Home / Romansa / Istri Dadakan si Dosen Tampan / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Istri Dadakan si Dosen Tampan: Chapter 111 - Chapter 120

140 Chapters

Part 111 - Lipstik Siapa?

Aku hanya melongo mendengar perkataan Freya yang lebih pada tuduhan padaku sepagi ini.Membuat kepala ini semakin pening. Belum lagi masalah dengan Mas Ezar yang belum punya titik terang hingga sekarang. “Haih! Jadi, kamu ke sini cuma mau bilang itu?” tanyaku pada Freya.Freya terdiam sejenak. Kemudian menjawab, “Kakak kenapa tega banget. Gak pernah bilang kalau Kak Fadly itu ....”“Ayo, ikut ke ruangan Kakak!” Aku memotong ucapannya. Tidak lucu juga kalau kami debat perkara cowok di ruang terbuka seperti ini. Sampai di ruangan, aku memintanya duduk agar dia lebih tenang menyampaikan keluh kesahnya. Dia berbicara panjang lebar, tentang Fadly yang telah jujur padanya bahwa ia sempat menyukaiku, tetapi aku menolak. “Harusnya tadi kamu bilang, Kak Fadly pernah menyukai Kakak. Bukan bilang Kak Fadly menyukai Kakak. Pemilihan diksimi gak tepat, Freya. Bikin mumet aja,” ketusku mulai menyalakan komputer.
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Part 112 - Kenyang Nelan Kenyataan

Aku menatap nyalang Mas Ezar yang menatapku sebentar. Kemudian, fokus menyetir kembali. Dia terlihat gelagapan, tampak ada yang disembunyikan dariku. “Mas, ini lipstik siapa? Kamu selingkuh?!” tanyaku menaikkan volume suara, saat tak kunjung mendapat jawaban darinya. “Nggak, Sha. Itu lipstik ....” Mas Ezar menjeda ucapannya.Antara ragu dan takut untuk mengatakan. “Lipstik siapa? Ah, tapi intinya bukan lipstik aku. Bukan lipstiknya Freya, bukan lipstiknya Kak Kyra, pun bukan punya Bunda.” Aku tersenyum sinis dan mengalihkan pandangan ke luar jendela sekejap.Pria tampan itu terdiam. Dari gelagatnya, aku melihat ia cemas dan bingung. “Berhenti, Mas!” pintaku sambil mencengkeram lipstik misterius ini kuat-kuat. Ia bingung. “Sha, kamu mau ngapain?”Setidaknya, aku juga melihat raut cemas di wajahnya yang tampan itu. Nada suaraku meninggi manakala Mas Ezar tak mengindahkan permintaanku. “Ber
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Part 113 - Sikat Toilet Bibit Pelakor

Waktu menuju kampus tadi dari mengantar Asha, aku melihat mobil Manda lagi berhenti di jalan yang sepi. Pas aku tanya, ternyata mobilnya mogok. Aku menawari untuk memanggilkan montir, tetapi ia justru minta tolong untuk diantar ke kantornya karena sedang buru-buru ada siaran. Karena kasihan dia terus memohon, aku pun memberinya tebengan. Namun, tak kuduga jika lipstiknya harus ketinggalan yang sialnya menambah renggang hubunganku dengan Asha.Tak tahu harus bagaimana, aku memutarbalikkan fakta. Sengaja memojokkan sikap Asha pada Raihan untuk mencari pembenaran. Nyatanya, aku juga tahu kalau kasus kami sangat berbeda, tapi tujuannya sama-sama menolong. Asha marah besar dan yang membuatku tak menyangka adalah dia menamparku. Ini kali pertama aku melihatnya semarah itu. Bahkan, marah saat ia pergi dari rumah, marahnya sekarang lebih sadis. Hati ini semakin mencolos manakala istri tercintaku enggan untuk tidur bersama
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Part 114 - Jangan Menangis!

