Home / Horor / Tabir Kematian Sahabatku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tabir Kematian Sahabatku: Chapter 81 - Chapter 90

120 Chapters

Bab 81: Melindungi Sebuah Hubungan

Setelah memastikan ibunya baik-baik saja, Tania memutuskan untuk pulang ke rumah. Awalnya dia hendak menginap di rumah sakit, karena malas harus serumah dengan Joshi, tetapi dia bingung harus tidur di mana. Sekarang, dia bukan hanya melindungi hidupnya saja, melainkan hidup calon bayinya juga. Di ruang inap ibunya hanya ada satu ranjang dan dua sofa kecil. Tidak mungkin Tania untuk tidur di ranjang ibunya yang sempit atau di sofa kecil itu. Tubuhnya pasti akan terpengaruh dan hal tersebut akan berimbas pada bayinya. Apalagi jika Tania mencoba tidur di lantai. Itu bukanlah ide yang baik. "Selama Mbak Tania nggak ada di sini, pria tadi yang selalu datang menjenguk ibunya, Mbak. Dia setiap hari kemari, membersihkan badan ibunya Mbak, sesekali juga dia mengajak ngobrol si pasien. Bahkan, pernah hari itu saya memergoki dia sedang menangis di samping ranjang ibunya Mbak. Entah apa penyebabnya."Perkataan perawat yang biasanya memantau keadaan ibunya Tania tern
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Bab 82: Ngidam Aneh

Di luar dugaan Tania, wajah garang Joshi seketika lenyap saat melihat dirinya hendak muntah lagi. Joshi segera bangkit dengan berjinjit, menghampiri Tania. "Kamu kenapa? Apanya yang sakit?" Joshi seketika panik. Namun, Tania malah menepis tangan Joshi yang hendak menyentuhnya. Sambil membekap mulut sendiri menahan mual, Tania berlari ke kamar mandi. Kembali dia memuntahkan isi perutnya. Joshi segera mengikuti langkah Tania sambil berjinjit, tidak ingin mengotori lantai di sepanjang langkahnya dengan muntahan itu. "Tania kamu kenapa?" Joshi hendak memijit punggung Tania. "Menjauh dariku!" Lagi-lagi Tania menepis kasar tangan Joshi yang hendak membantunya. "Ok, ok, saya menjauh." Joshi tetap panik, sebab Tania masih terus muntah-muntah. "Ini pasti gara-gara kamu yang terlambat makan. Sudah pernah saya bilang, kalau marah sama saya, lampiaskan saja padaku, jangan melampiaskannya pada makanan. Kalau sudah begini, sekarang giman
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bab 83: Suami yang Suka Jajan di Luar

Alis Joshi bertaut, bingung apa hubungannya jajan di luar dengan baju muslimin. Dia tidak tahu makna kata yang Tania lontarkan. Tania sendiri mendapat kalimat tersebut dari temannya Reva waktu itu yang mengatakan jika suaminya selingkuh dan suka jajan di luar. "Ternyata kamu seburuk itu. Suka jajan di luar. Aku nggak nyangka kau semenjijikkan itu." Sedikit tercekat kala Tania mengucapkan hal itu. Walaupun bingung, Joshi berusaha menjawab perkataan ambigu istrinya itu. "Ya ... karena saya tidak punya istri. Makanya suka jajan di luar." Joshi berpikir Tania menyindir kehidupannya sebelum menikah, dia memang suka jajan di luar. Setiap makan pagi, siang, dan malam selalu membeli makanan dari di luar. Sebab tidak ada yang membuatkan makanan di rumah. Namun, mendengar jawaban Joshi sontak membuat mata Tania melotot, marah. "Pria kurang ajar!" Pisau di tangan Tania langsung melayang begitu saja ke arah Joshi. Sontak polisi itu sigap menundu
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 84: Trauma Tania Belum Hilang

