Home / Horor / Tabir Kematian Sahabatku / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Tabir Kematian Sahabatku: Chapter 91 - Chapter 100

120 Chapters

Bab 91: Tidur di Luar!

Joshi segera mundur menjauh dari Tania sebelum dia kehilangan kendali lebih parah lagi. Tania tidak mendapatkan dada Joshi lagi untuk membentur keningnya. Perlahan dia mendongak dengan mata berkaca-kaca, menatap pria yang sedang memasang ekspresi sedih dan lelah di hadapannya. "Terima kasih sudah membantuku. Silahkan keluar, saya mau mandi dulu." Joshi berucap sendu. Tania segera mengayunkan kaki keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Berusaha dia membuang semua memori pemaksaan di malam itu. "Tunggu!"Langkah Tania terhenti di ambang pintu tatkala suara sang pria menghentikan. Tania tidak menoleh pada sumber suara, dia hanya menanti si empu suara mengatakan keinginannya. "Jika kamu menemukan cara bagaimana untuk menghilangkan traumamu padaku, bilanglah. Saya akan melakukan semuanya, memberi apa pun yang kamu pinta, asal hubungan ini tidak pernah putus." Terdengar penuh penegasan di dalam setiap kalimat yang Joshi ucapkan.
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Bab 92: Taktik!

Buku-buku jari Joshi tidak henti-hentinya mengetuk daun pintu, sedangkan wanita yang modus dan merayu pria malang itu sudah sedari tadi pergi dari tempatnya. Meninggalkan Joshi di luar rumah dengan perasaan nelangsa. Sudah tidak diizinkan masuk rumah, badan hanya mengenakan handuk sebatas pinggang pula. Membuat tubuh Joshi merinding kedinginan tatkala angin datang membelai. "Tania, buka pintunya. Saya kedinginan!" Joshi berteriak lagi. Namun, tidak ada sahutan apa pun dari dalam. Di luar Joshi kedinginan, sedangkan di dalam Tania kepanasan. Hatinya memanas mengingat betapa intimnya kedekatan Joshi dengan wanita berambut pirang tadi. Ditambah lagi dengan Joshi yang mau-maunya saja dibelai oleh wanita tadi. Mana seperti menikmati. Pikiran Tania berkecamuk, perasaannya diaduk-aduk. Dia sampai berpikir, apakah Joshi selama ini haus akan belaian. Biar bagaimanapun, Joshi adalah pria normal yang membutuhkan sentuhan biologis. "Tania, saya kedinginan." Suara J
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Bab 93: Tania Hilang lagi

Di pagi hari yang tampak mendung itu, Mbah Aji sedang mengobati luka di punggung bahu Joshi menggunakan obat-obatan herbal yang dia punya. Luka di bahu Joshi memang sudah mengering, tetapi sakitnya masih sering muncul jika pengaruh obat perada rasa sakit hilang. "Terima kasih buat semuanya, Mbah. Saya permisi dulu. Semoga Tania sudah membukakan pintu buat saya." Joshi terkekeh dengan ucapannya sendiri. Joshi pun keluar rumah, begitu pula Mbah Aji. Pria senja itu akan ke kebun mengurus tanamannya. Sesampainya di teras, Joshi melihat pintu rumah yang terbuka setengah. Dia berpikir itu kode dari Tania untuk dirinya sebagai tanda sudah bisa masuk ke rumah. Joshi langsung melangkah masuk sambil bersiul. Membenarkan perkataan Mbah Aji, jika wanita cemburunya sudah menghilang, pasti dia sendiri akan membukakan pintu tanpa diminta. "Tania!" Joshi berseru memanggil istrinya di kamar mandi, sebab di seluruh rumah tidak mendapati wanita tercintanya itu.
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Bab 94: Diculik

