Home / Romansa / Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku: Chapter 101 - Chapter 110

200 Chapters

101. Kenapa Tidak?

Lisa memasuki ruang pakaian pribadi Vincent. Ruangan itu dipenuhi aroma harum dari lemari pakaian berbahan kayu mahoni. Busana-busana desainer terkenal menggantung rapi di dalam lemari berlapis kaca. Sebuah meja besar dengan lapisan kaca tampak terisi dengan berbagai aksesori mewah, mulai dari dasi sutra hingga beragam jam tangan mahal edisi terbatas. Sesuai dengan dresscode untuk acara pesta nanti malam, Lisa membawa keluar jas putih yang telah dipilihnya untuk Vincent. Dia menyusun jas tersebut di bagian tengah meja, diperhatikannya setiap lipatan dan detailnya. Sebuah kemeja dan celana panjang putih, diletakkannya di sebelah jas.Dalam kotak khusus, Lisa telah menyiapkan topeng putih yang sesuai dengan tema pesta. Topeng itu terbuat dari bahan ringan dan berhiaskan bulu yang lembut. Dengan hati-hati, Lisa meletakkan topeng itu di atas setelan jas.Lisa juga memilih aksesori-aksesori lain seperti dasi, lencana bunga mawar merah, dan jam tangan mewah untuk melengkapi penampilan Vin
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

102. Masih Terpatri di Hati

Lisa terburu-buru pergi ke kamar mandi pribadi Vincent dan sedikit muntah di wastafel. Dia berkumur-kumur, lalu mencuci mulut dan wajahnya dari sisa air mani milik Vincent yang terasa hangat dan sedikit asin. Lisa menggerutu, “Ternyata sensasinya tak seperti yang selama ini kubayangkan.” Dia tadi nekat melakukannya karena penasaran. Sebelumnya dia pernah membaca adegan semacam itu di novel-novel steamy, yaitu sejenis novel yang fokus pada kisah cinta yang penuh gairah dan adegan intim. Novel stemy seringkali menggambarkan hubungan romantis yang intens dan penuh gairah antara karakter utama. Lisa banyak membacanya karena ingin bisa menuliskan hal serupa. “Lisa?” Vincent mengetuk pintu kamar mandi. “Lisa?” Suara pria itu memanggil lagi karena Lisa belum juga menyahutinya. Lisa terkejut melihat pintu kamar mandi perlahan terbuka, dan di sana, dalam kemegahan maskulinnya, Vincent berdiri hanya berbalut handuk putih yang menutupi bagian pinggang ke bawah, tubuhnya tampak mengesankan. D
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

103. Upaya Perjodohan

Sebuah taman yang luas dan cantik di sebuah tempat yang mewah dihiasi dengan gemerlap lampu-lampu kecil yang tergantung di antara pepohonan hijau dan taman bunga yang indah. Suasana malam yang cerah membuat pesta ulang tahun Lisa Alessio yang ke-21 menjadi lebih istimewa. Dengan konsep pesta topeng dan garden party, para tamu memasuki area pesta melalui gerbang yang dihiasi dengan aneka bunga berwarna putih yang anggun.Gazebo putih yang dikelilingi oleh pohon-pohon anggun menjadi tempat para tamu berkumpul dan menikmati suasana outdoor yang romantis. Setiap meja dihiasi dengan bunga putih yang segar, menciptakan nuansa elegan dan mewah. Lampu-lampu putih yang tertanam di tanah memberikan sentuhan magis pada pesta malam itu.Para tamu yang mengenakan dresscode serba putih memperindah taman dengan keanggunan busana mereka. Wanita-wanita muda yang memakai gaun putih dengan sentuhan aksen bunga memperkuat konsep garden party, sementara pria-pria dengan setelan jas putih menambah kesan ke
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