POV ASHASiang ini, Vina mengajakku nongkrong di kafe sekadar mencari suasana baru karena menurutnya aku di kantor terlalu mumet memikirkan masalah rumah tangga. Aku tak menampik perkataannya. Sebab, kurasa dia memang benar.Masalahku dengan Mas Ezar datang bertubi-tubi, bahkan sebelum masalah lain berhasil terlewati. “Sha, kamu keliatan pucat tau. Apa kamu baik-baik aja?” tanya Vina begitu kami sudah di cafe. “Gue baik-baik aja,” lirihku menarik napas kuat-kuat. Selalu saja terasa sesak jika mengingat sebuah lipstik yang kutemukan di mobil Mas Ezar. “Benaran? Kamu kalau sakit jangan disembunyiin. Bahaya tau.” Vina memicing tajam. Aku mengulas senyum tipis mendengar perkataan Vina. Nyatanya, aku memang tak sedang sakit, cuma hati ini yang sedikit lebam.Hanya saja, dari kemarin aku memang sering ngerasa pusing, sedikit mual, mungkin itu efek terlalu memikirkan masalah.Apalagi semalaman a
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more

Part 115 - Jadi Tukang Pijat

Sekitar pukul 05:25 sore, kami baru sampai di puskesmas tempat Ibu dirawat karena tadi sebelum berangkat ke Sukabumi, kami pulang ke rumah lebih dulu untuk menyiapkan beberapa keperluan selama di sini. Sampai di ruang UGD—di mana Ibu berada, aku langsung mencium takzim tangan Bapak, begitupun dengan Mas Ezar.Setelah itu, aku beralih memeluk Naila sekadar untuk menenangkannya yang kepalang panik sampai menangis dalam telepon tadi. Membuatku ikutan panik sampai tak bisa berpikir jernih. Beruntung, karena dalam perjalanan tadi, Bapak menghubungiku dan mengatakan kalau Ibu sudah mulai membaik. “Pak, kenapa asmanya Ibu tiba-tiba kambuh lagi?” tanyaku pada Bapak.“Tadi kan Ibu sama Bapak dari kondangan, terus itu pas pulang ada kebakaran. Bapak ajak pulang aja, tapi Ibu kekeh mau lihat. Sampai asapnya mengepul gede dan kemungkinan terhirup banyak sama Ibu sampai sesak napas begitu. Jadi, Bapak langsung aja bawa ke puskesmas. Untungnya, banyak orang baik yang nolongin juga,” jelas Bapak.
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more

Part 116 - Kamu Halangan?

“Ma—maaf untuk kesalahan yang mana?” Aku berguling ke samping saat merasa tangan Mas Ezar melonggar dari pinggangku seolah sudah membiarkanku untuk beranjak. Lagian, berada di atas tubuhnya lebih lama membuat detakan jantungku rada tak normal. Setelahnya, aku turun dari ranjang dan menyambar minyak urut yang masih tergeletak di kasur dan menyimpannya di atas nakas.Kemudian, aku meraih ponsel dan beralih duduk di dekat jendela yang sengaja kubuka setengah. Membiarkan angin malam masuk menyamarkan hawa panas di kamar ini. Mas Ezar ikut bangkit dan menghampiriku. Dia bertanya dengan nada yang terdengar sedikit kaget. “Apakah kesalahanku begitu banyak padamu?”Aku mendongak sebentar, menatap raut wajah yang terlihat cemas itu sekilas. Saat ini, Mas Ezar tengah memegang sandaran kursiku.“Katakan yang mana aja? Kenapa pertanyaanmu seolah-olah mengatakan kalau aku punya kesalahan yang teramat banyak padamu? Bukankah selama ini kita
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

Part 117 - Kopi Pahit Sedikit Senyuman

Aku menggeleng pelan, lantas tersenyum tipis, “Dapat info dari mana kalau aku halangan, hmm?”“Gak ada. Cuma tumbenan aja kamu ngajak bobo cepat, bukan nawarin yang enak-enak,” kekeh Mas Ezar dengan tatapan mesumnya. Aku mendongak menatapnya dengan alis terangkat. “Emang kamu mau? Kemarin aku tawarin kamu, loh. Tapi, nolak. Kirain emang udah gak mau.”“Mana ada gak mau?” Mas Ezar memasang wajah memelas. Tanpa ba-bi-bu lagi, dia mengangkat kaki ini naik ke ranjang secara paksa hingga tubuhku sedikit terbanting. Suara Mas Ezar melirih. “Aku selalu merindukanmu, Sayang.”Pria itu buru-buru naik ke ranjang dan mulai melahap bibirku dengan ganas. Tapi, aktivitasnya terhenti ketika aku menutup mulutnya dengan telapak tangan ini. “Lakukan dengan pelan-pelan. Nanti Naila mendengar kita. Rumah ini gak kedap suara kayak di rumah kita,” protesku. Tidak etis, kalau Naila yang kamarnya bersebelahan dengan kamar kami malah mendengar adegan yang tak seharusnya didengar. “Ah uh ah argh!” Aku men
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

