Share

89. AKU CAPEK

Penulis: A mum to be
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-15 19:03:30

“Loh loh! Kalian kenapa sih? Pulang-pulang wajahnya pada ditekuk begitu.”

              Amanda hanya menggeleng pelan sebagai respon atas pertanyaan papanya barusan. Dia lantas menyapa Ayra yang sedang merengek di pangkuan Mama Tiara. Sementara sang suami mendudukka  diri di atas sofa.

“Tuh! Mama dan papa udah pulang,” ucap Mama Tiara pada cucunya.

              Suara rengekan tadi langsung mereda begitu melihat kedatangan Amanda. Benar saja. Ayra lekas merangkak menghampiri mama sambungnya itu.

“Nguh!!” celoteh Ayra sambil melirik tajam sang mama. Mulutnya kemudian terbuka lebar seolah menunjukkan sesuatu.

“Eh eh? Anak mama tumbuh lagi giginya ya?” kekeh Amanda yang segera mengecup gemas area wajah Ayra. “Selamat ya, Sayang. Makannya makin pinter nih.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   90. MEMASTIKAN PERASAAN

    Pagi-pagi sekali Radit sudah tampak rapi. Membuat para penghuni di ruang makan menoleh padanya dengan cepat.“Aku akan mewakili monthly meeting yang seharusnya dihadiri oleh Pak Dekan,” terang Radit kemudian. “Mungkin pulangnya malam hari karena ada agenda jamuan makan dan perayaan juga di sana.”“Bisalah ngajakin Manda,” celetuk Mama Tiara mengusulkan. Radit sudah hampir menganggukkan kepala. Namun, istrinya lebih dulu menggeleng cepat.“Enggak bisa, Ma. Ayra masih rewel karena habis jatuh kemarin itu. Kasihan kalau ditinggal. Lagipula hari ini Mama harus nemenin Papa ke rumah sakit lagi ‘kan untuk jadwal kontrol?”“Iya juga ya,” kata Mama Tiara membenarkan ucapan Amanda barusan. “Memangnya enggak bisa bawa anak kecil ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   91. AKU MENGINGINKANMU

    “A-aku …hmmph.” Amanda tak bisa melanjutkan kalimat barusan karena sentuhan ringan Radit pada bibir ranumnya. Dalam sekejap mereka saling berpagutan dengan pandangan yang tertuju pada netra masing-masing. Berusaha menyelami perasaan yang masih diragukan untuk saat ini. Sebagai seorang pria yang berpengalaman, jelas Radit mampu memimpin permainan. Memadukan cumbu rayu hingga wanitanya mabuk kepayang. Terbukti kini Amanda tergeletak pasrah bersiap menerima segala sentuhan yang akan ia berikan.“Aku menginginkanmu, Manda. Kau istriku,” racau Radit di sela-sela penyatuan mereka.“Sssh. Hmmph.”Amanda sempat merapatkan kedua pahanya karena nyeri luar biasa akibat gesekan tubuh mereka. Sementara Radit dengan sabar menanti sampai istrinya itu siap untuk perm

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   92. KETAGIHAN

    Hari ini Radit bertindak siaga untuk merawat penuh putrinya. Semua ia lakukan dengan sepenuh hati karena Amanda sedang tidak enak badan. Apalagi sudah jelas hal tersebut murni karena dirinya. Mama Tiara dan Tuan Yuda pun tak henti mengulum senyum melihat kelakuan menantunya itu. Terlebih saat menyuapi Ayra makan.“Cie yang merasa tanggungjawab nih,” kekeh Tuan Yuda. “Udah mau jam dua siang, tapi anakmu belum juga selesai drama makannya.”Radit mengangguk setengah frustrasi. “Ternyata sesusah ini ya bujuk Ayra makan.”“Tapi kau tidak menyesal ‘kan? Apalagi sudah mendapatkan jatah dari mamanya satu malaman penuh,” goda sang papa yang disambut dengan senyum malu-malu Radit.&nbs

