Share

104. SALAH SANGKA

[“Kau … mau apa ke sana?”]

“Aku sedang mengurus tanah wakaf. Sesuai dengan yang sempat diamanahkan sama papa waktu itu,” jawab Amanda kemudian. “Kenapa sih kau malah marah?”

Bukannya menjawab pertanyaan sang istri, Radit malah mendesah lega. Sekaligus merutuki pikiran buruk yang sempat lewat di dalam kepala tadi. Barulah ia terkesiap saat Amanda berdecak di seberang sana.

[“Enggak. Aku mana berhak marah. Oh ya. Aku mau lihat Ayra.”]

“Ya sudah. Ayra ‘kan anakmu. Enggak perlu minta ijin!!”

Radit hendak membuka mulutnya untuk meminta maaf. Namun, panggilan tadi sudah terputus secara sepihak oleh Amanda. Alhasil dia pun mengangguk-anggukan kepala. Paham pastilah sang istri kesal karena mendengar suara bentakannya beberapa saat lalu.

Sayang sekali. Begitu Radit kembali ke rumah besar itu, Ayra tengah terlelap. Barulah ia tahu kalau di jam segini memang sang putri sedang tidur siang. Jelas saja dirinya kecewa.

Mau pulang pun per
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status