Kesalahan Joshi ialah, dia terlalu cepat berpikir bahwa dia telah bisa mendapatkan hati dan tubuh Tania kembali. Mungkin hati Tania masih untuk Joshi, tetapi traumanya juga masih pada pria itu. Joshi terlalu cepat melangkah, berpikir Tania telah menerima dirinya dan semua perilaku kurang ajarnya kemarin. Sekarang apa, wanita itu kini kembali menatapnya penuh ketakutan dengan derai air mata. Dia kembali memukul-mukul kepalanya sendiri sambil meminta memori kotor itu keluar dari pikirannya. "Pergi, jangan ganggu aku! Ampun, sakit! Kumohon hentikan, sakit!" Pukulan cepat Tania layangkan pada kepalanya. "Tania, jangan seperti ini ....""Menjauh dariku, Monster! Jangan mendekat!" Tania beringsut ke pojokan. Dia sama sekali tidak melihat Joshi yang sedang mencemaskannya, sedang menatap dia dengan sayu. Tania hanya melihat monster lapar di hadapannya sambil menyeringai buas, menerjang dia sambil mendesah menjijikan di telinga Tania.
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 85: Joshi Terluka

Para gerombolan pemuda yang segan dan kasihan melihat Joshi mengerang kesakitan sembari memegang punggungnya, turun dari motor. Menghampiri sang polisi, memapahnya lantas membawa ke rumah. "Sudah, terima kasih." Joshi berucap kala sampai di teras rumah. "Yakin, Pak? Apa perlu kami obati?" tawar salah satu pemuda yang memakai jaket levis biru. "Tidak perlu. Saya bisa sendiri. Sekali lagi terima kasih."Segerombolan pemuda itu pergi, usai Joshi masuk rumah dan menutup pintu. Di ruang tamu, Joshi mengerang menahan rasa sakit di punggungnya. Dia sengaja tidak mengizinkan para pemuda tadi masuk ke rumah. Takut mereka mencari kotak P3K yang ada di dapur. Jangan sampai mereka melihat Tania yang sedang tidur, sedangkan kamar Tania sudah tidak memiliki pintu. Apalagi Tania begitu menggairahkan ketika sedang tidur. Suami mana yang mengizinkan hal tersebut. "Arrhh, sial!" Darah mengucur deras. Joshi memeriksa setiap laci yang
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 86: Tidur Seranjang

Mata Tania mengerjap beberapa kali pasca mendengar pertanyaan Joshi. Dia sontak membalikan badan sembari berpikir saat Joshi mengedikan alis pada dirinya tadi. Di rumah Tania hanya ada dua kamar, milik ibunya dan Tania sendiri. Tidak mungkin Tania mengizinkan Joshi untuk tidur di kamar ibunya, itu sangat tidak beradab. Namun, untuk tidur di kamarnya, Tania takut. Bagaimana jika Joshi berubah buas dan menerkamnya. Tania kembali menoleh, memandang Joshi terbaring miring sambil menutup mata. Kasihan, dia pasti kedinginan tidur di lantai hanya beralaskan sajadah, sedangkan tubuhnya hanya terbungkus kemeja tipis yang tidak terkancing. "Kenapa kamu tidak pakai selimut?" tanya Tania memecah keheningan. Dia belum bisa meninggalkan Joshi dalam keadaan seperti itu. "Saya tidak punya." Joshi mengulum senyum mengetahui fakta bahwa Tania mulai peduli padanya. "Apa kamu tidak dingin?" Tania bertanya lirih. Dia juga merasa gengsi sebab mulai perhatian pada p
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 87: Gelut Benaran

Mata Tania mendelik menatap Joshi yang ada di atasnya. Dia pikir Joshi akan menatapnya dengan buas, tetapi ternyata mata itu terlihat sendu. Dada bidang polos sang pria naik turun dengan berat. Berusaha Joshi untuk mengendalikan hawa nafsu yang hampir menyelimuti akal sehatnya. Dia menatap sendu Tania yang berada di bawahnya. "Kenapa? Kenapa kamu selalu menguji saya? Hmm." Joshi berucap yang langsung membuat Tania membuang muka dengan debar kencang di dada. "Aku tidak sengaja. Aku tidak tau. Turun!" Tania menjawab cepat dengan ketakutan, dia masih tetap memalingkan wajah. "Pandang saya, Tania. Lihat saya! Hapuslah monster di malam itu. Tidak bisakah kamu memafkan saya?" Suara Joshi berubah serak melihat dada Tania yang naik turun. Akal sehatnya mulai hilang. "Tania ... tolong saya," lirih Joshi mendaratkan wajahnya pada kepala Tania. Embusan napas sang pria begitu kencang menyapa telinga Tania, membuat wanita itu bergidik ngeri. Bayangan monst
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 88: Wanita Keras Kepala