104. Partner Menari

Vincent mendatangi sebuah meja bundar yang besar dan bertaplak putih bersih, di mana orang tuanya dan keluarga Alessio terlihat berkumpul dalam suasana ceria. Meskipun mereka memakai topeng yang menutupi sebagian wajah, namun Vincent bisa mengenali wajah mereka semua dengan baik. Vincent menyapanya satu per satu. “Wah, percuma ditutupi topeng, ketahuan juga ya ini aku?” canda sepupu Vincent. Orang-orang itu tertawa dan memuji ketelitian Vincent yang sangat baik dalam mengenali wajah mereka, dia tidak pangling sedikitpun. Nuning, mantan istrinya, duduk di antara mereka, berbaur dengan keluarga besar Alessio. Meskipun telah menjadi jandanya Vincent, namun kehangatan keluarga Alessio tetap mengalir padanya. Dalam setiap acara keluarga Alessio, Nuning dan Dennis selalu diundang hadir, bahkan mereka juga meminta Jaka ikut serta datang bersamanya. “Mana Jaka dan Dennis, Ning?” tanya Vincent setelah menyapa semua anggota keluarga besar Alessio. Nuning menjawab sambil menunjuk ke area p
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

105. Teman Menyenangkan

Lisa dan Jaka menari dalam irama lembut lagu "Something Stupid". Lisa, dengan gaun malam putihnya yang indah, terlihat memikat dengan langkah-langkah ringan dan anggunnya. Rambutnya yang tergerai indah mengikuti setiap gerakan tubuhnya, menambah pesona saat dia berputar di tangan Jaka. Jaka memimpin langkah tarian dengan percayaan diri. Sorot matanya menciptakan koneksi yang dalam dengan Lisa, menunjukkan kekompakan dan keindahan tarian mereka. Kedua pasangan menari ini terlihat saling memahami, seakan-akan mereka memiliki bahasa tarian tersendiri. Sorot lampu yang lembut menyinari mereka, menciptakan aura romantis di sekitar lantai dansa. Gerakan mereka yang serasi, senyuman yang terpampang di wajah keduanya, serta alunan musik yang memukau menjadikan adegan ini begitu indah dan penuh keharmonisan. Vincent dan Tamara, yang menyanyikan lagu dari atas panggung, juga terlihat terkesan melihat Lisa dan Jaka menari. Vincent memberikan sorotan ekstra pada pasangan tersebut, membuatnya se
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

106. Trenyuh

“Jadi wanita yang berdansa denganmu tadi itu Lisa, asisten pribadinya Vincent?” Nuning bertanya setelah mereka jauh dari Lisa. “Yup.” Jaka menyahut dengan singkat, seraya melingkarkan tangannya di pinggang sang istri.“Terus, kenapa nggak bilang kalau kamu sebenarnya bisa berdansa?” protes Nuning.Jaka tersenyum mendengar nada merajuk dalam suara Nuning. “Kamu nggak pernah tanya,” jawabnya santai.“Perlukah hal semacam itu aku pertanyakan dulu, Jak? Kenapa bukan mengajakku saja? Malah mengajak Lisa. Oke-oke, dia cantik dan masih muda. Tariannya juga lebih luwes dariku. Kamu memang pintar pilih pasangan berdansa, Jak. Hebat!” ketusnya dengan gigi terkatup.“Sayang, jangan berpikir sejauh itu,” Jaka mengetatkan pelukannya di pinggul sang istri yang sedang ngambek. “Aku tadi tak sengaja berdiri di dekat Lisa, dia terlihat seperti ingin berdansa dan secara spontan aku mengajaknya, aku tak ada niat apa-apa kok, tadi itu betul-betul ajakan spontan. Lagipula dia itu asisten pribadinya Vince
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

107. Ingin Memeluknya

Lisa berada di kamar apartemennya yang tenang, dengan cahaya lampu nakas yang menyorot lembut keemasan, menciptakan suasana yang nyaman. Ranjang empuknya menjadi tempat favorit ketika ide-ide kreatif membanjiri pikirannya. MacBook terbuka di atas pangkuan, dan dengan sepenuh perasaannya Lisa mengetikkan setiap kata dalam naskah novelnya. Jemarinya menari dengan ringan di atas keyboard, menciptakan melodi kata-kata yang terhubung dengan perasaannya. Ceritanya berkembang, menggambarkan adegan-adegan yang penuh emosi. Tidak hanya para tokohnya yang mengalami konflik, tetapi Lisa juga ikut tenggelam dalam dunia ciptaannya. “Kenapa tiba-tiba aku sesedih ini?” gumamnya sambil berusaha fokus mengetik. Adegan kesalahpahaman antara Dona dan Lukas ia ungkapkan dalam kata-katanya yang mencubit perasaan. Lisa merasakan bagaimana detak jantung Dona dan Lukas saling bertabrakan, seolah-olah itu adalah detak jantungnya sendiri. Dalam keheningan kamar, suara ketikannya terdengar mendominasi ruangan
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

