Home / Pernikahan / Satu Malam Bersama Adik Ipar / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Satu Malam Bersama Adik Ipar: Chapter 161 - Chapter 170

225 Chapters

SMBAI ~ BAB 161

“Itu, Mas. Rania maunya Mas Rafka elus-elus itu kepalanya Pak penjual cilok,” ungkap Rania polos. Rafka benar-benar terkejut mendengar penuturan dari Rania. Mana mungkin ia harus melakukan hal yang menurutnya memalukan. “Rania ... aku mohon. Minta hal yang lain saja, ya?” Rafka menyatukan kedua telapak tangannya. Memohon kepada istrinya agar mengubah permintaannya. “Ya sudah kalau Mas Rafka tidak mau.” Rania merajuk. Ia mengalihkan pandangannya sambil bersedekap dada dan berjalan menjauh dari suaminya. Rafka segera menyusul sang istri. Tidak mau jika Rania marah lagi. “Sayang ... itu kepala. Bukan semangka.” “Terus?!” jawab Rania sewot. “Kamu serius?” Rafka memastikan bahwa Rania hanya bercanda saja. Tanpa rasa berdosa Rania mengangguk sambil tersenyum dengah wajah yang penuh keimutan. Seolah dia senang Rafka melakukan hal yang sangat menyenangkan baginya. Rafka menarik nafas kuat-kuat. Lalu ia hembuskan dengan perlahan. “Baiklah. Mas akan melakukan apapun untukmu. Dan demi c
Read more

SMBAI ~ BAB 162

Keesokan harinya Rafka begitu bersemangat saat akan berangkat ke kantor. Rupanya semalam ia lupa memberitahukan tentang Nina kepada istrinya. Saking fokusnya berkelana dengan Rania menuju indahnya dunia yang mereka ciptakan sendiri. Rafka meminta sang istri membetulkan letak dasinya yang kurang rapi. “Mas Rafka masih ke rumah Nina lagi kah?” tanya Rania ingin tahu. Di dalam hatinya sedikit ragu apakah ia bisa pergi bekerja lagi atau tidak. Rafka pun refleks menepuk pelan keningnya. “Hari ini dan seterusnya Mas tidak akan menemui Nina lagi. Jadi kamu tidak perlu cemburu lagi, Sayang. Mas pasti akan pulang awal jika pekerjaan kantor telah selesai,” ungkap Rafka antusias. “Kok bisa, Mas? Mas Rafka serius?” tanya Rania lagi. “Dua rius malah. Maaf, kemarin mas lupa cerita. Jadi sebenarnya Nina telah membohongi semua orang. Dia hanya berpura-pura lupa ingatan agar bisa dekat denganku. Mas benar-benar kecewa dengan sikapnya.” Rania tampak terkejut mendengar penjelasan dari Rafka. Ia ti
Read more

SMBAI ~ BAB 163

“Mas Rafka?” ucap Rania lirih. Wanita itu merasa sangat bersalah. Tidak menyangka jika klien yang dimaksud Alvin adalah suaminya sendiri. Rafka terdiam terpaku di tempatnya. Rasanya seperti ada sesuatu yang menikah tubuhnya. Bibir itu terasa berat untuk memberikan sebuah pertanyaan dan protes kepada Rania. Seketika hal itu membuat Rania melirik ke arah Alvin. Ia benar-benar ingin marah kepada atasannya tersebut. Namunn apa yang terjadi? Lelaki itu terlihat sangat tenang di tempat duduknya. Seolah tidak merasa bersalah sama sekali. Dan setelahnya ia berucap dengan santai. “Perkenalkan Pak Rafka. Dia adalah sekretaris saya untuk beberapa bulan ke depan. Bisa juga beberapa tahun atau mungkin selamanya.” Alvin sangat percaya diri mengatakan kalimat itu. Membuat Rafka naik pitam. “Silahkan duduk Rania,” perintah Alvin kemudian. “Terima kasih, Pak.” Rania terpaksa harus bersikap profesional di dekat atasannya. Namun di saat Rania sudah duduk, Rafka justru berdiri dari tempatnya. Lelak
Read more