Melihat Bagas yang turun dari mobil, tanpa banyak bicara Joshi langsung mencengkeram kerah baju pria itu. Hampir saja dia melayangkan bogem mentah ke hidungnya. Namun, seorang wanita berjilbab merah yang ikutan turun dari mobil Bagas, menghentikan aksi Joshi. Tangan polisi itu terhenti di udara dengan pandangan kebingungan pada wanita berjilbab merah tersebut. "Kamu? Bukannya ...." Joshi menggantung kalimatnya. Dia memandang Bagas dan wanita itu secara bergantian. "Iya, ini saya? Emang kenapa?" Sang wanita menyolot. Wanita yang tak lain adalah Karin itu merasa gemas melihat Joshi yang datang-datangnya hendak ingin langsung memukul kakaknya Bagas. "Kamu makai ....""Diam! Ini paksaan." Karin membuang muka. Ada pengajian yang dilakukan di panti asuhan, maka dari itulah Karin mau tidak mau memakai jilbab. Wanita tomboi itu masih sungkan jika harus memakai jilbab. Sebab hal itu menjadikan gaya geraknya terbatas dengan gamis panjang hingga
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab 95: Aksi Penyelamatan

Tania mengerjap berkali-kali, mengedarkan pandangan ke sekeliling. Sebuah ruangan yang tampak temaram juga berdebu. Ada banyak barang-barang rusak yang dipenuhi jaring laba-laba memenuhi setiap pojok. Tania mengingat-ingat kejadian sesaat sebelum dia tak sadarkan diri. Saat Tania hendak menjauh dari pria tua bercambang putih itu, seketika dia berucap dan memanggil nama Tania dengan nama panggilan. Yang di mana panggilan tersebut hanya di berikan Fadli padanya. Seketika mata Tania membelalak lebar ketika mengingat pria tua bercambang putih itu membuka cambang dan rambut putihnya. Tania hendak kabur, tetapi dia dihadang oleh Pak Jarot. Lantas, sebuah kain yang sudah ditaburkan obat bius, membekap mulut Tania dari belakang. "Di mana aku?" Tatapan mendelik Tania layangkan ke sekeliling. Dia hendak bangkit, tetapi baru tersadar jika tangannya terikat oleh pegangan kursi kayu, begitu pun juga dengan kakinya yang terikat. Tania terjebak. "Tolong!" Je
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Bab 96: Aksi Penyelamatan ll

Sebelum moncong senjata api itu di arahkan padanya, Joshi segera menggenggam debu di lantai dan melemparkannya pada Pak Jarot. Alhasil pria tua itu mengerang kesakitan kala debu masuk di matanya. Dia mundur beberapa langkah dan asal menembak di depan. Joshi menghindar dan menjegal kaki pria tua itu, membuat dia tumbang dengan siku sebagai daratan. Lagi-lagi dia mengerang tatkala tulang sikunya menghantam lantai. Patah seketika. "Tidak berguna!" Fadli emosi melihat Pak Jarot yang meringis kesakitan. Dia beralih menatap pistol yang ada di tangan pria tua tersebut. Joshi yang menyadari tatapan Fadli, memilih menendang pistol itu menjauh, karena untuk mengambilnya pakai tangan pasti akan lebih dulu Fadli yang menjangkaunya. Sekarang, pistol itu terlempar ke pojok yang gelap. "Kurang ajar!" Fadli menghampiri Joshi, bersiap untuk menghajarnya. Joshi bangkit dan mundur beberapa langkah, dia melemas-lemaskan badan yang teramat sakit akibat t
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Bab 97: Kritis

Sirine ambulans memecah keheningan malam, dua brankar diturunkan untuk mengangkat sepasang sejoli itu. Tangan Tania berusaha untuk tetap bertaut pada tangan Joshi yang diangkat terlebih dahulu masuk ke dalam ambulans. "Kamu pasti akan selamat, Polisi Joshi," lirih Tania. "Kamu yang sabar, ya. Joshi pasti selamat," sahut seorang pria dengan kemeja biru langit. Di tengah kekalutan Tania setelah Joshi hilang kesadaran tadi, dia merogoh saku suaminya itu. Segera mencari kontak yang bisa dimintai tolong. Kontak Bagaskara yang menjadi tujuannya untuk meminta tolong atas keadaan yang sedang memimpa mereka. "Terima kasih, Pak Bagas." Setelah mengucapkan hal itu, perlahan-lahan pandangan Tania mulai menggelap. "Apa pun, Tania."Sepasang sejoli itu segera dilarikan ke rumah sakit. Begitu pun juga dengan Pak Jarot, pria tua itu butuh perawatan, tentunya dengan diawasi para polisi. Sementara mayat Fadli segera diurusi kepolisian. Pria i
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 98: Ibu Tania

