Lahat ng Kabanata ng Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa: Kabanata 21 - Kabanata 30

117 Kabanata

21. Belum Tidur?

Aruni tersenyum sambil mengaduk minuman di hadapannya. Sebuah jus alpukat minuman favorit Yongki sudah tersaji sempurna.Malam ini, Aruni akan menjalankan misi untuk kesekian kali setelah sebelumnya gagal, untuk merebut hati dan cinta sang suami.“Kita lihat, Bang. Setelah obat perang*sang aku bubuhkan di minuman ini, apa kamu akan menolakku lagi?” gumam wanita itu.Sebuah rencana sudah disusun rapi oleh Aruni. Ia sebagai istri sah merasa harus mendapatkan lahir batin Yongki yang masih terpaut dengan masa lalunya. Wanita itu harus mengenyahkan bayang-bayang Alula dari hidup sang suami. Satu-satunya cara adalah hamil anak Yongki. Untuk mendapatkan kehamilan, harus melepas jubah keperawanan pada pria itu.“Obat ini dulu. Kalau tetap tidak berhasil, nanti akan kubuat kamu mabuk agar kamu tidak sadar dan aku akan memaksamu melakukannya. Aku berjanji akan melakukan apa pun untuk mendapatkan nafkah batinku, Bang.” Aruni kembali tersenyum.Resepsi pernikahan belum dihelat. Pun belum ada sebu
Magbasa pa

22. Gara-Gara Alula

“Aruni?” Yongki yang awalnya tiduran, mengubah posisi menjadi duduk.Aruni mengenakan handuk berbentuk kimono, tetapi entah mengapa di mata Yongki Aruni terlihat begitu seksi.Tidak lupa Aruni mengunci kamar sambil tersenyum.“Bang, bisa minta tolong nggak?”“A-apa?” Yongki meraba dada. Yang berada di dalam sana, berdebar-debar.“Aku kayak masuk angin. Tolong olesi punggungku sama minyak kayu putih, ya?”Yongki diam. Berkali-kali ia meneguk ludah.“Gimana? Bisa?” Aruni memastikan.“O-oke.”Aruni berjalan gemulai menuju ranjang. Ia tengkurap di sana. Betisnya terekspose sempurna.Dilihat dari belakang, Yongki malah membayangkan Alula yang ada di sana.“Bang, ayo sini. Ini udah aku bawakan minyak kayu putihnya.” Aruni terus menarik target yang sudah terpancing umpannya.Dengan gusar, Yongki pun berdiri. Rasa panas, jantung berdebar, dan sesuatu yang biasanya di bawah sana jinak, mendadak buas butuh mangsa.Yongki pun mendekati Aruni. Ia menerima uluran minyak kayu putih dari sang istri.
Magbasa pa

23. Keluar Kau!

Yongki mengendarai sepeda motornya tidak tentu arah. Jalanan malam begitu lengang, memudahkannya mengendarai secara ugal-ugalan. Hanya saja, ia harus waspada karena banyak kendaraan roda empat yang besar dan panjang.Pria itu terlihat sangat kacau. Matanya memerah, menyimpan kesedihan dan luka yang mendalam.“Alula, bersabarlah, Sayang. Aku akan berusaha lebih keras agar kita bersama,” gumamnya.Jika bukan karena Alula, hampir saja kesucian Aruni direnggutnya dan itu artinya berpisah dengan istrinya makin sulit. Apalagi jika wanita itu hamil. Tambah pelik.“Astagfirullah. Aku tahu ini semua salah. Mengabaikan istri juga berdosa, aku tahu itu. Tapi aku harus apa kalau aku belum bisa melupakan Alula?”Yongki melambatkan laju sepeda motor ketika tiba di sebuah jembatan yang membentang di atas sungai Brantas. Ia pun berhenti.Setelah mematikan mesin sepeda motor, Yongki berdiri di atas jembatan. Ia merentangkan tangan, lalu berteriak.“Alulaa!” Tubuh pria itu lantas ambruk. Ia terpejam, t
Magbasa pa

