Beberapa jam sebelumnya~Kesal, karena Rania tak mengacuhkan panggilannya, Darwin menggeram putus asa. Hendak mengejar, tetapi perempuan yang kini terlihat sengaja menghindarinya, sudah lebih dulu berlari dan masuk ke ruangan Marvin, membuat Darwin mengurungkan niat tersebut. "Ck, oke! Sekarang aku udah tau watak asli kamu, Ran. Kamu memang cuma suka uangku. Brengsek!" Umpatan Darwin menggema di lorong kantor yang terlihat sepi. "Mending aku pulang!" Ide tersebut akhirnya tercetus di pikiran Darwin sebab dia muak dengan sikap Rania yang terang-terangan menghindar. Daripada dia mati kesal di kantor, akan lebih baik dia mencari ketenangan sejenak di luar. Darwin bergegas keluar dari kantor, menuju parkiran untuk mengambil mobilnya. Di pertengahan jalan dia mengingat nama seseorang yang belakangan ini jarang dia hubungi. Menepikan mobilnya di trotoar, Darwin pun lekas meraih ponsel dari saku kemeja, kemudian menghubungi seseorang. "Halo, Cath," sapa Darwin setelah panggilannya dijawab
Read more