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   93. HANYA PELAMPIASAN

    Apa Radit pernah menyatakan cinta? Seingatnya tidak. Amanda kembali meletakkan memorinya pada beberapa hari yang lalu. Mulai menyelami apa yang sudah terjadi. Ya. Radit hanya mengatakan kalau ia menginginkan sang istri. Lebih tepatnya barangkali cuma tubuhnya saja ‘kan? Amanda tersenyum miris. Terlebih saat memandangi foto wajah mendiang adiknya yang masih menjadi wallpaper di ponsel Radit. Kalau ada yang bertanya apakah dia cemburu? Tentu saja. Tak peduli walaupun sekarang orang tersebut telah tiada. Gerakan pelan Radit yang menyenggol pahanya membuat wanita itu menoleh perlahan. Masih dalam keadaan terpejam sang suami bergumam, “Apa suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   94. KENANGAN ITU TAKKAN BISA HILANG

    “Lupakan.”“Enggak,” tolak Radit cepat. “Apa katamu tadi?”“Ck. Aku hanya bertanya. Apa kau merindukan Dinda? Itu saja.”“Kenapa kau bisa bertanya begitu?” Radit malah balik bertanya. Menyebalkan sekali.“Kenapa memangnya? Aku hanya ingin tahu. Kau tadi menyebutkan namanya waktu tidur.” Radit buru-buru mendudukkan diri. Jantungnya berdentum hebat usai mendengar penuturan Amanda. Ya ampun! Kenapa bisa jadi seperti ini?“Maaf,” kata Radit kemudian. Tangannya lekas meremas jemari Amanda dengan lembut. “A-aku enggak ngerti juga kenapa. Tolong … jangan salah paham ya.” Tadinya ia pikir Amanda akan berang sejadi-jadinya. Namun, wanita cantik itu malah menggeleng pelan sambil tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   95. TOLONG JAGA DIA YA

    Amanda masih sibuk menenangkan Ayra yang menangis di dalam gendongannya. Bayi perempuan itu seolah memahami apa yang sedang terjadi. Terlebih saat mendengar suara ambulans yang memekakkan telinga satu jam yang lalu.“Maaf ya, Sayang. Mama udah buat Ayra ketakutan,” kata Amanda di tengah-tengah rasa gelisah yang masih melanda. “Mama juga lagi sedih sekarang.” Mungkin karena kelelahan akibat menangis, jadilah Ayra diam sendiri. Terlebih saat menerima sodoran botol susu yang membuat fokusnya teralihkan. Hingga tak lama kemudian ponselnya berdering. Sayangnya bukan dari orang yang ia tunggu-tunggu.[“Hallo, Manda!”]“Papa masuk rumah sakit,” adu Amanda begitu mendengar sapaan dari suaminya di seberang sana. “Aku enggak bisa ngapa-ngapain sekarang. Ayr

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   96. ADA YANG DISEMBUNYIKAN RADIT

    Lagi-lagi Radit mengiyakan pesan yang disampaikan oleh mertuanya itu. Meskipun tidak dikatakan pun, jauh di lubuk hatinya benar-benar berniat ingin bersama Amanda. Sekarang sebagai seorang suami ia akan berusaha meyakinkan sang istri untuk tetap mempertahankan pernikahan mereka.“Manda,” panggil Radit yang baru saja tiba di dapur.Mama Tiara yang tengah menyiapkan makan malam di sana menoleh sambil tersenyum ramah. Lantas dia menyikut pelan lengan Amanda yang masih sibuk berkutat dengan oven. Barulah wanita cantik itu menyadari siapa yang datang.“Sudah mau pulang?”“Hush! Kok malah nanya begitu sih?” Mama Tiara yang langsung protes mendengar pertanyaannya barusan. “Radit itu udah nungguin dirimu dari tadi, Sayang.”Amanda mengangguk singkat. “Sebentar lagi biscuit Ayra mateng. Kau lihat dia saja dulu.”&

