Aku menatap sayu Mas Ezar yang baru saja mengeluarkan kalimat yang seyogyanya membuat benteng pertahananku seketika ingin runtuh. Padahal, aku berharap dia di sisiku. Paling tidak, rasa gugup ini akan berkurang jika melihatnya. Tapi, mengapa malah mementingkan urusan lainnya daripada aku? Ah, aku tak seharusnya memikirkan hal yang aneh-aneh. Barangkali, urusannya memang tidak bisa ditunda. “Kan kamu sendiri yang minta hari ini, kenapa malah gak bisa hadir?” tanyaku dengan mata yang sudah berkaca-kaca.Mas Ezar tersenyum tipis, lalu menangkup wajahku. Menatap bola mata ini penuh cinta. “Jangan sedih, dong. Aku udah minta Papa buat gantiin,” ujarnya menenangkan.“Mas Ezar ih. Gak like!” rajukku. “Aku tuh mikir nanti kalau aku gugup, ngeliat kamu bakal bikin gugupku sedikit hilang. Tapi, kalau kamu gak ada di ruang ujian? Aku liat siapa dong?”“Liat Papa. Minimal dia kan mirip sama aku,” ucap Mas Ezar dengan santainya. “Beda, Mas.” Aku memanyunkan bibir kesal sambil melipat tangan di
Terakhir Diperbarui : 2023-12-02 Baca selengkapnya