Home / Horor / Tabir Kematian Sahabatku / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Tabir Kematian Sahabatku: Chapter 101 - Chapter 110

120 Chapters

Bab 101: Makan Malam Istimewa

Tania melirik Joshi sekilas. Petugas kepolisian itu melihat jelas pipi sang istri kemerah-merahan. Membuat dia mengulum senyum. Lelahnya seharian bekerja seketika hilang melihat senyum manis yang melelehkan jiwa itu. Joshi menyandarkan punggungnya ke dinding seraya melihat Tania menuju ke meja makan. "Kamu mau makan? Aku panaskan dulu makanannya, yah?"Joshi hanya mengedikan kedua alisnya sambil melipat tangan di dada. Matanya fokus mengejar Tania yang sedang sibuk menyiapkan piring, makanan, juga minuman untuk dirinya. Sesekali Tania menyibak rambut panjang bergelombangnya ke belakang, lalu melemparkan senyum manis pada Joshi. "Emm, Mamah mana?" Joshi memecah keheningan. "Sudah tidur dari tadi. Ini sudah larut malam." Tania menjawab sambil meletakan ayam goreng di meja makan. "Kamu beberapa hari ini sibuk sekali di kantor sampai lupa pulang. Apa ada masalah serius?" Mata bulat indah itu menatap Joshi lekat. Joshi tersenyum tipis, lalu mengayunkan kaki mendekat ke Tania, tanpa mel
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Bab 102: Penemuan Mayat Aneh

Setelah memutuskan panggilan dengan Irul, Joshi langsung menyelesaikan makan malamnya. Lantas, bersiap-siap untuk ke lokasi yang diberitahukan sang bawahan di mana tempat ditemukannya Bu Sarti. "Apa benar, Bu Sarti telah meninggal dunia?" Mata Tania berkaca-kaca mengantar Joshi sampai ke depan pintu. "Saya pastikan dulu mayat tersebut." Joshi mengecup kening Tania. Wanita itu langsung menahan dengan mencekal jaket kulit Joshi. Menahannya agar tidak pergi. "Aku takut," lirih Tania sambil memeluk suaminya. Pikiran Tania melayang dengan semua perilaku Bu Sarti kemarin, di mana Bu Sarti menjadikan mayat putrinya sendiri untuk bahan balas dendam. Membangkitkan, lalu mengisi kebencian pada arwah Alina untuk meneror dirinya. Masih jelas di pikiran Tania di mana dia harus melewati hari-hari berat dengan adanya teror menyeramkan yang selalu mengincar nyawanya. Hal tersebut membuat dia terpikir, bagaimana jika Bu Sarti meninggal, lalu arwahnya gentayang
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Bab 103: Pesta Narkoba

Joshi pikir setelah selesai dengan pemakaman Bu Sarti, dia bisa pulang ke rumah. Beristirahat dan memeluk istrinya dengan nyaman. Namun sayang, tiba-tiba saja ada panggilan dari kepolisian untuk meringkus beberapa pengedar narkoba yang sedang berpesta dengan barang haram tersebut di sebuah hotel. Tanpa pikir panjang, Joshi dan Irul segera meluncur ke hotel yang dilaporkan terdapat pesta narkoba tersebut. Sementara polisi lainnya akan ikut menyusul, katanya. "Apa kita akan menyamar seperti sebelumnya juga, Pak?" Irul bertanya seraya fokus mengendarai. Sudah seringkali pemuda itu mengikuti Joshi saat beroperasi. Setiap kali meringkus para penjahat, maka mereka akan menyamar, berbaur dengan orang biasa. Kadang menjadi OB, pengunjung, atau bahkan berandalan. "Apa penampilan kita belum cukup menyamarkan identitas asli kita?" Joshi menyahut lesu. Baik baju, rambut, ataupun wajah polisi itu, semuanya sama. Kusut. Irul terkekeh. "Pak Joshi kenapa tida
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 104: Wanita di Masa Lalu

