Share

112. TAK MAU AMANDA HAMIL

“Maaf ya, Bas. Nenek pikir tadi kau adalah Radit. Makanya dia mengomel terus.”

Amanda meringis usai memperhatikan wajah sendu Sebastian. Setelahnya wanita itu meletakkan nampan berisi pisang goreng dan segelas kopi di atas meja. Lantas duduk di kursi seberang lalu tersenyum lembut.

“Iya, Man. Santai,” kata Sebastian memaksakan senyumnya. “Kalau tahu bakal disambut dengan sumpah serapah tadi, mendingan aku suruh Radit yang ke sini.”

“Maaf ya,” ulang Amanda lagi.

Sebastian pun mengangguk-angguk. Tak pelak dia mulai menyeruput kopi yang masih mengepulkan asap itu.

“Sepertinya kau betah di sini.”

“Hu um,” sahut Amanda cepat. Tangannya meraba perut yang sejak tadi menjadi perhatian Sebastian. “Jangan bilang dia dulu ya.”

“Iya. Dia memang harus dikasih pelajaran,” ucap Sebastian yang kali ini malah berpihak pada Amanda. “Aku juga setuju kalau kau jangan mau dijemput olehnya dengan mudah. Dia harus benar-benar dibuat kapok, Man. Aku akan mengerjainya.”

“Maksudmu?”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status