, nggak tega. Makanya aku ikuti sampai sini,” tutur Yongki tanpa diminta.Jannah hanya manggut-manggut. "Ibu kira kalian memamg janjian ketemuan.""Enggak, Bu."Sementara Alula berdiri di ambang teras gedung panti dengan
Read more

14. Down Syndrome

Aruni malah tertawa. “Laporkan, ayo laporkan ke polisi. Ada bukti? Ada saksi?”Yongki tersenyum miring. “Tidak perlu saksi atau bukti. Alula sebagai korban sudah cukup untuk menjebloskan kalian ke penjara! Kalian benar-benar licik! Pernikahan kita ini tidak sah! Aruni, aku men–”“Yongki, Aruni, kenapa kalian ribut-ribut?” Rohima yang tidak sengaja mendengar pertengkaran itu, menegur.Ucapan talak yang hampir diucapkan Yongki terputus.“Ma, Bang Yongki jahat! Dia baru pulang malam-malam begini gara-gara habis nemuin Alula.” Aruni berlari ke arah Rohima dan memeluk mertuanya itu sambil terisak.Meski baru kenal, Rohima memang sangat menyukai Aruni karena merasa sang menantu asal-usulnya jelas dan dari keluarga cukup terpandang. Tidak seperti Alula yang berasal dari wanita perebut suami orang.“Ki, benar apa yang dikatakan istrimu?”“Separuh benar dan setengahnya salah,” jawab Yongki.“Mama nggak mau lagi kejadian kayak gini terulang. Ini baru beberapa hari kalian nikah, tapi kamu sudah
Read more

15. Viral

“A-apa? Ni-nikah?” Alula mengucapkannya dengan terbata-bata.Wanita itu kembali menelisik pria di samping Jasman yang terlihat sebagai pria tidak normal. Pria asing itu tersenyum-senyum tidak jelas kala menatap Alula.Yongki tidak kalah syok. Ia sebenarnya ingin memaki sang mertua karena menjodohkan Alula dengan pria aneh seperti itu. Namun, ia menahan diri. Bagaimanapun juga, ia harus hormat pada yang lebih tua. Ia akan mencari cara untuk melindungi Alula agar perjodohan tidak akan terjadi.“Pa, aku setuju banget kalo Alula nikah sama pria ini. Siapa namanya?” tanya Aruni antusias.“Namanya Sandy. Sandy, sapa Alula,” ujar Jasman.Sandi mengangsurkan tangan. “Hai, namaku Sandy.”Dengan tangan gemetar dan mata berkabut, Alula hanya menyatukan kedua telapak tangan di depan dada. “Alula.”Kenyataan kalau ayahnya menjodohkannya dengan pria ini, lebih mengiris hati daripada melepaskan Yongki. Ayahnya begitu tega.Tanpa membuang banyak waktu, Alula memilih bangkit dan ingin pergi sejauhnya
Read more

16. Bocor

Di perpustakaan, Alula mencari tempat paling sudut. Ruangan itu sudah seperti gudang yang sangat sepi. Hanya ada beberapa orang termasuk penjaga perpustakaan, yang bisa dihitung dengan jari.Alula mengambil asal satu buku, lalu meletakkannya di atas meja. Ia menyenderkan kepada pada dinding, lalu memulai ritualnya. Ritual menangis. Bukannya dibaca, buku itu hanya untuk menemaninya saja.Alula yang saat itu sudah cukup mengerti dengan yang terjadi, masih ingat ketika Jasman membawanya ke panti asuhan yang jauh dari kota tempat tinggal pria tersebut. Alula ditinggal di sana, di panti asuhan negeri yang pengelolanya adalah Jannah.Ketika Lebaran pun, Alula tidak pernah ingin mendatangi rumah Jasman. Pun pria itu tidak lagi peduli.“La, uang santunan dari orang-orang bisa kamu belikan baju Lebaran,” ujar Jannah kala itu.“Enggak, Bu. Aku simpan aja buat ditabung. Pengen beli sepeda, biar nggak jalan kaki kalau sekolah,” tolak Alula kecil.Setelah mengumpulkan beberapa waktu, sepeda akhirn
Read more

