Share

100. BUKAN BUJANGAN LAGI

Radit langsung mengatupkan bibirnya saat melihat sang ibu membelalakkan mata. Merasa menyesal karena telah membentak orangtua yang ia miliki satu-satunya tersebut.

“Maaf, Bu,” kata Radit kemudian.

Bu Ningsih pun mulai terisak. Merasa kecewa karena perlakuan putra semata wayang barusan. “Kau sudah berani kasar pada ibu sekarang.”

“Enggak gitu maksudnya, Bu. Aku enggak sengaja. Maaf ya, Bu. Aku dan Manda barusan pulang dari kantor polisi. Hari ini sangat melelahkan. Jadi tolong pengertian Ibu.”

Setelahnya Radit bergegas menuju kamar. Tak mau sampai salah bicara lagi yang dikhawatirkan akan menyakiti ibunya. Jadilah Amanda yang membujuk sang mertua setelah mengantarkan Arini ke depan gerbang rumah.

“Aku juga baru tahu tadi, Bu,” aku Amanda akhirnya. “Kami enggak ada maksud nutupin semuanya dari Ibu. Benar yang dibilang Radit. Jadi yang kami butuhkan hanya do’a saja.”

Perempuan paruh baya itu mengangguk pasrah. Tangannya kemudian mengusap lembut pundak sang men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status