Semua Bab MENIKAHI SUAMI WARISAN: Bab 61 - Bab 70

136 Bab

61. TIGA BULAN PERNIKAHAN

              Usia Ayra sekarang sudah empat bulan lebih seminggu. Bertepatan pula dengan pernikahan Amanda dan Radit yang saat ini telah berlangsung genap tiga bulan lamanya. Namun, pasangan suami istri tersebut tetap tak menunjukkan perkembangan hubungan yang berarti. Keduanya akan bekerja sama mengurusi sang anak dan kembali asing seperti sebelumnya.“Kalau enggak sempat luangin waktu buat nanti sore ya udah sih,” kata Amanda saat mereka sarapan bersama. “Aku bisa keluar sama Ayra aja berdua. Naik taksi online aja.”“Aku usahain,” gumam Radit kemudian.“Keburu Ayra udah kayak artis India nih, Pa. Pake baju masa hampir kelihatan pusarnya. Iya ‘kan, Sayang?” Dia menoleh pada Ayra yang disibukkan oleh mainan gantung di atas bouncer-nya. “Kemarin aja waktu Mama Tiara dan papa ke sini kau tidak memperbolehkan kami pergi belanja.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-23
Baca selengkapnya

62. SINDIRAN BI ASIH PADA ARINI

Sontak kalimat barusan membuat senyuman di wajah manis Arini langsung menghilang. Dirinya dan Amanda kompak menoleh ke arah sumber suara. Tampak Bi Asih sudah memasang wajah antagonisnya. “Bibi,” tegur Amanda kemudian. “Kenapa bicaranya begitu?” “Sebagai orangtua di sini, bibi hanya memberikan nasihat saja.” Bi Asih mulai kumat lagi ternyata. “Di mana-mana ya kalau perempuan yang bener dan tahu diri itu enggak akan mau nemplok sama laki orang.” Arini yang sadar ke mana arah pembicaraan tersebut lekas menundukkan kepala. Sementara Amanda sudah memberikan kode lewat delikan matanya. Sayang, sang asisten rumah tangga itu malah semakin mengeluarkan kata-kata mutiara yang dipunya. “Mmah,” celoteh Ayra yang terusik karena mungkin merasa diabaikan oleh para orang dewasa di sana. “Iya ‘kan, Non?” Malah Bi Asih mencari dukungan pula. “Non Ayra pasti enggak mau punya mama pengganti lagi. Wong Mama Manda-nya saja sudah baik enggak ketulungan. Punya hubungan darah juga.” “Ada apa ini??” R
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-24
Baca selengkapnya

63. RADIT YANG ANEH

“Sayang, udah dulu ya belanjanya. Tadi bos nelepon. Katanya disuruh ke kantor cepat.” Ibu hamil itu kemudian menoleh ke arah sumber suara. Segera pamit undur diri karena lengannya sudah digamit sang suami. Lantas meninggalkan mereka yang ada di sana.“Mana? Aku mau lihat,” kata Amanda yang lekas mengalihkan atensi Radit dan Arini. Kepalanya mendongak untuk melihat apa yang dibawa oleh keduanya.“Baju ini lucu untuk Ayra,” ucap Arini seraya memperlihatkan apa yang sedari tadi didekapnya. “Aku pilihin yang senada warna untuk bandana serta kaus kakinya juga. Gimana menurut Kakak?” Semua barang bawaannya kini diseleksi oleh Amanda. Pun begitu juga dengan Radit. Hingga lima menit kemudian tangis Ayra memecah konsentrasi sang mama.“Yang ini enggak usah aja,” kata Amanda yang protes dengan sepatu pilihan Radit. “Bahannya enggak cocok buat Ayra. Terlalu keras. Lagian kebesaran juga.” Setelah mengatakan itu Amanda gegas bangkit dari posisi duduknya. M
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-25
Baca selengkapnya