17. Calon Mantu

Lutfan memijat pelipis. Ia heran masih ada wanita model Alula yang suka ngeyel dan curiga padahal mereka dalam naungan kampus yang sama. Ia bercanda menyuruh Alula mendorong sendiri, tetapi ditanggapi serius oleh gadis itu.“Biar saya saja sini! Kalau kamu takut sepeda motormu saya bawa kabur, kamu bisa laporkan saya ke rektor kalau sampai saya melakukan itu.”Karena memang suasana yang terik dan Alula yang sudah sangat lelah badan dan pikiran, membuat wanita itu memberikan sepeda motornya.“Itu saya naiki Vespa-nya?” tanya Alula.“Gendong. Iyalah, kalau kamu dorong juga, percuma saya bantu kamu.” Tanpa membuang waktu, Lutfan mendorong sepeda motor Alula.Alula pun terpaksa menaiki kendaraan antik tersebut. Ia berjalan lambat di belakang Lutfan.“Kamu duluan saja.”“Tapi nggak enak sama Bapak.”“Astagfirullah. Keras kepala sekali kamu ini, ya!”“Baiklah. Saya duluan, Pak. Saya tunggu di bengkel depan!” ujar Alula. Lutfan hanya mengangguk.“Walaupun motor Vespa yang terkesan Jadul, tap
Read more

18. Mari Tes DNA

“Sini kamu!” Jasman melambai saat melihat Alula turun dari sepeda motor. Pria itu sudah lama berada di panti menunggu kedatangan Alula. Ia duduk di teras rumah Jannah.“Sudah saya prediksi kamu akan ke sini setelah diusir dari kos-kosan,” imbuh Jasman.Alula tersenyum masam. Jasman bicara seperti itu berarti tahu ia diusir dari kos-kosan dan tidak ada raut kasihan dalam diri pria itu pada Alula.“Pak, bisa dibicarakan baik-baik.” Jannah yang keluar dari rumahnya, menengahi. “Mari, bicara di dalam saja untuk menghindari huru-hara. Nggak enak dilihat orang kalau di luar.”“Ikut saya ke dalam!” Jasman meminta sang putri masuk ke rumah Jannah.Alula mengangguk sambil memilin tali ranselnya. Gugup.Alula duduk di sebelah Jannah. Sementara Jasman menatap anaknya tajam.“Pokoknya kamu harus menikah dengan pria pilihan saya tadi,” ujar Jasman dingin.“Pak Jasman, mohon maaf. Anda ini bicara sama anak sendiri, lho. Tapi nadanya, kok, seperti bicara sama penjahat?”“Saya berhak atas dia, jadi j
Read more

19. Tamu

“Aku setuju, Bu,” ujar Alula.“Saya juga. Tapi setelah saya mengurus pernikahan Aruni.” Jasman menimpali.Jannah tertawa kecil. “Kenapa Anda tidak terpikir untuk melakukan ini dari dulu? Padahal kalau masalah uang, saya yakin Anda tidak kekurangan.”Jasman terdiam. Ia ingin melakukan itu sejak lama sebenarnya. Hanya saja, ia malas. Toh, Alula tidak tinggal bersamanya. Ia sudah membuang Alula yang dianggap kotoran tersebut. Namun, perkataan Jannah serupa hal yang membuatnya tertantang. Juga sebagai ajang ia akan berkuasa penuh menindas Alula jika terbukti gadis itu anaknya.“Pak Jasman, jadi kesimpulannya seperti ini. Alula tidak berhak menuruti perintah konyol Anda menikahi pria down syndrome pilihan Anda itu karena hubungannya dengan Anda belum pasti,” ucap Jannah.Jasman diam.“Kalau Alula bukan darah daging Anda, berarti tidak ada alasan memaksanya. Karena siapa Anda? Bukan siapa-siapanya.”“Kalau dia terbukti anak saya?”“Anda tetap tidak berhak memaksa. Apa Anda tidak malu? Tidak
Read more

20. Pertemuan

“Bu Nur!” Wajah Alula berseri-seri saat melihat wanita yang masih cantik meski usianya tidak lagi muda tersebut ada di ruang tamu kediaman Jannah.Nur pun yang awalnya duduk, bangkit.Alula menghampiri Nur, lalu mencium tangan wanita itu takzim. Nur membingkai wajah Alula dengan kedua telapak tangan. Diciumnya pipi Alula kanan-kiri bergantian. Hal itu malah membuat hati Alula gerimis, ia terpaku beberapa saat sebab terharu sampai terbengong-bengong.Terharu karena dua wanita asing yang ada di sekelilingnya ini, memberikan banyak kasih sayang yang tidak didapat dari ibunya. Dua wanita itu Nur dan Jannah.“Kamu apa kabar? Sudah sehat? Tapi kelihatannya tambah kurusan,” tanya Nur. Tangannya belum beralih dari pipi Alula.Air mata Alula justru lolos dari pelupuk.“Loh, kok, malah nangis?” kelakar Nur. Ia membelai pipi Alula, menghapus air mata itu.“Kediri sekecil ini, Bu. Nggak nyangka bertemu Ibu di sini. Saya sangat bahagia.”Nur tersenyum.“Kalian sudah saling kenal?” Pertanyaan Janna
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status