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   97. RADIT BABAK BELUR

    “Radit kenapa, Sayang? Kok buru-buru begitu.”Amanda menggeleng lemah. “Ada yang urgent mungkin.”“Padahal mama udah bela-belain masakin dia pepes ikan loh,” kata Mama Tiara yang tampak kecewa. “Ya udahlah. Nanti mama suruh satpam aja anterin ke rumah kalian.” Kalau saja Ayra bisa ditinggal, sudah pasti Amanda akan menyusul suaminya itu. Jadilah sekarang hanya bisa pasrah dengan hati yang gelisah.“Hek hek!” Ayra merengek manja. Menunjukkan giginya yang tumbuh lagi di usia sepuluh bulan tepat hari ini.“Sabar ya, Sayang.” Amanda memeluk erat putrinya yang mulai menangis. Bahkan hampir setengah jam lamanya ia sibuk membujuk dan menggendong tubuh gempal tersebut.“Mamam!”“Laper ya? Uda

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19

Bab terbaru

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   136. TAKDIR TUHAN SELALU BAIK (TAMAT)

    Radit tahu bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Yang Kuasa. Namun, entah mengapa sulit sekali menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Sungguh pengalaman pamit saat menyambut kelahiran Ayra dulu masih membekas jelas di dalam ingatannya. “Kalau Bapak mau ke luar dari sini silakan. Operasi akan segera dimulai,” kata seorang perawat kemudian. Tidak. Radit tak akan mau meninggalkan Amanda yang sedang berjuang melahirkan para buah cinta mereka. Pria itu bangkit lalu berjalan perlahan ke sisi sang istri. Kini kedua mata mereka saling bertemu pandang seolah sedang berbicara dari hati ke hati. Operasi pun dimulai. Efek anastesi mulai berjalan sehingga Amanda tak lagi bisa merasakan sayatan demi sayatan yang perlahan mulai membuka kulit perutnya. Sementara Radit terus melantunkan do’a di dalam kalbu. Memohon pada Tuhan agar orang-orang yang dicintainya selamat dan tidak kekurangan sesuatu apapun. “Aku mencintaimu, Sayang.” Amanda mengatakann

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   135. ANTARA HIDUP DAN MATI

    Tadinya Radit yang sudah terserang bucin akut pada Amanda sangat khawatir begitu melihat orang yang ada di hadapan mereka saat ini. Namun, rasa cemas pun perlahan sirna usai menyaksikan sendiri betapa wanitanya tidak lagi ingin menghindar.“Nama anak cantiknya siapa?” tanya Amanda sambil tersenyum. Bayi perempuan usia satu tahunan yang ada di pangkuan mamanya itu menggeliat kecil. Lantas tersenyum malu dan tampak salah tingkah.“Nama aku Aulia, Tante.” Adalah Tisa selaku sang mama yang menjawab pertanyaan barusan. Tak lama kemudian Amanda mengulurkan tangannya dan disambut dengan kecupan oleh si bayi. Membuat Ayra yang tadi duduk anteng di baby chair-nya mendadak berontak. Kelakuan calon kakak dari anak-anak kembar Amanda tersebut menjadi perhatian para orang dewasa di sekitarnya.“Ni Mama Aia!!” pekik Ayra dengan mata yang sudah melirik sinis. Dia bahkan menggeleng saat Radit hendak memperkenalkannya pada putri Tisa dan Andre itu.“Ya ampun!

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   134. RUMAH BARU

    “Sayang, masih lama?” Radit yang sedang mengemudi menoleh sekilas ke arah istrinya lalu menjawab, “Sebentar lagi kita akan sampai. Sabar ya, Sayang.” Amanda mengangguk. Wanita cantik itu tersenyum manis walaupun dalam keadaan mata yang masih tertutup sejak mereka meninggalkan rumah tadi. Hingga hampir setengah jam kemudian mobil yang dikendarai Radit pun berhenti. Pria itu bergegas membuka sabuk pengaman dirinya dan sang istri. “Apa aku boleh buka penutup matanya?” tanya Amanda yang sudah tak sabaran. “Jangan dulu,” jawab Radit yang seketika menggenggam erat tangannya. “Kita melangkah perlahan agar kau tak tersandung. Hati-hati.” Amanda bergumam pelan seraya menganggukkan kepala. Dia terus melangkah sesuai tuntunan sang suami hingga berhenti beberapa saat kemudian. “Apa sudah bisa dimulai, Pak?” tanya seseorang yang berdiri di kejauhan. Radit mengangguk. Pria itu kemudian mengambil posisi di belakang sang istri lalu membuka ikatan penutup mata tadi. “Silakan, Sayang.” Kini k

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   133. HAPPY BIRTHDAY, HONEY!

