“Ulurkan tanganmu atau mau aku gendong?” ucap lelaki itu di samping Rania. Bukannya Rania mengulurkan tangannya, ia malah menangis kencang. Membuang lelaki didekatnya itu kebingungan. Takut jika orang-orang di sana salah paham. “Rania apa yang kamu lakukan? Nanti semua orang bisa-bisa semua orang ke sini dan memukuliku. Rania tak menghiraukan ucapan lelaki itu. Ia tetap menangis hingga banyak bapak-bapak yang menghampirinya. “Apa-apaan ini, apa yang Bapak lakukan? Pasti Bapak mau melecehkan Mbak-MBak ini ya?” tudah para bapak-bapak itu penuh rasa percaya diri. “Ti–tidak, Bapak-Bapak. Saya bisa jelaskan semuanya. Dia adalah istri saya. Dan saya suaminya,” ungkap Rafka gelagapan. “Capek-capek datang ke sini buat belain, Ibu. Masak cuma diprank? Yang bener aja! Rugi dong!” ujar bapak itu kecewa. “Huuuuu....!!!!” Semua orang pun ikut bersorak. “Maaf, Bapak-Bapak. Istri saya sedang ngambek. Lagi hamil banyak nyidamnya.” Rafka menyatukan kedua telapak tangannya untuk meminta maaf kep
Read more