Share

116. KETIKA RADIT CEMBURU

“Nenek enggak mungkin mengajakmu ke desa sebelah, apalagi ‘kan kau lagi hamil. Pamalih, Nda.”

Sang nenek menatap Amanda dengan raut wajah gelisah. Sementara Radit malah sedang menahan senyum. Merasa beruntung di tengah kondisi yang menyulitkan seperti saat ini.

“Nenek pergi saja ke sana,” kata Radit menyarankan. “Kasihan istri Pak Kades. Beliau ‘kan tengah berduka ditinggal orangtuanya. Biarin aku yang jaga Manda di sini.”

“Enak saja! Nanti kau malah apa-apakan cucuku!” tolak si nenek dengan nada ketus.

Oh ya ampun. Sudah hampir hitungan 1x24 jam Radit di sana, ia masih juga tak mendapatkan rasa simpati dari sang nenek. Tampaknya perempuan sepuh itu benar-benar menyimpan dendam kesumat pada suami Amanda tersebut.

Radit menghela napas pelan. Berusaha memaklumi sifat defensif barusan. Dirinya lantas kembali bersuara. “Terus bagaimana? Apa Nenek mau ajak Manda ke sana juga? Jalanan desa sebelah ‘kan masih bebatuan. Enggak baik sama kandungan Manda.”

“Iya, Nek,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status