SMBAI ~ BAB 164

“Ulurkan tanganmu atau mau aku gendong?” ucap lelaki itu di samping Rania. Bukannya Rania mengulurkan tangannya, ia malah menangis kencang. Membuang lelaki didekatnya itu kebingungan. Takut jika orang-orang di sana salah paham. “Rania apa yang kamu lakukan? Nanti semua orang bisa-bisa semua orang ke sini dan memukuliku. Rania tak menghiraukan ucapan lelaki itu. Ia tetap menangis hingga banyak bapak-bapak yang menghampirinya. “Apa-apaan ini, apa yang Bapak lakukan? Pasti Bapak mau melecehkan Mbak-MBak ini ya?” tudah para bapak-bapak itu penuh rasa percaya diri. “Ti–tidak, Bapak-Bapak. Saya bisa jelaskan semuanya. Dia adalah istri saya. Dan saya suaminya,” ungkap Rafka gelagapan. “Capek-capek datang ke sini buat belain, Ibu. Masak cuma diprank? Yang bener aja! Rugi dong!” ujar bapak itu kecewa. “Huuuuu....!!!!” Semua orang pun ikut bersorak. “Maaf, Bapak-Bapak. Istri saya sedang ngambek. Lagi hamil banyak nyidamnya.” Rafka menyatukan kedua telapak tangannya untuk meminta maaf kep
Read more

SMBAI ~ BAB 165

Keesokan harinya Rania bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Kali ini ia akan mandi setelah Rafka siap dengan pakaian kerjanya. Wanita itu terkejut saat tadi pagi melihat ponselnya dalam keadaan mati. Dan setelah berhasil menghidupkan handphone-nya kembali, banyak sekali pesan dari Alvin yang mengatakan bahwa dirinya sangat marah. “Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Rafka yang menyadari Rania hendak mengenakan pakaian kerja. “Alvin merah besar. Mas. Karena setelah makan siang kemarin aku tidak menghubunginya lagi,” ungkap Rania jujur. Jemari Rafka memainkan rambut istrinya. “Kamu tidak perlu khawatir. Semuanya sudah aku selesaikan tadi malam di rumah Alvin. Maaf, Mas ke sana nggak bilang-bilang. Karena kamu terlihat sangat lelah dan terlalu lelap tidurmu.” “Maaf ya, Mas.” “Kenapa harus minta maaf? Mulai hari ini kamu tidak perlu bekerja lagi. Mas akan mencarikan pekerjaan yang cocok untuk bidadariku.” “Tetapi Rania tidak mau bekerja di kantor Mas Rafka. Rania tidak mau merebut tempat
Read more

SMBAI ~ BAB 166

Rafka sedikit menundukkan kepalanya. Lelaki tampan itu mengenakan seragam cleaning service. Membuat semua orang di sana tampak tidak percaya. Tak terkecuali dengan Fariz dan Nadia. “Apa yang dikatakan Pak Alvin benar. Sekarang Beliau yang akan menggantikan posisi saya sebagai seorang CEO dan pemilik perusahaan ini selamanya.” “Pak Rafka apa yang terjadi?” tanya seorang karyawan yang bertahun-tahun setia mengabdi di perusahaan itu. Ia sudah merasa nyaman karena Rafka adalah pemimpin yang terbaik selama ini. Rafka hanya diam di tempatnya. Tak mampu lagi untuk menjelaskan semuanya. “Kalian tidak perlu menanyakan hal itu. Sekarang dia hanya seorang pekerja rendahan di perusahaan ini. Saya tidak yakin jika dia bisa melakukan tugasnya dengan baik.” Alvin berbicara sambil tertawa mengejek. Ia sangat puas bisa mempermalukan Rafka di depan semua orang. Rafka merasa sangat sakit hati. Ternyata Alvin sangatlah kejam. Lelaki itu mencengkeram kuat tangannya sendiri. “Kamu tidak perlu cemas, R
Read more

SMBAI ~ BAB 167

Rafka masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa. Rio yang mengetahui hal itu pun segera menyusul kepergian majikannya. Ia tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi. “Pak Rafka, ada apa?” tanya Rio penasaran. “Rania diculik Rio. Saya melihat dengan mata kepala sendiri dia dibawa masuk ke dalam mobil dan berteriak minta tolong. Aku harus segera menyusulnya. Kamu di sini saja Rio. Jaga rumah.” “Tidak, Pak Rafka. Saya khawatir dengan Bapak.” “Kalau begitu saya berangkat dulu.” Lelaki tampan itu segera tancap gas. Perasaan Rafka begitu gelisah, panik, campur aduk. Takut jika sang istri kenapa-napa. Apalagi Rania sedang mengandung calon buah hati mereka. “Rania, kamu harus bertahan. Aku akan segera menyelamatkan kamu dan calon buah hati kita.” Rafka berusaha tetap fokus melihat kondisi jalanan sekaligus mengamati mobil hitam itu agar tidak kehilangan jejak mereka. Jalanan terpantau masih sangar ramai di sore hari. Membuat Rafka tidak boleh lengah meski keadaan hatinya kini tidak ba
Read more