Tangan Tania mengepal erat, dadanya memanas melihat Joshi yang memasukan kunci rumah di dalam saku celana jinsnya. Ingin merebut kunci itu, tetapi dia takut salah pegang. "Kenapa? Mau ambil kuncinya? Ambil saja kalau bisa." Joshi menantang wanita yang mulai tersulut amarah itu. Menggoda Tania menjadi hobi barunya sekarang. "Berikan kuncinya, Polisi Joshi!" Tania menengadahkan tangannya ke udara dengan mata melotot. "Ini, ambil saja! Saya ikhlas kok." Senyum simpul terpatri indah di wajah Joshi. Dia mendekat pada istrinya. Tania malah impulsif mundur melihat Joshi yang mendekatkan paha pada dirinya. Andai dia mempunyai keberanian, maka kunci yang berada di kedalaman saku celana Joshi pasti sudah berada di tangannya sekarang. Namun apa daya, Tania terlalu pemalu jadi wanita, bahkan pada suaminya sendiri yang sudah sah dan menjadi mahramnya. "Berikan kuncinya, Polisi Joshi! Aku kangen sama Mamah." Wajah Tania berubah memelas.
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 89: Jangan Jadi Wanita Lemah

Mendengar suara tegas di balik punggungnya, Tania langsung berbalik menghadap orang tersebut. Sang pria dengan kemeja yang dikancing setengah itu, menaikturunkan alisnya pada Tania. Namun, dengan raut datar. "Mau ke mana?" Lagi, Joshi mengulang pertanyaannya. Membuat alis Tania bertaut. Namun detik berikutnya, Tania langsung mengayunkan kaki cepat, pergi bersembunyi di balik punggung lebar Joshi. Sang pria hanya menatap Pak Jarot dengan raut yang sama, sedangkan Pak Jarot masih tetap diam di tempatnya sambil melayangkan tatapan tajam pada Joshi. Pria tua itu masih menyimpan dendam pada polisi muda tersebut, sebab memasukannya ke dalam penjara. "Kenapa kamu sembunyi di belakang saya? Bukankah di rumah tadi kamu begitu galak ketika ada cowok yang berani mendekatimu." Joshi bergerak, pergi di balik punggung Tania. Membuat Tania menatapnya sedikit malu. "Ayo, sana. Tunjukkan pesonamu pada pria bangkotan itu! Buat dia takut dengan sifat galakmu tad
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 90: Cemburu Lagi

Joshi mengelus-elus dadanya seraya beristighfar tatkala Tania melontarkan cerai. Begitu mudahnya wanita itu melayangkan kata sakral tersebut. Joshi menatap lekat Tania yang sedang bersedekap sambil menatapnya tajam. Sesekali pandangan wanita itu teralih pada buah kersen yang sudah memerah di atas sana. "Kamu mau kersen?" tanya Joshi menggaruk kepala yang tidak gatal. Bagaimana cara mengambil buah itu, sedangkan Tania langsung mengangguk antusias kala dirinya bertanya. "Ayo, cepat panjat!" Tania mendorong punggung Joshi. "Arh!" Joshi langsung mengerang saat Tania tepat mendorong di bagian lukanya. Melihat Joshi yang kesakitan, Tania langsung menghentikan aksinya. Sesaat dia sadar bahwa sudah memaksa pria itu. Joshi sedang terluka, tidak seharusnya dia memaksanya untuk mengambilkan buah kersen yang tingginya sekitar tiga meter itu. "Ya udah, deh, nggak apa-apa. Aku nggak jadi makan kersennya." Tania menunduk, ngiler. Joshi me
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status