Home / Rumah Tangga / MENIKAHI SUAMI WARISAN / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of MENIKAHI SUAMI WARISAN: Chapter 81 - Chapter 90

136 Chapters

81. RADIT MENYUSUL KE JAKARTA

“Gimana perasaan papa?”Alih-alih menjawab pertanyaan sang putri, Tuan Yuda malah berdecak pelan seraya memutar jengah bola matanya. Membuat Mama Tiara yang menyaksikan interaksi kedua anak dan ayah tersebut geleng-geleng kepala.“Dijawab dong, Pa. Manda ‘kan khawatir,” kata perempuan yang merupakan istrinya itu.“Males ah. Dijawab juga entar bakalan nanya lagi. Dari bangun tidur sampai menjelang sore gini sudah hampir sepuluh kali diteror.”Amanda yang merasa tersinggung lantas memberengut kesal. Dia pun mengerucutkan bibirnya. “Aku ‘kan anak Papa. Jadi ya wajar kalau nanyain terus. Gimana sih??”“Bukannya sembuh. Yang ada papa bisa jantungan, Manda,” balas Tuan Yuda kemudian. “Kau malah mengingatkan papa sama kemungkinan mati lebih cepat. Haduh.” Menyadari bahwa keduanya takkan berhenti berdebat, Mama Tiara pun segera mengelus lengan suaminya. “Sudah sudah. Lihat tuh! Ayra kebangun jadinya.” Baik Amanda dan Tuan Yuda kompak menoleh ke arah ranjang karpet
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

82. PAPA YANG CEROBOH

“Ya sudah. Ayra dimandiin sama mama dan papa,” ucap Amanda yang kemudian tersenyum menatap Ayra. “Senang ya papa udah nyusuli kita, hem?”“Happah mamah!” Lagi. Ayra bertepuk tangan mengekspresikan rasa senangnya saat ini. Sekarang pasangan suami istri tersebut kompak pamit undur diri menuju kamar. Radit bergegas melucuti pakaiannya hingga hanya menyisakan celana brief boxer saja. Dia masih menanti kedatangan Amanda yang berjanji akan ikut bergabung bersama dirinya dan Ayra di dalam kamar mandi.“Kau serius mandi dengan pakaian lengkap begitu?” tanya Radit ketika melihat sang istri masih mengenakan atasan dan bawahan seperti beberapa saat lalu.Amanda pun mengangguk yakin. “Maksudmu apa? Aku hanya ingin mengawasi kalian saja. Kalau dibiarkan di sini aku tak yakin Ayra bisa mandi dengan cepat.” Ucapan barusan membuat Radit mengembuskan napas pasrah. Sadar bahwa angannya memang terlalu tinggi. Mana mungkin Amanda mau menanggalkan pakaian. Hah. Da
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

83. FOTO BERSAMA

“Maaf,” cicit Amanda yang sontak mendudukkan diri. “Aku terkejut karena jarak kita terlalu dekat. “K-kau mau apa?”Radit pun jadi salah tingkah. “Tidak. Tadinya aku hanya ingin memindahkan posisi tidurmu saja.”              Amanda pun mengangguk singkat. Lantas segera menaikkan selimutnya hingga sebatas dada. Sementara Radit menggeram dalam hati karena niatan yang sudah gagal.“Tidak ada sofa di sini. Jadi kau bisa tidur di sisi ranjang yang lain.” Amanda mengatakannya sembari menggeser tubuh menepi lebih jauh. Membiarkan Radit mengambil posisi tidur di samping tubuh gadis itu.              Di sinilah Radit sekarang. Dia bisa tidur satu ranjang dengan sang istri walaupun dalam keadaan dipunggungi. Salahnya sendiri yang terlalu lamban bertindak. Bahkan sampai sekarang pun m
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

84. BERTEMU MANTAN LAGI

“Man-da?? Apa kabar?” Pertanyaan barusan sama sekali belum terjawab lantaran kedua netra milik Amanda masih menatap nanar pria dan wanita yang ada di hadapannya. Sudah cukup lama ternyata. Hampir enam bulan dia tak lagi mendengar kabar mereka. Namun, sekarang pasangan yang sudah menjadi suami istri ini muncul tepat di depan matanya.“Kamu sendirian?” tanya si pria.Amanda masih bergeming hingga beberapa saat kemudian dia dikejutkan dengan sebuah tangan yang melingkari pundaknya. Wanita itu bahkan kehilangan suara untuk sekedar menyapa dua orang tadi.“Sudah belanjanya?” tanya Radit sambil tersenyum. “Ayra tadi penasaran lihat maskot susu yang ada di sana. Jadi aku ikutin maunya dia dulu.”“Hu um,” ucap Amanda seraya menganggukkan kepala. Setelahnya ia memberanikan diri menatap dua orang yang pernah ia percaya sekaligus menghancurkan hatinya itu. Rasa perih kembali menyerang saat Tisa, mantan manajer yang sekarang menjadi istri sang mantan kekasih dulu tenga
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

85. REAKSI PANAS DINGIN

              Gerah. Amanda merasakan tubuhnya yang mulai memanas secara perlahan. Gadis itu tak nyaman. Gelisah pun menyambangi dirinya sekarang. Benar-benar aneh.“Andre? Apa yang kamu lakukan?” tanya Amanda yang sudah bergerak bagai cacing kepanasan.              Bukannya menjawab pertanyaan tadi, Andre malah menyeringai kecil. Dia bahkan terbahak lalu mendekati Amanda sambil tersenyum.“Gimana, Sayang? Obatnya udah mulai bereaksi?”“O-obat?” Amanda menggeleng dengan tubuh yang semakin terasa tak nyaman. Dia mengepalkan tangannya sendiri untuk bertahan sekuat tenaga. “Kamu masukin sesuatu ke dalam minuman aku?”“Maaf, Manda Sayang. Aku terpaksa,” jawab Andre kemudian. “Kamu itu milikku. Jadi walaupun kamu sudah jadi istri orang, tetap saja aku tak rela
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