Wanita yang berambut panjang lurus sepunggung itu terlihat sangat ketakutan di sudut ruangan kamar, meringkuk dengan mata basah. Kebetulan kamar hotel tersebut terbuka pintunya setengah. Membuat Joshi melihat penampakan di dalam. Joshi yang penasaran dan ingin memastikan penglihatannya, mendekat ke pintu kamar itu. Mendorongnya. "Hey, kamu siapa?!" Seorang pria bertelanjang dada dengan perut buncit berseru. Tidak suka Joshi membuka pintu kamarnya secara lancang. Sementara wanita ber-dress silver bling-bling di pojok ruangan itu, mendongak dan langsung memandang ke arah Joshi. Baik petugas kepolisian maupun wanita bernama Dinda itu, sama-sama mematung. Pikiran keduanya seketika melayang saat-saat masih menghabiskan waktu di taman, di pasar malam, berlibur, menonton bioskop, juga di teras atas apartemen sang perempuan. Menikmati malam sambil memandang taburan bintang dan cahaya bulan purnama. "Kamu mau menikah di gedung atau di taman nantinya."
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Bab 105: Mengendalikan Diri

Joshi larut dalam pelukan erat sang mantan. Jantungnya berdegup kencang, berusaha keras dia agar menahan desiran aneh di dadanya tersebut. Sementara isakkan kencang di dadanya itu belum juga reda. Tangan Joshi terangkat pelan, mengelus kepala Dinda. Membuat wanita itu mendongak dengan mata memerah juga penuh air. Mereka berdua saling bersitatap lama. Membangkitkan perasaan dan memori yang pernah lewat. Jemari lentik Dinda perlahan memanjat naik, menangkup wajah Joshi. Tatapan elang pria itu, masih sama saja di mata Dinda. Penuh gairah. Perlahan Dinda mendekatkan wajahnya, mendaratkan bibir ke bibir Joshi. Sontak Joshi menutup mata, menikmati sentuhan benda kenyal tersebut di bibirnya. Namun, dia tidak membalas. Dia hanya mematung dengan pikiran tumpul. Merasakan tidak adanya pergerakan dari Joshi. Membuat Dinda bertindak nekat. Dia mengulum bibir Joshi, menyesapnya. Joshi masih tetap diam dengan debar yang mulai bertalu-talu. Tangannya mengepal erat, berusaha menahan gairah yang mula
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 106: Cerita Joshi

Mendengar suara Tania yang tercekat sambil menyebut kata 'monster', Joshi langsung terkesiap dan sadar. Dia segera menarik tubuh menjauh dari Tania. Turun dari ranjang menatap wajah ketakutan Tania dengan rasa bersalah. Dada Joshi bergemuruh hebat, merasakan kesalahan juga ketakutan pada Tania. Dia merutuki diri sendiri karena sudah kehilangan kendali. Sementara itu, Tania bangkit duduk dan meringkuk di sandaran ranjang. Jantung wanita itu berdebar kencang, seiring dengan melihat wajah Joshi yang mulai mengerikan. "Ta-Tania, maaf, saya ...." "Kamu masih sama." Tania berucap lirih dengan bulir air mata. Dia menggeleng dengan ketakutan. "Maaf Tania, saya khilaf." Joshi menghampiri istrinya dan langsung memeluknya erat. "Maaf, maaf, saya benar-benar khilaf. Saya tidak tau apa yang terjadi padaku barusan."Tania hanya diam dalam dekapan Joshi. Dia menangis tanpa suara, hanya air matanya saja yang terus menggenang. Membasahi baju kaus Joshi. Sementa
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Bab 107: Gelang Sahabat

Hawa hangat menembus dari tirai jendela, menimpa kedua pasangan suami istri yang sedang berpelukan di bawah selimut tanpa sehelai benang pun. Setelah jalan-jalan yang begitu indah semalam, keduanya dilanda mabuk kepayang, kelelahan dan belum membuka mata menyambut mentari pagi ini. Bu Rania yang sempat mendengar Tania berteriak semalam, menjadi khawatir dengan sang putri yang sudah hampir menjelang siang belum juga keluar dari kamar. Hendak mengetuk pintu, tetapi diurungkannya, takut mengganggu privasi mereka. Akan dia tunggu sampai siang hari, jika belum keluar kamar juga, maka terpaksa dia akan menerobos masuk ke kamar putrinya tersebut. Terpaksa wanita tua itu membuat sarapan sendirian. Tania mengerjap perlahan kala mendengar suara perabotan dapur yang saling beradu. Lantas, membuka mata. Dada Joshi langsung memenuhi indra penglihatannya. Dia mendongak menatap rahang tegas sang suami. Seketika pikiran Tania melayang pada jalan-jalan yang semalam, di mana Joshi
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Bab 108: Menikah Lagi