108. Kesepian

Lisa duduk di samping tempat tidur Ardi yang masih terbaring lemah. Dia memperhatikan setiap napas yang diambil mantan suaminya itu, tatapan penuh cemas memenuhi matanya. Ruangan perawatan intensif terasa hening, hanya terdengar suara berirama dari alat-alat medis yang memantau kondisi Ardi.Telepon genggamnya bergetar di dalam tasnya. Dia melihat pesan singkat dari Niken, yang memberitahukan bahwa mereka sudah pulang ke Bandung dan membawa serta jenazah almarhum Pak Iman. Naura, adik bungsu Ardi, juga ikut bersama mereka. Lisa menarik napas panjang, merasa iba pada kedua mantan adik iparnya yang tengah terpukul dengan kepergian Pak Iman kali ini. Padahal ibu mereka belum lama pergi. Ditambah kondisi kakak lelaki mereka yang tengah terbaring tak berdaya ini.Lisa tahu dia tak mungkin bisa bekerja untuk sementara waktu, setidaknya sampai ada anggota keluarga Ardi yang datang menggantikannya untuk menjaga Ardi. Saat ini semua keluarga Ardi sedang berkumpul di Bandung untuk mengantarkan
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

109. Sorot yang Sama

Vincent Alessio duduk di ujung meja oval ruang rapat yang mewah. Dengan tatapan tajam dan wibawa yang melekat padanya, dia memandang para direktur yang hadir dengan sikap yang penuh profesionalisme. Ruangan itu dipenuhi aura ketenangan, di sinilah pusat kendali dari segala keputusan bisnis yang akan diambil. Vincent mengenakan setelan jas abu-abu gelap yang membuatnya semakin tampak tegas dan kharismatik. Rambut cokelatnya yang teratur dan sorot mata sewarna karamelnya yang tajam menambah kesan kepercayaan dirinya sebagai seorang CEO. Ponsel pintar dan dokumen-dokumen rapat tersebar di sekitarnya, dia terlihat siap menghadapi diskusi yang kompleks. “Pak Vincent, ini dokumen yang Bapak minta tadi,” kata Rini, sang sekretaris, sambil meletakkan sebuah berkas di sisi kiri Vincent. Vincent mengangguk dan membacanya sejenak. Tak lama kemudian dia segera memimpin rapat. Para direktur yang duduk di sekitar meja memandang Vincent, menyimak ucapannya dengan raut wajah serius. Mereka tahu b
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

110. Galau

Hari-hari di rumah sakit terus berjalan, dan Ardi masih terbaring tak berdaya. Namun dia sudah melewati masa kritisnya. Keheningan kamar perawatannya hanya terputus oleh bunyi perangkat medis yang terus-menerus memonitor kondisinya. Lisa duduk di samping ranjang, mata lelahnya tetap memandang wajah Ardi yang tak kunjung membuka mata. Niken dan Naura, adik-adik Ardi, bergantian berjaga bersama Lisa. Kedua adik Ardi itu merasa terharu melihat Lisa masih setia mendampingi Ardi meskipun mereka sudah bercerai. Terlebih Lisa bersikap seperti kakak bagi Niken dan Naura. Dia memastikan Niken dan Naura tak lupa makan, meskipun kadang dirinya sendiri lupa. “Mbak Lisa juga makan, kalau nggak ntar dicerewetin loh sama orang yang suka ngomel itu. Siapa sih lelaki itu, Mbak? Dia naksir Mbak Lisa ya?” tegur Naura, lelaki yang dia maksud adalah Bona. “Dih, nggak. Mana mungkin dia naksir aku? Kami aja kerjaannya berantem terus kok,” Lisa geleng-geleng kepala dan langsung bergidik membayangkan diri
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status