24. Di Saku

“Alula dasar pelakor! Keluar kau! Di mana kamu sembunyikan Bang Yongki!” Suara teriakan itu terdengar.“La, siapa itu?” Jannah yang baru keluar dari rumah, ikut gugup.“Ibu di sini saja. Biar aku yang hadapi dia karena dia bermasalah denganku. Bu Nur, saya permisi dulu.” Tanpa mendengar jawaban Nur, Alula menemui Aruni.“Bu Jannah kenal sama yang teriak itu?” tanya Nur.Jannah pun melihat siapa yang datang. Ia lantas mengangguk. “Nggak kenal, hanya tahu siapa dia. Dia itu Aruni, saudara tiri Alula. Alula itu sedang ada masalah rumit, Bu.”“Apa kalau boleh tahu?”Jannah mengajak Nur duduk di dalam rumahnya. “Saya tidak bisa cerita karena ini masalah pribadinya.”“Sedikit saja, Bu. Saya janji tidak akan membocorkan dengan siapa pun. Soalnya saya sudah membaca sejak bertemu di rumah sakit waktu itu kalau dia seperti sedang menanggung beban kesedihan begitu berat.”Jannah terdiam. Ia tidak bisa cerita begitu saja sebab menghargai privasi anak asuhnya.“Siapa tahu saya bisa membantu, Bu. K
Magbasa pa

25. Tersedu-Sedu

Aruni terdiam. Ia terlihat ragu melakukan itu.“Berarti kamu tidak berani. Ya, sudah. Cari sendiri suamimu.”“Bagaimana aku bisa percaya kalau Ibu bisa menghubungi dan membujuknya agar dia kembali pulang?”Jannah merogoh ponselnya dari saku gamis. Kemarin sebelum Yongki benar-benar pergi, pria itu memberikan nomor ponsel satunya kepada Jannah.“Nomor ini hanya beberapa orang terdekat saja yang tahu, Bu. Aku minta tolong dengan sangat. Kalau ada apa-apa sama Alula, kabari aku. Semua ini salahku yang menyetujui begitu saja menikah dengan Aruni. Aku sangat menyesal. Aku yakin Alula sama terlukanya sepertiku,” ujar Yongki kala itu.“Jangan terus menyalahkan diri sendiri, Ki. Semua ini sudah takdir. Kalian semua sebenarnya adalah korban dari masa lalu seseorang, yaitu ayahnya Alula dan Aruni sampai kalian mengalami situasi pelik ini. Cobalah ikhlas, bangun rumah tanggamu dengan Aruni dengan sungguh-sungguh meski pernikahan kalian terjadi karena desakan. Biar Alula di sini Ibu yang menjaga.
Magbasa pa

26. Di Mana?

Jannah menghela napas berat, lalu mengeluarkannya pelan.”Alula, Sayang. Dosa hukumnya jika memikirkan suami orang. Belajar, ya. Dia sudah punya istri, biar dipikirkan istrinya. Entah di mana dan kenapa, nggak usah lagi peduli. Sekarang kamu hanya harus fokus melupakan."Tapi, Bu firasatku nggak–""Nggak ada tapi-tapi. Entah kamu mikir Ibu ini kejam atau apa terserah. Tapi Ibu galak gini demi kebaikanmu. Jangan jadi wanita menya-menye yang masih mengharapkan mantan, dikasih janji manis sedikit aja luluh. Jadilah wanita berwibawa dan badas. Mantan, libas."Pelan, akhirnya Alula mengangguk."Ya sudah, biar Ibu yang bawa bukunya dan yang buat teh. Kamu duduk di sini dulu. Keburu ditunggu sama Bu Nur.” Dengan cekatan, Jannah membuat sendiri teh untuk Nur. Sementara Alula masih duduk dengan pandangan kosong.Saat Jannah akan melangkah kembali ke ruang tamu, Alula menahan.“Ibu ada uang nganggur nggak? Aku pinjam dulu lima juta buat ganti uang Bu Nur yang aku pinjam boleh? Aku menggadaikan
Magbasa pa

27. Nggak Kuat

Selepas keluar dari panti, Aruni langsung menuju konter pulsa untuk membeli kartu baru.“Awas kau, Bang! Berani-beraninya kamu memblokir nomorku dan keluarga kita. Tapi setidaknya aku lega, ternyata kamu nggak kabur sama Alula sialan itu,” gumam Aruni di tengah perjalanan sambil mengemudi.Sejak obat perangsang waktu itu, Yongki tidak pulang. Pihak keluarga sudah mencari di semua laundry, rekannya, juga tempat yang biasa didatangi. Namun, pria itu tetap tidak ditemukan.Awalnya, Aruni akan datang bersama Rohima untuk melabrak Alula. Akan tetapi, mendadak ada salah satu kerabat yang meninggal. Terpaksa Rohima batal ikut karena harus takziah dan Aruni datang ke panti sendiri. Mereka berpikir, menunggu sampai pulang takziah terlalu lama.Aruni memarkirkan mobil di salah satu konter. Ia lantas turun, dan membeli kartu baru.Proses mengaktifkan kartu baru ternyata tidaklah mudah. Harus daftar dengan nomor kartu keluarga dan nomor KTP. Aruni kesal bukan main karena merasa semuanya ribet.“S
Magbasa pa