SMBAI ~ BAB 168

Tiba-tiba suara musik menggema. Suara teriakan dan orang-orang yang tertawa keras memenuhi pendengaran milik Rafka. Dari kejauhan tampaklah Rania berjalan berdampingan dengan Alvin mengenakan sebuah pakaian pengantin. Wanita itu sangat cantik dengan sebuah senyuman yang terlihat jelas di bibirnya. “Rania?” ucap Rafka. Mulutnya ternganga. Ia hampir tidak percaya dengan semua yang dilihatnya. Rania berjalan melangkah mendekati Rafka yang masih diam terpatung di tempatnya. “Maafkan aku, Mas Rafka. Sekarang kamu sudah miskin. Aku tidak sudi lagi menjadi istrimu. Hahaha.” Rania tertawa cukup keras. Dan diikuti dengan Alvin yang ikut menertawakannya. “Tidak. Tidak mungkin. Kamu tidak mungkin meniggalkan aku, Rania.” Lelaki tampan itu menggelengkan kepalanya beberapa kali. “Tidaaaakkkkkk....!!!” Rafka berteriak kencang. Dahinya mengeluarkan banyak keringat. Nafasnya memburu. Lelaki itu memejamkan mata sejenak. “Mas Rafka ... kenapa berteriak seperti itu?” tanya Rania khawatir. Wanita
Read more

SMBAI ~ BAB 169

Rania melihat nama atasannya tersebut di layar depan ponselnya. “Jangan-jangan dia mau marahin aku soal kemarin lagi. Bagaimana ini?” ungkap Rania tidak tenang. Ponsel itu berdering terus-menerus. Hingga akhirnya Rania mau tidak mau harus menjawabnya. “Iya, Pak. Ini Rania.” “Kenapa lama sekali. Kamu berangkat ke kantor tidak pagi ini?” tanya Alvin bernada tegas. “Berangkat kok, Pak. Memangnya ada apa?” jawab Rania balik bertanya. “Saya tidak bisa datang. Papa masuk rumah sakit karena penyakitnya kambuh. Lebih baik kamu batalkan semua pertemuan hari ini.” “Ba–baik, Pak. Memangnya Pak Altair sakit apa?” Rania merasa penasaran. Walau bagaimanapun lelaki paruh baya itu adalah saudara dari mama mertuanya. “Bukan urusan kamu. Ya sudah, terima kasih.” Sambungan telepon terputus. Rania memasukkan ponsel ke dalam tas sambil berbicara seorang diri. “Ternyata Pak Alvin juga bisa bilang terima kasih.” Rania pikir Alvin makhluk yang sangat angkuh. Ia tidak tahu jika lelaki itu hanya kura
Read more

SMBAI ~ BAB 170

“Papa ini sudah tua, Alvin. Mungkin umur papa tidak akan lama lagi. Kapan kamu mau menikah? Papa ingin menimang cucu sebelum ajal menjemput.” Alvin terdiam seketika. Luka di masa lalu tidak pernah bisa membuatnya mampu membuka hati untuk cinta yang baru. “Jangan bicara seperti itu, Pa. Alvin yakin Papa akan segera sembuh. Umur Papa masih panjang.” Uhuk-uhuk! Tiba-tiba Altair terbatuk-batuk cukup lama. Dadanya menjadi sesak. Lelaki paruh baya itu kesulitan lagi untuk berbicara. Alvin yang panik segera memanggil dokter agar kembali memeriksa papanya.*** Di kantor, Rafka tampak termenung di kursi kebesarannya. Ia masih terbayang-bayang dengan mimpi buruk yang terlihat seperti nyata. Hingga tiba-tiba ia tersentak kaget saat merasakan seseorang menepuk pundaknya. Siapa lagi kalau bukan Fariz yang masuk ruangan sang CEO tanpa permisi? “Fariz, kamu mengagetkanku saja!” Hampir saja emosi Rafka meledak. “Kamu kenapa Rafka? Tidak biasanya pemilik perusahaan ini malah sibuk melamun.” “A
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
23
DMCA.com Protection Status