Share

108. AMANDA PERGI

“Kau kenapa, Dit? Wajahmu kayak enggak dikasih jatah aja.”

Suara Sebastian yang menyeletuk dari arah belakang membuat Radit mengembuskan napas kasar. Malas sekali rasanya meladeni ocehan sang teman barusan. Namun, ia tak punya pilihan karena memang pria itulah sosok yang begitu peduli padanya.

“Kau kepo sekali,” gerutu Radit saat Sebastian sudah menarik kursi tepat di hadapan mejanya. “Mendingan nikah sana.”

Sebastian menggeleng sambil berpangku tangas di atas meja. Bibirnya mengerucut lalu berkata, “Enggak ah. Orang di depanku ini saja kelihatan menderita. Aku malah enggak yakin kalau nikah bisa bikin bahagia.” Jarinya menunjuk tepat pada wajah tampan Radit yang kelihatan layu itu.

“Ck. Kau benar memang,” sahut Radit sambil tersenyum kecut. “Tapi ‘kan setiap pernikahan ujiannya enggak sama.”

“Aku belum minat. Masih betah digodain sama mahasiswi di sini.” Sebastian pun tergelak sendiri.

Setelahnya tak ada pembicaraan lagi karena mereka sama-sama menikmati n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status