64. JANGAN MENYANGKAL PERASAANMU

              Radit sendiri tidak tahu kenapa dia bisa jadi semarah tadi. Hanya perkara dompet yang tidak tampak dia lantas mengeluarkan kata-kata kasar. Wajar jika putrinya marah bahkan merajuk sekarang.“Maaf, Pak.” Bi Asih lantas menyerahkan benda yang menjadi alasan sikap anehnya barusan. “Tadi bibi periksa di kantong celana Bapak. Ada di sana ternyata.”“Makasih ya, Bi.”“Sama-sama, Pak,” sahut Bi Asih yang segera menghilang dari pandangannya.              Pagi ini suasana di rumah sudah memburuk. Semua karena ulahnya sendiri. Radit mengembuskan napas kasar ketika melihat Amanda yang tengah menenangkan Ayra.“Cup cup. Iya, Sayang.” Istrinya itu sibuk berjalan pelan ke kanan dan ke kiri untuk membujuk sang buah hati. “Papa enggak sengaja tadi. Maafin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

65. BERTEMU PRIA BAIK HATI

              Nama mendiang istrinya terlihat jelas di batu nisan. Radit mengusap pelan pusara itu dengan wajah yang sudah mendung. Merasa bersalah karena akhir-akhir ini menyadari ada yang berbeda pada dirinya sendiri.“Aku mencintaimu, Dinda,” ucapnya lirih.              Radit kembali terkenang dengan pertemuan pertama mereka. Dari pertemanan sejak kecil hingga berakhir di jenjang pernikahan. Hampir tak penah ada pertengkaran mengingat Dinda yang memiliki sifat istimewa. Lembut, manja dan sangat penyayang. Sungguh berbeda dengan Amanda yang keras kepala dan lebih tegas serta mandiri.              Bukankah setiap orang terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing? Radit hampir melupakan pernyataan tersebut lantaran saat ini hatinya masih menol
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-27
Baca selengkapnya

66. APA RADIT CEMBURU?

“Eh??” Karena Amanda tadi refleks menoleh ke belakang, jadilah dia kehilangan keseimbangan. Kaki kirinya hampir terjungkal lantaran tak siap dengan pergerakan tiba-tiba Ayra. Beruntung pria baik hati di depannya itu langsung menahan lewat dekapan super cepat. Bahkan satu tangannya yang lain turut memegang tubuh sang anak.“Ibu enggak pa-pa?” tanyanya tampak khawatir.Amanda menunjukkan cengiran kudanya seraya menggeleng pelan. “Saya baik-baik saja, Pak. Makasih ya.” Sementara itu di dalam mobilnya Radit menggeram kesal. Terlebih melihat sang istri yang berinteraksi dengan pria lain. Dia pun buru-buru ke luar dari kendaraan roda empat tersebut. Lantas memacu langkah menghampiri dua orang tadi.“Ehem!!” Sang pria yang menyadari kedatangannya mengangguk sopan sambil tersenyum. Baru saja berniat hendak memperkenalkan diri, tetapi gagal karena Radit sudah menghunuskan tatapan tajam.“Hmmah, hek,” rengek Ayra menginterupsi perhatian para orang dewas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-02
Baca selengkapnya

67. AKAL-AKALAN RADIT

Alih-alih menjawab pertanyaan sang suami, Amanda malah mengerutkan dahinya. Heran dengan tatapan penuh intimidasi tersebut.“Kau kenapa?” tanyanya dengan suara lirih.Tanpa melepaskan cekalan tangannya Radit menjawab, “Kau tidak dengar juga? Kau mau ke mana malam-malam begini?”“Aku mau ke kamar Ayra. Puas??” gumam Amanda sedikit meninggikan suaranya. Gadis itu menyentakkan diri ketika Radit meregangkan cekalan tangannya. Lantas memeluk erat Ayra yang masih sesekali merengek manja. Barulah Radit sadar kalau ternyata dirinya agak keterlaluan. Terlihat dari lengan sang istri yang sedikit kemerahan. Menyesal? Sudah pasti.“Kenapa tidak di sini saja?”Amanda berdecak pelan hingga akhirnya berkata, “Satu malaman nanti mungkin tidurnya tidak akan nyenyak. Jadi kami di kamar Ayra saja.”“Jangan!” larang Radit cepat. “Aku juga papanya. Biarkan dia tetap di sini.”“Kau yakin? Tidurmu akan terganggu nanti.” Anggukan Radit membuat Amanda ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-03
Baca selengkapnya