Part 118 - Asha Pingsan

Sore itu, saat Mas Ezar tengah mengobrol dengan Bapak dan Ibu di teras, sedang aku memilih menghampiri Naila yang berada di kamarnya. Sungguh, aku penasaran dengan kisah cinta jarak jauh antara dia dan Bagas--sepupuku dari pihak Mama.Kupikir, benih-benih cinta yang tampaknya timbul saat mereka bertemu di Jakarta waktu itu tak akan bertahan lama.Setelah mereka pulang ke kota masing-masing semua usai begitu saja terbawa angin. Nyatanya, masih berlanjut sampai sekarang.“Nai, Teteh boleh masuk, gak?” tanyaku menyembulkan kepala dari balik pintu. Di kamar, Naila tengah rebahan memeluk boneka teddy bear yang gede banget, sambil nonton drama Korea. Naila memang penggemar Oppa Korea. Dia sering meracuniku agar mau berhalu punya suami aktor sana. Namun, aku tak pernah bisa kena racunnya. Justru aku malah kepincut pesona Koko Cina. Naila menoleh sebentar, lalu berkata, “Masuk aja, Teh.”Aku masu
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Part 119 - Hamil?

Cepat, aku berlari ke luar ruangan menuju toilet dan memuntahkan segala isinya yang memang cuma sedikit, karena sedari kemarin aku makan kadang cuma asal ada. Ya mau bagaimana lagi? Rasanya tak bernafsu.Selesai mencuci mulut dan wajah, aku hendak kembali ke ruangan dengan langkah gontai. Tiba-tiba, aku merasa dunia berputar. Penglihatanku sedikit memburam, tapi kucoba untuk menahan diri agar tak ambruk. “Sha,” lirih Vina yang saat ini sudah berdiri di hadapanku. “Kamu kenapa?”“Gak apa-apa, Vin. Sedikit pusing aja. Mungkin karena kecapekan juga abis dari Sukabumi.”“Haih, kalau kamu sakit gak usah kerja dulu,” ujar Vina. Aku tak menjawab karena perasaanku semakin tak enak. Aku memegang kepala dan berlalu begitu saja melewati Vina, hingga tak sadar tubuhku terhuyung menabrak pintu.Untungnya, karena Vina gesit menahan tubuhku agar tak ambruk ke lantai. “Sha, sakit kamu parah. Kita ke rumah sakit se
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Part 120 - Cicak Tubin Beraksi

“Sha, mulai sekarang kamu atur pola makan, ya. Biar gak pingsan kayak tadi lagi. Paksain makanan masuk ke perut kamu supaya tubuh kamu gak lemah,” ujar Kak Kyra. Tatapannya padaku, jelas sebuah perhatian Kakak pada adiknya. Walaupun cuma ipar, tapi rasa Kakak kandung. “Jangan dituruti itu mualnya. Meski mual tetap harus makan. Nanti Kakak kasi vitamin pereda mual, biar kamu gak terlalu mabok.”“Terus selama hamil kamu juga harus rajin-rajin konsumsi vitamin ibu hamil, ya. Nanti Kakak juga kasih vitamin untuk usia kehamilan trisemester pertama untuk bantu pembentukan sel-sel dan sistem organ pada janin kamu. Biar daya tahan tubuh kamu juga tetap terjaga.”Aku mengangguk-angguk mendengar penjelasan Kak kyra yang kurasa cukup jelas. Alamat bakal di-overprotektif-in lagi sama mereka ini.“Kalau gitu, Kakak ke ruangan dulu, ya. Nanti ke sini lagi. Bunda masih mau di sini?”“Bunda juga mau balik ke ruangan, takut ada pasien
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status