    Satu harian ini Amanda jadi misuh-misuh sendiri di dalam kamar. Wanita cantik tersebut hanya keluar untuk mengisi perut atau sesekali melihat keadaan Ayra. Tentu saja dia masih kesal karena sang suami pergi tanpa mau mengajaknya. Padahal apa yang dikatakan Radit tadi ada benarnya. Dia mungkin akan kelelahan karena aktifitas mereka yang sangat padat hingga malam hari. Meskipun begitu, tetap saja hati kecil Amanda tidak terima. Jadilah dia cemberut sekarang.TOK TOK!!“Masuk aja. Enggak dikunci kok,” kata Amanda yang mematut diri di depan cermin. Beberapa detik kemudian Bu Ningsih muncul sembari menggendong Ayra yang sudah terlelap. Ibu mertuanya itu masuk lalu merebahkan sang cucu di atas ranjang.“Ibu dan Tiara mau keluar ya. Ayra samamu dulu.”Amanda langsung manyun. Kenapa mereka juga tak mau mengajaknya? Atau paling tidak berbasa-basi. “Kalian mau ke mana, Bu?”“Si Tiara minta ditemenin ke supermarket. Beli buah-buahan katanya,” jawab Bu Ni

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   132. JANGAN?

    “Jangan mancing-mancing.” Amanda menjauhkan kepalanya dari Radit lalu melirik sebal pria yang sudah mengulum senyum itu. Tentulah ia tahu apa maksud dari serangan kecil barusan. “Boleh aku bicara jujur?” Radit masih saja mengeluarkan jurus jitunya. Apalagi kalau bukan menggoda Amanda. “Apa?” “Kau semakin cantik dan seksi,” bisik Radit sembari mendekatkan tubuh mereka kembali. “Semuanya padat dan berisi.” “Berhentilah membual,” desis Amanda saat tangan nakal itu sudah mulai menjalar ke mana-mana. “Ini masih pagi dan situasinya enggak tepat.” Namun, Radit yang sudah terbakar gairah sepertinya tidak peduli. Dia malah semakin bersemangat untuk menggempur tubuh sang istri. Pertarungan di atas ranjang pun menggantikan olahraga paginya kali ini. Bunyi kecipak dan ayunan lembut yang mereka ciptakan sendiri menjadi suara yang begitu memabukkan. Bahkan ketika ledakan cinta didapat, keduanya masih ingin menggapai momen itu kembali. Sayangnya gagal karena pintu kamar sudah terbuka seba

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   131. SANGAT TAKUT KEHILANGANMU

    Amanda refleks melebarkan kelopak matanya saat merasakan nyeri di bagian perut. Begitu juga dengan Radit yang baru menyadari sang putri sudah terbangun."Mama Aia!!""Iya, Sayang. Kenapa malah mukul tangan papa sih? Perut mama juga kena jadinya." Radit mengomel sembari melihat ke arah istrinya."Enggak pa-pa," ucap Amanda yang kemudian mendudukkan diri. Lantas dia tersenyum pada Ayra yang sudah cemberut. "Anak mama kenapa ya kok main pukul-pukul lagi? Katanya sayang sama papa juga, kenapa begitu, hmm?""Mama Aia!!"Gadis kecil itu malah menatap tajam sang papa. Seolah memberitahu bahwa Amanda hanya miliknya saja. Sementara kini Radit hanya menjadi pendengar kedua ibu dan anak tersebut yang mulai berbicara.Kini dengan suara lembutnya Amanda menjelaskan bahwa sikap Ayra barusan salah. Tak ada nada bicara meninggi ataupun rasa kesal yang tertangkap di wajah istri cantiknya tersebut. Membuat Radit semakin kagum pada wanitanya itu."Lain kali ngomongnya baik-baik ya, Sayang," kata Amanda

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   130. AKU BUKAN DINDA!!