68. BUKAN BEKAS TANDA CINTA

“Lihatlah! Ayra baik-baik saja. Kau yang terlalu mencemaskannya.” Amanda menghela napas lega begitu melihat Ayra yang berada di dalam gendongan Mama Tiara. Tak pelak tangannya memijat kepala yang terasa pusing karena tidur yang terganggu malam tadi.“Sayang, kau pasti kaget ya karena enggak lihat Ayra di kamar?” kekeh Mama Tiara begitu melihatnya berjalan mendekat. “Maaf ya. Sengaja mama yang bilang ke Radit supaya enggak bangunin dirimu.”Amanda mengangguk pelan sambil tersenyum. “Enggak pa-pa. Mama sendirian ke sininya?”“Iya. Nanti siang papamu bakalan nyusul. Dia ada jadwal main golf hari ini,” jawab mama sambungnya itu. “Oh ya. Mau dimasakin apa? Kau tiduran saja kalau masih capek. Ayra udah anteng kok. Nanti juga dia pules karena tadi malam boboknya keganggu.”“Enggak usah. Aku enggak selera apa-apa.”“Radit gimana? Pepes ikan mau? Mama memang masih belajar sih dari ibumu,” kata Mama Tiara menawarkan.“Jangan repot-repot. Aku pulangnya sore, Ma. Sebentar lagi juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-03
Baca selengkapnya

69. MAKAN SIANG UNTUK RADIT

Tuan Yuda sudah menatap tajam putrinya. Sementara sang istri buru-buru menghampiri pria paruh baya tersebut. Takut kalau penyakitnya kambuh lagi.“Duduk dulu yuk, Pa,” ajak Mama Tiara yang lekas mengajaknya berjalan ke ruang tengah. “Ayra nangis tuh. Kau bawa dia ke kamar dulu ya,” ucap perempuan itu pada Amanda setelahnya.“Iya, Ma. Aku bawa Ayra ya.” Mama Tiara mengangguk, sedangkan sang papa masih saja memandang dengan tatapan permusuhan. Jelas membuat Amanda jadi ketar-ketir sendiri.“Papa bilang juga apa, Tir. Amanda itu keras kepala. Beda sekali dengan Dinda,” geram Tuan Yuda yang sudah kesal bukan main. “Maunya dia apa sih?”“Hussh! Jangan ngomong gitu, Pa!” bisik istrinya cepat.“Tiara, kau membelanya??”Mama Tiara menggeleng pelan. Satu tangannya kembali mengusap-usap lengan sang suami. Berharap bisa meredakan amarah pria tersebut. “Kita masih belum tahu duduk perkaranya apa. Jangan nyalahin Manda terus. Bisa aja ‘kan Radit yang enggak mau membuka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

70. JANGAN SAMPAI KAU MENYESAL

              Begitu menyadari istri Radit yang ada di sana, Sebastian yang bertanya tadi lekas tersenyum manis. Satu tangannya memberi perintah pada asisten dosen tersebut untuk segera pergi.“Biar saya yang antarkan Ibu cantik ini,” kata Sebastian.“Baik, Pak. Saya permisi.”              Dipandang dengan senyuman yang menurutnya aneh membuat Amanda jadi tak nyaman. Dia pun bersiap-siap hendak pergi dari hadapan Sebastian.“Eh eh? Kok malah kabur sih? Mau jumpa Radit ‘kan?” tanya pria itu kemudian.“Iya,” jawab Amanda singkat. “Aku cuma mau nganterin titipan mama dari rumah. Itu aja.”              Entah kebetulan atau bagaimana. Di saat yang bersamaan Radit beserta Arini muncul. Pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status