86. MALAM YANG BASAH

“Sa …kit.”              Amanda merengek saat Radit tengah menyentuh bagian intinya dengan dua jari. Memastikan bahwa gadis itu masih utuh belum pernah tersentuh lebih tepatnya. Sungguh penemuan yang mencengangkan. Membuat pria itu pusing bukan main. Dugaannya tidak meleset.              Bagaimana tidak. Di kala peperangan sudah hampir dimulai ternyata sang lawan dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Sebagai orang lelaki sejati yang masih punya hati nurani dia mana tega untuk meneruskan ke tahap yang lebih menantang.              Ingat, Radit. Amanda sedang dalam pengaruh obat sekarang. Apa kau tega merenggut pertahanannya dengan cara menyakitkan? Begitulah yang ada di kepala pria itu.         &
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

87. AMANDA JADI KUCING GARONG

Radit menggeleng lemah. Lantas kemudian menatap netra kecokelatan sang istri yang sudah penuh dengan air mata. Tangannya dengan cepat menyambar jemari yang bahkan masih menyisakan jejak keriput malam tadi. “Kau salah paham, Manda. Aku enggak pernah memandangmu begitu.” Amanda malah terbahak. “Aku hanya gadis tua yang tidak menarik. Usia kita terpaut hampir sepuluh tahun. Jelas bukan seleramu.” “Kata siapa?” sergah Radit cepat. Pria itu buru-buru menjauhkan nampan beserta meja beroda yang ada di sisi ranjang. Mendudukkan diri di sana tanpa melepaskan kontak mata yang tercipta di antara mereka. CUP! Satu kecupan singkat mendarat sempurna di bibir Amanda yang terlihat pucat. Gadis itu kemudian merabanya dengan gerakan pelan. Apa dia barusan bermimpi? Mulutnya hendak terbuka untuk bertanya maksud perlakuan tadi. Namun, niatan tersebut urung lantaran Radit memajukan tubuhnya lagi. Hingga kini jarak keduanya hanya sekitar dua jengkal saja. “A-pa maumu?” tanya Amanda yang mendadak
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

88. MENYINDIR RADIT

              Radit tak peduli dengan segala tudingan yang dilontarkan oleh sang istri. Pria itu masih meringis karena serangan mendadak yang barusan ia terima. Kedua tangannya kini masih mengipasi benda pusaka di dalam celana yang terancam punah.“Kau sengaja ‘kan mau ambil kesempatan, hah?” omel Amanda di sela-sela kemarahannya.Radit menggeleng setelah mendudukkan diri di atas ranjang. “Ya ampun! Lihatlah dirimu sekarang! Kau masih baik-baik saja ‘kan? Aku hanya meletakkan obat sakit kepala di dalam gelasmu tadi.”“Bohong!”“Terserah kalau tak percaya,” dengkus Radit yang kemudian merebahkan dirinya.              Hingga beberapa menit ke depan pasangan suami istri itu sibuk dengan pikiran masing-masing. Amanda tengah berbaring miring dengan tatapan awasnya,
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

89. AKU CAPEK

“Loh loh! Kalian kenapa sih? Pulang-pulang wajahnya pada ditekuk begitu.”              Amanda hanya menggeleng pelan sebagai respon atas pertanyaan papanya barusan. Dia lantas menyapa Ayra yang sedang merengek di pangkuan Mama Tiara. Sementara sang suami mendudukka  diri di atas sofa.“Tuh! Mama dan papa udah pulang,” ucap Mama Tiara pada cucunya.              Suara rengekan tadi langsung mereda begitu melihat kedatangan Amanda. Benar saja. Ayra lekas merangkak menghampiri mama sambungnya itu.“Nguh!!” celoteh Ayra sambil melirik tajam sang mama. Mulutnya kemudian terbuka lebar seolah menunjukkan sesuatu.“Eh eh? Anak mama tumbuh lagi giginya ya?” kekeh Amanda yang segera mengecup gemas area wajah Ayra. “Selamat ya, Sayang. Makannya makin pinter nih.”
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

90. MEMASTIKAN PERASAAN

              Pagi-pagi sekali Radit sudah tampak rapi. Membuat para penghuni di ruang makan menoleh padanya dengan cepat.“Aku akan mewakili monthly meeting yang seharusnya dihadiri oleh Pak Dekan,” terang Radit kemudian. “Mungkin pulangnya malam hari karena ada agenda jamuan makan dan perayaan juga di sana.”“Bisalah ngajakin Manda,” celetuk Mama Tiara mengusulkan.              Radit sudah hampir menganggukkan kepala. Namun, istrinya lebih dulu menggeleng cepat.“Enggak bisa, Ma. Ayra masih rewel karena habis jatuh kemarin itu. Kasihan kalau ditinggal. Lagipula hari ini Mama harus nemenin Papa ke rumah sakit lagi ‘kan untuk jadwal kontrol?”“Iya juga ya,” kata Mama Tiara membenarkan ucapan Amanda barusan. “Memangnya enggak bisa bawa anak kecil ke
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status