28. Awas Kalian!

“Mas Yongki jangan bercanda! Pasti sembuh!” bentak Alula sambil menangis.“Kita bawa ke rumah sakit!” Faqih ikut mendekat. “Ki, bisa berdiri?”Yongki menggeleng. “Nggak kuat, Mas. Ini tadi ngejangkau pintu aja aku ngesot.”“Alula.” Yongki menatap sang mantan sambil menitikkan air mata.“Mas, mana ponselmu? Biar aku hubungi mamamu.”Yongki kembali menggeleng. “La, aku hanya ingin kamu.”“Jangan malah melantur bucin! Ayo kita ke rumah sakit. Mas Faqih, kita papah Mas Yongki, ya?” Alula masih sempat mengambil ponsel Yongki yang tergeletak di samping pria itu dan ternyata tidak bisa dinyalakan. Ia pun memasukkannya ke tas.Dengan dibantu Faqih berdiri, Yongki dipapah. Ia diapit Alula dan Faqih. Yongki ditidurkan di kursi tengah. Ada Jannah yang menjaga. Sementara Alula dan Faqih di depan. Mereka langsung bertolak ke rumah sakit.Di jalan, Alula menyalakan ponsel Yongki, berniat menghubungi keluarga pria itu. Namun, tetap tidak bisa.“Di sini ada charger nggak, Mas?” tanya Alula kepada Faq
Magbasa pa

29. Minta Peluk

Beberapa saat kemudian, Faqih muncul membawa ponsel Yongki yang sudah terisi dayanya dan bisa dinyalakan.“Hubungi keluargamu, Ki. Tugas kami mengantarmu ke sini sudah selesai,” ujar Faqih.Yongki menggeleng. “Aku ingin dijaga Alula saja, Mas."“Jangan egois. Pikirkan juga Alula. Nanti dia yang bakal dimarahi atau disalahkan keluargamu kalau mereka tahu Alula yang membawamu kesini. Apalagi kalau sampai Alula menungguimu. Bisa habis Alula.”Alula mengambil ponsel dari tangan Faqih. Ponsel Yongki dikunci sandi. Wanita itu menekan angka dengan tanggal mereka bertunangan, sesuai yang dulu Yongki katakan kalau sandi ponselnya adalah hari bersejarah itu. Terbuka. Itu berarti, Yongki belum mengubah sandinya.Dari dulu, memang tidak ada rahasia di antara mereka. Alula dan Yongki menjalani hubungan dengan saling terbuka dan saling percaya.Alula membuka W*. Di sana pun masih sama. ‘Cah Ayu’ masih disematkan dalam chat teratas, yang mana, nama ‘Cah Ayu' itu adalah nama untuk nomor ponselnya. Is
Magbasa pa

30. Diusir

“Gila jangan ngajak-ngajak orang, Mas! Kita bukan mahram! Kamu dulu sopan, nggak kayak gini, loh,” desis Alula. Ia murka sebab menilai Yongki sudah meminta hal di luar batas. Tidak biasanya Yongki bersikap kurang ajar seperti itu.“Aku memang sudah gila, La. Aku gila memikirkan semuanya,, aku–” ujar Yongki lirih.“La, ayo pergi. Sebelum keluarga Yongki datang. Nanti mereka salah paham lagi.” Faqih menengahi.“Di sinilah dulu, La. Temani aku.”Alula mengangguk ke arah Faqih, mengabaikan pinta sang mantan.“Yongki, ibu paham, sangat paham perasaanmu, juga perasaan Alula. Sudah berapa ratus kali Ibu bilang ini sudah takdir, jadi terimalah dengan ikhlas. Berdamailah dengan pernikahanmu dengan Aruni. Kalian sudah saling halal. Setidaknya jangan membiarkan pengorbanan Alula sia-sia. Biarkan hanya Alula yang terluka, dan biarkan juga dia berusaha menyembuhkannya sendiri. Alula nggak sendiri, Nak. Ada Ibu, ada teman-temannya, dan ada adik-adik panti yang setia menemaninya. Kamu nggak usah kha
Magbasa pa
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status