Tania langsung mengayunkan kaki cepat dengan perasaan kalut. Meninggalkan Joshi di ruangannya dengan berbagai tanda tanya, tentang apa yang terjadi pada mertuanya itu. Apakah ...? Sesampainya di ambang ruang rawat inap ibunya, Tania mematung di tempat. Matanya sontak berkaca-kaca seiring debaran yang perlahan melambat. Dia sampai tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. "Ma-Mamah ...." Air mata Tania luruh seketika."Ibu Anda sud---""Mamah!" Tania langsung menghambur di pelukan malaikat tak bersayapnya itu, menumpahkan segala kerinduan selama ini. Memberi kecupan di pipi berkali-kali. "Ibu Anda sudah siuman. Selamat, yah." Sang perawat melanjutkan kalimatnya seraya menitikan air mata. Merasa terbawa perasaan dengan kasih cinta Tania pada ibunya. Bu Rania--ibunya sendiri ikutan tersenyum tipis dengan lelehan air mata, melihat putrinya yang menangis tersedu-sedu di pelukannya. Dia hanya bisa mengusap pucuk kepala Tania dengan
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 99: Polisi Mesum

Tania tiba-tiba merasakan punggungnya terhimpit oleh sesuatu, lantas sebuah lengan kekar melingkar di atasnya. Jantung wanita itu pun makin berdebar kencang, berlarian seperti sedang lomba lari. Tania berusaha tidak menghiraukan perilaku Joshi, dia memilih menutup mata dan berusaha tidur. "Dingin." Ucapan Joshi membuat Tania membuka mata. Dia berbalik menghadap suaminya. Joshi menatap Tania lekat, memerhatikan wajah natural istrinya yang tanpa sepoles make-up pun. Mata bulat bening Tania menjadi titik fokus petugas kepolisian itu. "Cantik," komentarnya. "Kamu belum tidur?" Tania bertanya seraya bangun. Melihat suaminya tidak membungkus tubuhnya pakai selimut. Pantas saja dingin. Joshi tidak menjawab pertanyaan istrinya. Dia hanya menatap Tania yang sedang menarik selimut untuk membungkus tubuhnya sampai ke batas pinggang. "Masih dingin." Ucapan Joshi membuat Tania menarik lagi selimut itu hingga ke batas dada. "Masih dingin juga." Tania kembali menarik selimut hingga ke batas le
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 100: Bu Rasti Kabur

Kebakaran terjadi di kantor polisi yang di mana tempat ibunya Alina ditahan. Masih belum diketahui apa penyebab kebakaran tersebut. Dugaan sementara ialah, kemungkinan diakibatkan oleh puntung rokok yang dibuang sembarangan tanpa mematikan baranya terlebih dahulu. Di kegelapan malam, para polisi berlalu lalang dengan cepat, menelepon ambulans dan pemadam kebakaran untuk segera datang. Kantor kepolisian dipenuhi asap yang membumbung tinggi. Si raja merah melahap apa saja yang dia dapat. Para tahanan segera dimasukan ke mobil, hendak dipindahkan ke kantor polisi lain. Sayang, panasnya keadaan membuat polisi sedikit lengah. Hal itu langsung dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh Bu Sarti. Ketika polisi sedang membawanya ke mobil, melihat polisi itu mengucek matanya akibat paparan asap, Bu Sarti langsung menggigit lengan si polisi dan langsung kabur dari tempat tersebut. "Berhenti!" teriak si polisi seraya mengejar Bu Sarti.Wanita itu tidak mende
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status