    “Kau ini kenapa sih?? Istri lagi hamil kok malah dibuat stress. Maumu apa, hah??” Radit menggeleng pelan dengan kepala yang sudah tertunduk. Tak berani menatap wajah sang ibu yang sedang mengomel itu. Sementara Mama Tiara hanya diam sembari memandang keduanya secara bergantian.“Aku hanya mencemaskannya,” kata Radit dengan suara lirih. “Aku enggak pernah menyangka jika Manda hamil anak kembar. Itu sangat berisiko.” Ya. Bukannya Radit tidak bahagia, tetapi rasa khawatir yang ada pada dirinya melebihi apapun saat ini. Sungguh kepingan memori buruk perihal wafatnya sang istri terdahulu mulai menari-nari di dalam kepala.Melihat wajah gelisah itu, Bu Ningsih berdecak pelan lalu menarik kursi hingga dia dan Radit kini saling berhadapan. Satu tangannya menyentuh pundak anak semata wayangnya tersebut.“Relakan apa yang sudah terjadi. Ibu tahu kalau kau takut Manda mengalami kejadian serupa seperti yang lalu bukan?” tanyanya yang membuat Radit lekas mengiyakan. “Se

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   129. DUA JAGOAN

    “Dokter ‘kan enggak cuma satu aja. Ada banyak pilihan dan menurutku … ini yang terbaik. Dia juga lebih pro ke persalinan normal.” Radit mengatakannya sambil tersenyum. Tidak lagi marah karena pembicaraan tentang Dinda kembali menjadi topik mereka walaupun memang bukan disengaja.“Ya sudah kalau gitu,” kata Amanda kemudian.“Atau kau sudah punya pilihan dokter sendiri, hem?” tanya Radit sembari memelankan laju kendaraannya.Amanda menggeleng cepat sebagai jawaban. “Aku ‘kan sudah lama sekali enggak balik ke sini. Jadi ya terserah kau saja kita mau ke mana.”“Siapa tahu ada saran dari teman atau rekan di sosial media,” gumam Radit.“Enggak sih. Temanku dulu cuma Tisa dan sekarang malas rasanya dekat sama siapapun juga. Lagian sudah ada suami dan anak-anak. Cukup kok buatku.” Keterangan barusan membuat Radit semakin menyadari bahwa wanita di sampingnya ini memang introvert sedari lama. Dulu saat dia sedang bersama mendiang Dinda pun, Amanda terlihat acuh tak a

  • MENIKAHI SUAMI WARISAN   128. BERSABAR SEBENTAR YA

    Ada yang janggal. Itulah yang disimpulkan Amanda sekarang. Dia tak bisa bertanya pada Radit lantaran suasana tidak mendukung. Terlebih lagi Ayra mulai merengek lantaran ingin sekali berada di pangkuannya.“Ya udah iya. Sebentar ya, Sayang,” kata Radit pada sang putri. Dia pun mulai menepikan kendaraan lantas ke luar dari mobil.“Mu mama!!”Ayra sudah tak sabaran. Tangan dan kakinya yang sibuk meronta-ronta. Membuat Mama Tiara yang memangku jadi sedikit kewalahan. Hingga beberapa detik gadis kecil itu tersenyum saat sang papa sudah mengambil alih dan meletakkan tubuhnya di tempat yang ia inginkan.“Gimana, Sayang? Udah nyaman?” tanya Radit setelah memundurkan tempat duduk Amanda. Menyisakan jarak yang sedikit jauh agar kedua kaki istri cantiknya bisa bergerak dengan lebih leluasa.“Sudah,” jawab Amanda sekenanya. Barulah Radit kembali melajukan mobil seperti sedia kala. Sementara Ayra sudah tampak kegirangan karena berada di pangkuan mamanya.“Ana, Ma?”“Iya

DMCA.com Protection Status