Share

97. RADIT BABAK BELUR

“Radit kenapa, Sayang? Kok buru-buru begitu.”

Amanda menggeleng lemah. “Ada yang urgent mungkin.”

“Padahal mama udah bela-belain masakin dia pepes ikan loh,” kata Mama Tiara yang tampak kecewa. “Ya udahlah. Nanti mama suruh satpam aja anterin ke rumah kalian.”

              Kalau saja Ayra bisa ditinggal, sudah pasti Amanda akan menyusul suaminya itu. Jadilah sekarang hanya bisa pasrah dengan hati yang gelisah.

“Hek hek!” Ayra merengek manja. Menunjukkan giginya yang tumbuh lagi di usia sepuluh bulan tepat hari ini.

“Sabar ya, Sayang.”

              Amanda memeluk erat putrinya yang mulai menangis. Bahkan hampir setengah jam lamanya ia sibuk membujuk dan menggendong tubuh gempal tersebut.

“Mamam!”

“Laper ya? Uda

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status