Gelang mungil yang terbuat dari benang serta biji manik warna-warni itu langsung Tania buang. Lantas, dia meniup-niup tangannya yang terasa memanas. Joshi yang melihat hal itu mengernyitkan alis kebingungan, tetapi tetap peduli. Segera dia genggam tangan Tania, lalu memperhatikan dengan baik, membolak-balikannya. "Apanya yang panas?" tanya Joshi seraya meniup-niup tangan sang istri. Dia melihat tangan istrinya baik-baik saja. Tidak memerah apalagi sampai melepuh. "Emm, tadi gelangnya seperti mengeluarkan hawa yang sangat panas." Tania menatap gelang yang tergeletak di lantai itu. Joshi mengayunkan langkah, menuju gelang yang terlempar di pojok dinding tersebut. Merabanya perlahan, lalu ditepuk-tepuk. Tidak panas. Dia memungut gelas itu, lalu memutar-mutarkan gelang tersebut ke jari telunjuknya. "Sama sekali tidak panas ini." Joshi kembali memberikan gelang mungil itu ke Tania. Ragu-ragu Tania mengambil gelang tersebut, dan memang ben
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Bab 109: Tamu Tak Diundang

Bersamaan dengan pertanyaan Joshi, seorang pria muda dengan setelan jas biru tua ikut datang naik ke pelaminan. Tergoloh-gopoh dirinya menghampiri sang partner undangan. "Buru-buru amat sampai ninggalin saya," ucap pria itu yang tak lain adalah bawahan Joshi di kantor. Irul. Dinda menampilkan senyuman lebar hingga membuat lesung pipinya terpamerkan. Lantas, menautkan telapak tangannya pada lengan Irul sambil menyandarkan kepala di bahu polisi muda tersebut. "Aku datang sama Irul, Jos. Beberapa hari yang lalu kami nggak sengaja ketemu di kedai. Waktu di hotel malam itu, kami saling bersitatap sesaat. Aku pikir beda orang, eh, ternyata sama. Dia anggota kepolisian juga sama sepertimu." Dinda berucap dengan nada manja. Wanita itu memang sangat pandai membuat pria dimabuk kepayang dengan semua keindahan yang ada di dalam dirinya. Wajah cantik, senyum manis, tubuh dengan lekuk indah, suara yang merdu, semua dia kantongi. Dia juga termasuk wanita ya
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Bab 110: Bulan Madu

Acara resepsi pernikahan kini telah usai. Meninggalkan semua kemewahan dan kemeriahan yang ada, Joshi bersama Tania melajukan kendaraan beroda empat ke sebuah hotel mewah. Walaupun mereka sudah melewati malam pertama, tetapi rasanya tanpa bulan madu setelah acara resepsi pernikahan itu terasa kurang. Begitulah yang dipikirkan Joshi. Pria itu benar-benar memikirkan secara matang dan panjang semua acara yang akan dilewatinya bersama sang istri nanti. Memang Joshi termasuk pria yang sangat romantis, maka dari itu Dinda merasa sangat menyesal pernah meninggalkan Joshi demi menuruti keinginan orang tua. Joshi menggendong Tania ala bridle style sepanjang koridor memasuki kamar hotel yang dia sewa. Tania mengalunkan tangannya di leher sang suami sambil menatap lekat matanya. Tidak pernah terbayangkan oleh Tania, polisi menyebalkan yang pernah berusaha mengkambinghitamkan dirinya demi sebuah jabatan, akan menjadi suaminya saat ini. Dan yang lebih terpenting lagi ialah, Joshi pria
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status